FF] Your Love Is Too High – PART 5 (END)

Title : Your Love Is Too High

Author : ReeneReenePott

Maincast : Choi Minho, Lee Son Hee(reader: dasar author narsis!! Author : *tutupkuping* aku ingin beginiii aku ingin begituuu.. aku ingin ini itu banyak sekaliiii~~)

Supportercast : Lee Taemin, Kim Kibum/Key, Kang Minchan (a.k.a Mahita), Kim Sung Ran (a.k.a Charismagirl), Lee Donghae, Lee Gikwang, Cho Kyuhyun, Kim Jonghyun, Yong Junhyung, Goo Hara, Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Hwang Tiffany, Choi Sooyoung

Genre : Romance, Comedy, Fluff, School Life

Length : Sequel

Rating : Teen

A/N : LAST PART!! Aku bingung deh, ini sebenernya harusnya jadi twoshoot. Tapi kenapa meluber jadi begini yah?? hadeeehh.. *pecahpala* Ya suda.. silahkan menikmati!! (??) #plakk

Part 5 – END

__

“Menunggu yeojachingu kalian?” gumam Minho sambil menepuk bahu Taemin dan Key yang sedari tadi menatap ke arah pintu masuk. Key mengangguk singkat tanpa mengalihkan pandangannya.

Ruang keluarga dan tamu rumah Minho sudah disulap menjadi seperti ball room sederhana. Yeoja maupun namja dengan topeng beraneka ragam menghiasi pemandangan, dan pasti akan membuat susah untuk mengenali salah satunya. Minuman warna-warni tersusun di meja di sana-sini, kue-kue kecil juga ikut tersedia.

“Kau menunggu siapa? Yuri noona? Atau Lee Son Hee?” goda Jonghyun tiba-tiba. Minho tersentak, lalu menoleh menatap Jonghyun garang.

“Ya!” bentak Minho kesal.

“Yuri noona itu perfect, cantik, dan mengejar-ngejarmu. Sementara Son Hee, yah, dia payah basket, namun ahli dalam matematika, kuakui itu. Pendiam dan kikuk, serta penampilannya dengan behel menurutku itu sangat mengganggu. Kau lebih suka mana?”

“Tutup mulutmu, Kim Jonghyun,” desis Minho kesal. Jonghyun terbahak, namun tawanya terhenti seketika.

“Oh my…” Minho langsung mengikuti arah pandang Jonghyun. Jonghyun melongo menatap ke arah pintu masuk, tepatnya kepada dua orang yeoja yang berjalan beriringan. Yang satu memakai dress berwarna violet, dan satunya lagi berwarna sky blue. Mereka masing-masing menggunakan topeng yang warnanya senada dengan baju mereka. Nampak di belakang salah satu yeoja itu, seorang yeoja lain yang terus menunduk. Ah, Jonghyun tak begitu memperhatikan yeoja yang menunduk itu, namun yang jelas ia tertarik dengan dua yeoja lainnya.

“Ya.. Kim Jonghyun! Singkirkan pikiranmu itu! Ini pesta siapaa woy!” Minho menyenggol lengan Jonghyun.

“Ah.. mereka berdua benar-benar menakjubkan…” desah Jonghyun kagum. Ia makin berkeringat dingin ketika dua yeoja itu melangkah mendekatinya.

“Annyeong Minho sunbae, Jonghyun sunbae,” ujar salah satu yeoja itu, tepatnya yang berbaju violet.senyumnya mengembang pertama untuk Minho, membuat Jonghyun sedikit kesal. “Ah, Minho sunbae, saengil chukkae,”

“Ah, ne, gomawo,”

“Saengil chukkae, Minho sunbae,” ujar seorang yang lain, yang memakai gaun biru. “Annyeong, Jonghyun sunbae,”

“Saengil chukkae, Minho sunbae,” yaang memakai baju berwarna krem berkata pelan. Minho tersenyum kikuk.

“Ne, gamsahamnida,”

“Sunbae tahu dimana Taemin oppa? Aku mencarinya…” Jonghyun mendelik.

“Mwo? Kau mencari Taemin? Kau kenal dengannya?” tanya Jonghyun kaget. Yeja itu mendengus kesal.

“Ya! Sunbae! Kau tak mengenaliku?” serunya. Yeoja disampingnya juga ikut melongo. “Ini aku Kim Sung Ran! Aku yeojachingunya Taemin oppa!”

“MWOYAAA???”

“Dan ini aku. Kang Minchan! Yeojachingunya Key oppa! Sunbae lupa ingatan ya?” seru yeoja disampingnya yang lebih diam. Jonghyun melongo.

“Ah, hanya tidak menyangka saja. Kalian neomu yeoppo,” ujar Jonghyun tulus. “Astaga Minho-yah, mereka ternyata benar-benar cantik! Pantas saja Taemin dan Key tergila-gila pada mereka!”

“Tapi siapa yang ada dibelakang mereka?” tanya Minho penasaran. Jonghyun mengangkat bahunya.

“Tak usah pikirkan, mungkin dia hanya yeoja tak penting yang ikut-ikut saja,” ujar Jonghyun cuek. “Ya, kau harus membuka pestanya, di sini mulai ramai,”

“Kok aku yang membukanya? Harusnya Hara tuh! Dia otak dari pesta ini!” gerutu Minho. Jonghyun cekikikan.

“Kau seperti putra mahkota yang mencari permaisuri deh,”

“Diam kau!”

In another side…

“Kenapa kau bersembunyi di punggungku, Son Hee-yah?” gerutu Minchan sambil menyeruput minuman berwarna oranye, yang ia yakini sebagai jus jeruk. Son Hee hanya nyengir.

“Aku takut,”

“Ish, kau benar-benar aneh,” gumam Sung Ran sambil menggelengkan kepalanya.

Singkat cerita, di pesta topeng itu, mereka harus menarik perhatian pangeran pesta, yaitu Minho yang sedang berulang tahun. Yuri, yang sedari tadi sudah standby di dekat Minho dengan topeng putihnya hanya tersenyum sambil memandangi namja itu. Sementara Son Hee, yang sedari tadi meredam perasaan gugupnya dengan memakan 2 piring cheesecake plus menghabiskan 3 buah risoles (?) hanya memandang cemas ke arah dua chingunya yang sudah berdansa dengan namjachingu mereka masing-masing.

“Ya!” sebuah tangan menepuk pundaknya. Son Hee berjengit dan berbalik.

“Hara sunbae?” gumamnya. Yeoja dengan topeng merah dihadapannya hanya tersenyum.

“Kau tampak berbeda. Kami semua sampai pangling,” ujarnya pelan. Son Hee mengerutkan keningnya.

“Ne?”

“Ne, dari tadi tak ada yang mengenalimu,”

“Ah, ini berkat bantuan kedua chinguku,” jawab Son Hee kikuk.

“Nikmati pestanya ya,” ujarnya sambil berlalu. Son Hee mengulum senyum tipis. Pandangannya kembali terarah kepada sepasang yeoja dan namja yang tengah berdansa di depannya. Dengan mudah ia mengenali itu adalah Minho, Choi Minho. Dengan seorang yeoja yang cantik luar biasa. Dan mereka nampak serasi.

Nyuuttt~

Son Hee menggigit bibirnya. Perasaan sesak menjalari dadanya. Lagi ia menatap ke arah pasangan itu. Seperti ada sinyal, ada sesuatu yang mengalir melalui mata mereka. Tangan Minho yang memeluk yeoja itu membuat mata Son Hee memanas. Ia tahu ia tak pantas untuk merasa cemburu, namun apa daya, tiba-tiba air matanya jatuh begitu saja.

Tiba-tiba pandangannya bertemu dengan mata Minho dari kejauhan, tepat setelah ia mengusap air matanya dengan kasar. Matanya melebar, kedua tangannya terkulai lemah di sisi tubuhnya. Tiba-tiba ia terkesiap, mengalihkan pandangannya dari Minho. Ia berbalik dan melangkah cepat menuju toilet, melepaskan topeng emas yang terpasang di wajahnya.

“Kalau begini aku ingin pulang saja…” setelah berdiam sejenak di toilet dan membasuh tangannya,serta memasang kembali topengnya ia memutuskan untuk kembali ke pesta.

Betapa kagetnya ia, begitu ia keluar dari toilet, sebuah tangan terulur ke arahnya. Ia mendongak cepat, dan matanya langsung beradu dengan mata besar di balik topeng silver itu. Ia terkesiap ketika disadarinya itu adalaah Minho. Dan Minho tengah tersenyum padanya.

“Wanna have a dance with me?” tanyanya lembut. Dengan pelan disambutnya uluran tangan itu, yang langsung membawanya ke tengah lantai dansa. Musik waltz mengalun, membuatnya semakin gugup. Tangan kirinya digenggam oleh Minho, sementara tangan kanannya ia letakkan di dada bidang Minho. Jaraknya dengan Minho sangat dekat, karena lengan Minho sudah melingkari pinggangnya.

“Aku tak begitu mahir berdansa,” gumamnya pelan tanpa menatap mata Minho. Minho tertawa tanpa suara, namun sesat kemudian menatap Son Hee dalam.

“Tak apa, ikuti saja langkahku,” ujarnya lembut. Son Hee menelan ludah. Mereka akhirnya benar-benar berdansa, dan untungnya ia tak salah dalm mengambil langkah. “Siapa namamu?”

“Nan?” tanya Son Hee kaget. Mampus! Batinnya.

“Geurom,”

“Nan… Lee Son Hee,” Son Hee sedikit berjengit ketika Minho mengeratkan lengannya pada pingganggnya, tepat setelah ia mengucapkan namanya.

“Jinchayo?” tanya Minho bingung. “Bukankah Lee Son Hee itu… memakai behel?”

“Ya! Aku melepasnya tadi siang, pabo!”

__

Pesta telah usai, orang-orang sudah mulai menghilang, namun tidak dengan Kim Sung Ran dan Kang Minchan. Mereka masih asyik bercengkrama dengan namjachingu mereka masing-masing, seakan dunia milik berdua. Son Hee hanya menonton keempat mahkluk itu di bangku pesta, dengan kedua sepatu yang sudah ada di kedua tangannya, bukan lagi terpasang di kakinya.

“Minchan-ah, kau benar-benar cantik hari ini, aku sampai melongo melihatmu,” Key mulai menggoda Minchan. Son Hee yang mendengarnya mengeluarkan ekspresi mau muntah, apalagi melihat semburat merah bersemu di kedua belah pipi Minchan.

CHU~

Dengan suksesnya Key mencium pipi Minchan, membuat Son Hee melongo. Teringat lagi insidennya di UKS. Omo..

“Ya! Oppa! Kau membuatku malu!”

“Aish, tamunya sudah pada pulang, untuk apa kau malu?” tanya Key bingung. Ia tersenyum geli melihat Minchan yang tersipu tingkat dewa karena tingkah Key.

“Sung Ran-ah.. ini benar-benar kau, kan?” tanya Taemin melongo dan terus menatap Sung Ran dari ujung rambut hingga ujung kaki. Sung Ran menjitak kepala Taemin gemas.

“Tentu saja oppa… kalau aku bukan Sung Ran berarti aku hantu dong?” tukasnya kesal. Taemin nyengir sambil menatap mata Sung Ran.

“Jincha neomu yeoppo…” desah Taemin kagum.

Blushh

“HIYAAA LEE TAEMIN!!!” Sung Ran memukul bahu Taemin, sementara wajahnya sudah semerah udang rebus duet dengan kepiting bakar.

“Mereka benar-benar kelewatan ya? Apa mereka tidak sadar bahwa ada dua mahkluk di sini yang panas melihat adegan itu?” Jonghyun yang ada di samping Son Hee menggerutu. Son Hee hanya terbahak melihat ekspresi Jonghyun.

“Sunbae saja kali yang merasa begitu,” tukas Son Hee sambil tertawa. Jonghyun mengerucutkan bibirnya, lalu menyambar segelas minuman dan meneguknya hingga habis separuh. “Sabar, sunbae..”

“Bagaimana aku bisa tenang, atau sabar? Mereka benar-benar membuatku IRI!” perkataan Jonghyun sukses membuat Son Hee kembali terbahak.

“Sunbae, aku keluar dulu ya, mau cari angin,” ujar Son Hee tiba-tiba. Jonghyun mengangguk, dan Son Hee bergegas melangkah keluar sambil menenteng sepasang sepatunya.

Ia melangkah menutu ke taman belakang, yang sangat sepi di malam hari itu. Ia menghirup napas dalam-dalam.. ah, ia selalu suka tempat sunyi seperti ini. Dengan langkah pelan tanpa suara, ia berjalan semakin ke belakang, tanpa mengetahui ada sepasang mahkluk bercengkrama di sana.

“Minho-yah..” suara seorang yeoja mendesah, membuat napas Son Hee tercekat. “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu,”

“Apa, noona?’ sahut sebuah suara berat. Son Hee menutup mulutnya, dan bergegas bersembunyi di balik tembok.

“A-aku…” yeoja itu menggantungkan kalimatnya sejenak, smabil memirtingkan kepalanya. Tiba-tiba ia meraih tanagn besar Minho dan menggenggamnya erat. “Saranghaeyo~”

“Noona? Kau??” suara Minho seperti tercekat Son Hee terbelalak, ia sudah mengira hal ini akan terjadi secepatnya.

“Aku mencintaimu, Minho. Mungkin terdengar murahan bila yeoja yang menyatakannya duluan, namun perasaan ini tak bisa kupendam lagi, Minho,”

“Mwoya?” sahut Minho kaget. Son Hee sedikit mengintip, ingin melihat apa yang sedang terjadi.Dan saat itu, Yuri mendekatkan wajahnya ke wajah Minho, dan mencium bibirnya tanpa tedeng aling-aling. Dan memeluknya.

JEDERRR

Kedua mata Minho terbelalak, begitu juga Son Hee. Pertahanannya runtuh seketika. Ia ambruk di atas rumput. Air matanya langsung mengalir. Ia ingin menahan isakannya itu, namun ia tak bisa. Akhirnya, dengan terpaksa ia meninggalkan kedua manusia itu dengan sebuah sayatan di hatinya.

Ia bodoh. Lalu apa arti namja itu menciumnya dulu? Apakah ia hanya sebuah mainan?

__

Son Hee menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Ia pulang tanpa pamit dengan teman-temannya, sungguh perasaannya kacau saat ini. Seharusnya dari dulu ia hanya mengaguminya saja, seharusnya ia tak perlu dekat dnegan namja itu, seharusnya…

Ia mengacak-ngacak rambutnya frustasi. Ia bukan tipe orang yang suka menangis tersedu-sedu, karena itu ia rasa cukup hanya menangis di tempat kejadian. Setelah menenangkan diri, memastikan suaranya tidak akan bergetar bila berbicara, ia meraih ponselnya dan menekan nomor Sung Ran. Terdengar nada sambung setelah ia menekan tombol hijau. Dalam dering ketiga, telepon di angkat.

“Yoboseyo?”

“Sung Ran-ah, mianhae tidak memberitahumu, tapi aku sudah pulang dulu,” Son Hee langsung berbicara to the point. Sung Ran terdiam sejenak, nampaknya ia kaget.

“Kau sudah ada di rumah?” tanyanya cemas. Son Hee mengangguk, meski ia tahu Sung Ran tak bisa melihatnya.

“Ne, aku sudah di rumah sekarang. Bilang pada Minchan, sepatunya akan kukembalikan besok,” ujarnya lagi.

“Tidak usah, kami sengaja membelikannya untukmu, arra? Kau tak pernah mau membeli gaun atau sepatu pesta,” sergah Sung Ran keras. Son Hee tersenyum kecil.

“Gomawo…” ujarnya pelan. “Sampaikan salamku pada Minchan, ne?”

“Ne, arraseo. Tidur yang nyenyak!”

“Ne.. annyeong,” klik. Son Hee menutup telponnya dan melempar ponselnya asal ke atas kasur. Ia hancur sekarang. Hatinya hancur, benar-benar hancur. Oh dear…

Cklek…

“Sudah tidur, sweety?” suara berat Donghae menyambut dari pintu. Son Hee langsung menghapus air mata di pipinya.

“Ne?”

“Astaga, kenapa kau menangis?” Tanya Donghae khawatir. Son Hee ingin mengulas sebuah senyum tipis di bibirnya, tapi nyatanya ia malah menangis lagi. Donghae langsung mengambur memeluknya. “Cerita pada oppa,”

“Hiks…” namun Son Hee tak mengeluarkan kata apapun dari mulutnya kecuali isakan. Donghae hanya mengusap pelan bahu Son Hee, seakan ingin membuat Son Hee merasa sedikit nyaman.

“Oppa mungkin tidak tahu masalahmu, tapi… saengi oppa pasti kuat. Jadilah yeoja yang tegar, arra?” ujar Donghae setelah tangis Son Hee mereda sambil mengelus rambutnya lembut.

__

“Jadi, Choi Minho, eomma yakin kau sudah membuat pilihan, bukan?” seorang wanita paruh baya yang ternyata eommanya menyidang Minho saat pesta sudah benar-benar selesai.

“Eomma…”

“Eomma tak mau mendengar bahwa kau masih berpikir, Choi Minho,” ujar eommanya tajam. Minho menelan ludahnya.

“Memang sudah ada, eomma,” ungkapnya takut-takut. Wajah eommanya langsung berseri-seri. “Tapi kami masih SMA, setidaknya biarkanlah kami bertunangan dulu,”

“Baiklah, eomma kabulkan permintaanmu kali ini,”

__

Sudah 3 hari Son Hee tidak masuk sekolah. Dan sudah 3 hari ini Minho mencarinya. Alasan Son Hee di surat ijin memang karena dia sakit, tapi teman-teman-temannya tidak bisa langsung percaya. Bagaimana mungkin bisa sakit kalau kemarinnya sehat-sehat saja? Ditambah dengan Son Hee pulang duluan dari teman-temannya. Itu semakin menguatkan argumen mereka, sesuatu terjadi kemarin malam.

Hari ini adalah hari keempat, dan Sung Ran tercengang. Ia melihat Son Hee dengan ekspresi wajah datar memasuki gerbang dengan earphone terpasang di telinganya. Ia mengangkat alisnya sejenak, dan bergegas menghampiri Minchan.

“Minchan-ah!” serunya. Yeoja yang sedang memainkan game di ponselnya mengadah bingung.

“Ne?”

“Aku lihat tadi Son Hee ada di gerbang sekolah,” ujar Sung Ran pelan. Minchan membulatkan matanya.

“Dia sudah masuk?”

“Lee Son Hee!” seru seorang namja. Minchan dan Sung Ran spontan menoleh. Son Hee menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kelasnya.

“Wae?” tanyanya dingin. Minho tercengang.

“Aku hanya mau bilang…”

“Ah, Sung Ran-ah~ aku mau pinjam PR Biologi yang kau katakan!” serunya tiba-tiba dan menjauhi Minho. Minho terhenyak. Baik Minchan maupun Sung Ran melongo. Ada apa ini?

__

“Hey, Lee Son Hee.. ada apa denganmu?” tanya Minchan tiba-tiba. Son Hee meliriknya bingung, namun ia terus saja menghabiskan bekalnya.

“Apanya yang kenapa?” balasnya balik bertanya.

“Sikapmu aneh,” sahut Sung Ran. “Kau menjadi dingin dan terkadang periang, namun periang karena terpaksa,”

“Aku merasa biasa saja,” sergah Son Hee cuek. Dan itu semakin menguatkan pendapat keduanya kalau, ada masalah yang sedang disembunyikan.

“Kau pasti menyembunyikan sesuatu, Lee Son Hee,” ungkap Minchan kesal. “Kalau kau mau aku bicara blak-blakan, sepertinya masalahmu ada sangkut pautnya dengan Choi Minho,” tangan Son Hee berhenti menyumpit telur gulungnya.

“Mwo?” ungkapnya tak percaya. “Hubunganku dengannya baik-baik saja. Tak ada yang perlu dibicarakan,” nada dalam suaranya menjadi dingin.

“Karena patah hati maka kau jadi begini, Lee Son Hee?” nada dalam suara Sung Ran terkesan marah. Son Hee mendeongak menatap chingunya. “Aku tak tahu kenapa, tapi kurasa kau patah hati,”

Son Hee mengangkat kedua bahunya tenang. “Hanya perasaanmu saja,”

“Oh ya? Tapi kenapa ekspresimu benar-benar mencerminkan seperti orang-yang-patah-hati-dan-ingin-keluar-dari-masalah?” sindir Minchan sinis. Son Hee menggigit bibirnya.

“Aku hanya tidak ingin membahas itu, oke?”

“Bicaralah, sebenarnya apa yang terjadi?” pinta Sung Ran. Son Hee mendongak menatap Sung Ran ragu.

“Aku…” ia menghentikan kalimatnya sebentar, “Kurasa aku belum siap menceritakannya,” tiba-tiba sebutir air mata lolos dari matanya. Ia mengusap pipinya kasar.

“Geurae. Kalau kau sudah siap, kapanpun kami pasti akan mendengarnya,” Minchan menepuk bahu Son Hee lembut.

“Dan aku mau menanyakan satu hal, tapi jangan anggap ini ada sangkut pautnya dengan masalahmu, arra?!” Son Hee tiba-tiba berjengit mendapati nada dalam suara Sung Ran yang tiba-tiba menjadi tegas. “Kau suka pada Choi Minho, kan?”

“Ani. Aku tidak akan… menyukainya. Arra?” sahut Son Hee lemah.

__

“Ya!! Lee Son Hee!!” suara berat berteriak lagi dari balik punggung So Hee saat pulang sekolah. Son Hee tak memperdulikannya, dan terus melangkah.

“Lee Son Hee!” Minho terus berteriak kepada yeoja di hadapannya yang selalu tak mengacuhkannya. Geram, ia melangkah mendekatinya dan mencekal lengannya, menghempaskannya hingga berbalik menatapnya.

“Wae?” jawabnya dingin. Ia melepaskan cengekeraman tangan Minho di pergelangan tangannya. “Bicara saja,”

“Kau membenciku?” tanyanya setelah lebih banyak diam dan menatap Son Hee dalam. Namun lawan bicaranya membisu. “YAA LEE SON HEE AKU BICARA PADAMU!!”

Dan lagi, Son Hee hanya membuang muka. “Kau membenciku? Sangking bencinya kau sampai muak melihatku?” desah Minho lemah. Yeoja dihadapannya tetap mematung. “Baiklah, kalau itu maumu,”

“Aku hanya ingin berkata padamu,” Minho menarik napas dalam, namun hanya dilirik Son Hee.”Saranghaeyo.”

“Mwo?”

“Hanya itu yang akan kukatakan. Mian sudah mengganggumu. Annyeong,” desahnya lagi dan berbalik pergi.

Son Hee menatap punggung itu tanpa bergeming. Perasaannya terguncang. Astaga, apakaah telinganya perlu dibawa ke dokter THT? Setelah beberapa detik tercenung, ia berlari menyusul Minho dan melingkarkan tangannya di pinggang Minho.

“Hiks… Hiks….” Son Hee mulai terisak, sementara Minho mematung. Ia membalkikkan tubuhnya dan memegang bagu Son Hee. “Hiksss… Hiks… aku…. aku…”

“Wae?” tanyanya bingung. Air mata membanjiri wajah Son Hee, entah mengapa.

“Hiks… Hiks… aku…”

“Ya! Bicaralah yang jelas!!” seru Minho kesal. Ia mengusap air mata Son Hee dengan ibu jarinya lembut.

“Hiks… aku… sebenarnya…” Son Hee terbatuk sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya, “Aku dari dulu sudah menyukaimu, kau tahu?!” serunya sambil melepaskan tangan Minho yang menangkup wajahnya.

“Mwo?” sebuah senyum sumringah terukir di bibir Minho.

“Kau tahu, aku menahan nangis semalaman karena melihatmu dengan Yuri sunbae berci…” Son Hee membekap mulutnya sendiri, sementara Minho nyengir menyebalkan.

“Ah… jadi kau cemburu, begitu?” goda Minho semangat. Wajah Son Hee bersemu merah.

“A-anii…” elakknya. Kedua tangan Minho mencengkeram lengannya, memaksa matanya untuk menatap mata besar Minho itu.

“Saranghae..”

“Na…. do,” jawab Son Hee pelan. Mereka berdua terdiam sejenak, lalu Son Hee berjinjit untuk mencium pipi Minho.

Cupp

“Ya~” seru Minho tak terima. Son Hee mengerutkan keningnya.

“Wae? Kalau berpacaran, cukup di pipi saja…” tukasnya polos. Minho terkekeh.

“Siapa bilang kita pacaran?” ujar Minho entang. Son Hee membulatkan matanya, apa katanya barusan?

“Mwoya?? Kita tidak pacaran ya? Baiklah~~” Son Hee ngeloyor pergi dengan gurat wajah kecewa. Tiba-tiba tangan Minho mencekal tangan Son Hee lagi.

“Ya~ dengarkan kalimatku sampai habis dulu!” serunya keras. Son Hee mengangkat alisnya bingung. “Kita tunangan saja, dan kalau sudah bertunangan, ciumnya bukan di pipi, tapi di sini…”

“MWOYA??” tapi sayang, bibir Minho sudah mendarat dengan mulus di bibirnya~~

END

EPILOG

“Yaa~ siapa yang dulu pernah bilang ‘aku tidak akan pernah menyukainya… arra?’” Sung Ran mencibir. Son Hee hanya bisa nyengir, bingung harus menanggapinya denagn apa.

“Itu.. hanya masa lalu…”

“Ne, hanya masa lalu, kau tahu, aku kaget mendapat undangan bahwa kau akan bertunangan!” seri Minchan heboh. Son Hee membekap mulut chingu-nya itu.

“Yaa.. jangan keras-keras! Haksaeng lain bisa mendengarnya, kau tahu?” dengan sigap tangan Minchan meraih kesepuluh jemari Son Hee.

“Mana cincin itu?” tanyanya heboh. “Aku ingin lihat!”

“Ah, aku masih pelajar, Minchan-ah, jadi tidak kubawa,”

“Bohong!”

“Masa kau tidak percaya padaku, sih?” Son Hee menggerutu. Minchan maupun Sung Ran menggeleng pelan.

“Eh, oppamu akhirnya merestui, ya?” tiba-tiba Sung Ran bertanya. Son Hee mengangguk.

“Iya, awalnya Donghae oppa yang menentangnya keras. Tapi kan dia juga mau menikahi Jessica eonni, ya sudah deh, dia mengijinkan, haha..”

“Jagiyaaa~~~” ketiga yeoja itu langsung menoleh ke sumber suara. Dan

Blushhh

“Kenapa kau kesini, Choi Minho pabo!” geram Son Hee tertahan. Sementara namja jangkung itu mengembangkan senyumnya dan tetap melangkah menuju ke tempat duduk tunangannya itu*ehem*.

“Baiklah, aku pinjam Son Hee-nya dulu, ya?” tiba-tiba namja yang tak lain-tak bukan bernama Choi Minho itu meraih tangan Son Hee dan menyeretnya keluar. Kedua chingunya hanya mengangguk tak sadar, sementara pasangan itu sudah neghilang di balik pintu kelas.

“Mwoya? Ada perlu apa?” tanya Son Hee bingung ketika Minho menyeretnya ke atap gedung. Minho mendekatkan wajahnya, lalu mengadahkan tangannya di depan wajah Son Hee.

“Mana cincinmu?”

“Aish, kenapa menanyakan cincin itu sih?” ujar Son Hee kesal. “Ada di rumah, kalau ke sekolah tentu saja tidak kupakai,”

“Kau bohong,” gumam Minho menyeramkan, membuat bulu kuduk Son Hee berdiri. Jemarinya menyentuh tengkuk Son Hee, menyelusup masuk lewat kerahnya. Son Hee tercengang. Dalam sekejap, sebuah kalu dengan bandul cincin sudah ada di tangan Minho. “Aku yakin pasti di sini, ternyata benar,”

“Kau mengetahuinya?” tanya Son Hee kaget. Minho mengangkat sebelah alisnya, dan melepaskan cincin iti dari kalung yang berbentuk rantai itu.

“Aku ingin melihatmu memakai cincin ini hari ini, arra?” ujarnya sambil memasukkan cincin itu ke jari manis tangan kanan Son Hee. Di kecupnya punggung tangan Son Hee, membuatnya meleleh.

“Berhentilah bersikap sok manis seperti itu, empphh..”

FIN
Otte?? Ending yang memuaskankah?? XDD Tuh kan, sudh kubilang, gak ada kok konflik yang menujurus. Kan cuma gejolak perasaan anak SMA doang huaha XD

Doa’in semoga di next FF aku bisa lebih baik bikin FF, apalagi menyangkut masalah konflik ==” Gomawo ya yang udah baca… ^^

Ayoo.. komen-komenn.. ^^

credit by : whiteee13

[FF] Ending For Begining

Title : Ending For Begining

Author : ReeneReenePott

Maincast : Lee Taemin, Han Sohwa (a.k.a Sohwa)

Supportercast : Lee Jinki, sisanya cari sendiri! #plakk

Genre : Romance, Life, Sad, Angst, Fluff*hanya di flashback*

Length : Ficlet

Backsound : (siapkan tracklist) SS501 – Because I’m Stupid, Davichi – Don’t Say Goodbye, JYJ – In Heaven, penutupnya pasang SS501 – Love Ya yaa.. XDD

A/N : Lohaaa lohaaa!!! Kali ini aku membawakan dedekku yang kusayang #plakkk *lo umur berapa dia berapa* dengan salah satu hero di sini, Sohwa!! Dia dari dulu udah minta tapi kenapa aku baru bisa sekarang yah?? Ah sudahlah, lets cekidot!!!! XD

Sohwa POV

#Flashback#

Rambutku diikat asal-asalan. Ember di tangan kanan, pel di tangan kiri. Kedua kakiku berganti memakai sepasang sandal jepit butut milik penjaga kebun sekolah. Arghh! Pasti karena aku main Harvestmoon sampai jam 3 pagi. Mana guru piket hari ini killer pula!

Ditambah dengan kain lap yang di sandang di bahuku, kini aku persis tukang pijat merangkap OB di sekolah! Grr…. Dengan kejamnya mereka, hanya telambat 5 menit saja aku disuruh mengepel seluruh toilet di sekolah?! Astaga.. Aku mati saja dah… Eh! Jangan-jangan. Nanti eommaku mau tinggal dengan siapa? Aish, hidup kok berat sekali rasanya….

Aku terus berjalan di koridor sekolah yang mulai ramai. Masa bodohlah haksaeng-haksaeng lain mau menertawaiku karena penampilanku yang mirip tukang jamu ini atau apa. Yang penting, barang-barang keramat ini sampai dengan selamat ke gudang. Entah apa karena aku tidak memperhatikan jalan di depanku, tiba-tiba aku menabrak seseorang. Tubuhku jatuh ke belakang, sementara ember yang tengah kupegang isinya berhambur keluar.

Byurrrr

Mampus! Apakah aku sudah mengguyur anak orang? Aku membulatkan mataku ketika mendapatkan sesosok tinggi yang tengah menunduk dan basah kuyup seperti tikus kecebur got. Aku menelan ludah dengan susah payah.

“Mian… Ham… Nida…” gumamku dengan suara tercekat. Oh, ayolah Han Sohwa, berbahagialah ia bukan yeoja! Kalau yeoja aku harus membiayainya ke salon untuk membersihkan diri, kan?!

“Mampus kau Sohwa! Ia kan namja hoobae idol para sunbae!” seseorang seperti bergumam kepadaku. Namja itu perlahan mengangkat wajahnya, membuatku panas dingin. Aku belum ingin mati di sini! Jantungku berdegup seperti minta diselamatkan, mulutku sudah megap-megap bagai ikan yang ditaruh di darat.

Namja itu mengangkat wajahnya, menatapku sejenak, lalu tersenyum. Senyumnya manis sekali.

Astaga?!

Apa?!

Tersenyum?! Aku tidak sedang main drama kan?!

“Gwaechanayo,” sahutnya tanpa emosi kemarahan. Malah sebaliknya, namja itu tersenyum padaku.

#Flashback end#

Knock

Kncok

“Taemin-ah…” sapaku pada seseorang yang pasti berada di ruangan serba putih itu. Tak ada jawaban, namun senyumku tetap mengembang melihat sosok yang terbaring di atas ranjang dengan pakaian pasien. Aku melangkah mendekati ranjangnya dan menarik sebuah kursi ke dekatnya. “Kau tidur lagi ya?” gumamku sambil menatap wajahnya yang nampak pulas tertidur.

Tubuhnya sangat kurus, wajahnya pucat seperti tak ada darah yang mengalir di dalam nadinya. Kuraih tangannya perlahan sambil berusaha menahan air mataku agar tidak terjatuh. Hatiku hancur saat mengetahui keadaannya sudah seperti ini. Setelah hampir 3 tahun kami berpacaran, kenapa baru sekarang ia memberitahu tentang penyakit yang dideritanya. Leukemia stadium 4.

Kenagan dimana pertama kali aku bertemu dan mengenalnya terulang kembali bagai film yang diputar. Aku benar-benar ingin menangis sekarang. Pemvonisan umurnya yang tinggal 3 bulan itu sungguh membuatku hancur. Setelah appa, apakah harus dia, orang yang kusayangi kembali meninggalkanku? Kenapa dunia ini begitu kejam?

Tiba-tiba kurasakan salah satu jemarinya bergerak di dalam genggamanku. Cepat-cepat aku menghapuskan air mata yang sudah mengalir entah kapan ini. Matanya perlahan membuka, lalu bergerak tertuju padaku. Aku memandangnya sambil mengembangkan senyum. Ia membalasku dengan senyumannya yang tak pernah berubah dari dulu. Senyuman hangat yang sangat manis.

“Aigoo, beruntungnya aku, ketika bangun aku sudah melihat wajahmu,” ujarnya pelan yang membuatku terenyuh. Kalau aku tak bisa menahannya, aku bisa menangis di tempat ini.

“Bagaimana tidurmu? Nyenyak?” tanyaku yang dibalas dengan anggukannya.

“Kau menangis, ya?” tebaknya yang membuatku terdiam.

“Aniyo, aku tidak menangis,” elakku. Ia memasang wajah murung.

“Kau pasti habis menangisiku, kan? Sohwa-yah, kenapa kau jadi seperti ini?” cercanya lagi. Mataku memburam, sementara tangisan sudah mencapai pangkal tenggorokanku. Dan kini aku benar-benar menangis di hadapannya. “Jagiya… Uljimayo…” ujarnya lembut sambil mengelus-elus rambutku.

“Aku sedih, melihatmu seperti ini. Kau tinggal 3 bulan lagi disini… Aku… Aku…”

“Gwaenchanna. Meski hanya 3 bulan, aku akan menikmatinya, ne? Mumpung masih ada 3 bulan, jadi selama itu aku benar-benar menginginkan apa yang kumau,” ujarnya dengan senyuman. Astaga, kenapa ia bisa setegar ini?

#Flashback#

“Han Sohwa, kau diminta ke lapangan basket nanti istirahat!” suara salah satu chinguku berseru kepadaku. Aku menoleh kaget.

“Mwoya?”

“Pokoknya, nanti kau harus ke lapangan basket, ne?”

__

Aku menuruti kemauan mereka. Tapi aku juga bingung, kira-kira ada apa ya? Kini seisi koridor menatapku. Hei, apakah penampilanku aneh ya? Kurasa biasa saja. Tapi… Kenapa yang namja cuma cekikikan, sementara yang yeoja menatapku sinis kayak mau menjambak rambutku gitu? Hua… Ada apa ini?

Kini di depanku sudah lapangan basket. Banyak orang yang mengelilingi lapangan itu, semuanya bersorak riuh. Sementara di tengah-tengah lapangan ada seseorang yang memunggungiku. Siapa dia? Setelah beberapa saat aku berpikir, namja itu membalikkan tubuhnya, dan spontan membuatku tercengang. Itukan Taemin! Ia tersenyum dan melangkah mendekatiku yang masih bengong menatapnya.

“Sohwa-yah…” panggilnya. Tiba-tiba ia berlutut. “Maukah kau menjadi yeoja chinguku?”

“MWOYA?!” pekikku kaget setengah mampus.

“Maukah kau menjadi yeojachinguku?” ulangnya yang semakin membuatku melongo. Aku memang menyukainya, tapi, aish! Eotthokke?

“Ne, aku mau,” jawabku tanpa sadar.

“KYAAAAAA!!!!!” jeritan anak-anak membahana. Senyumnya merekah, lalu menarik tubuhku ke dalam pelukannya. Dan kini tubuhku ia putar-putar bagai ontang-anting.

“Yes!! SARANGHAE HAN SOHWA!!!” teriaknya.

“NADO!! TAPI AKU TAKUT HUAAAAA!!”

#Flashback end#

3 months later…

“Kau masuk kuliah hari ini?” tanya Taemin ketika aku membawanya jalan-jalan ke taman rumah sakit. Sebenarnya ia tidak ijinkan keluar, namun sedari tadi ia terus merengek meminta keluar, akhirnya hati suster luluh juga. Maklumlah, ia kan terkenal sebagai noona killer saat SMA dulu hehehe…

“Tentu saja. Begitu keluar aku langsung ke sini,” jawabku sambil terus mendorong kursi rodanya perlahan.

“Kita ke situ saja,” ajaknya sambil menunjuk sebuah bangku panjang yang terletak agak di sudut. Aku menurutinya. Setelah sampai, aku duduk di kursi panjang itu sementara Taemin di sampingku.

“Dingin tidak?” tanyaku ketika semilir angin berhembus. Ia menggeleng.

“Tidak. Sejuk rasanya,” balasnya sambil memejamkan mata. Aku terus memperhatikan setiap lekuk wajahnya, biar menjadi kenangan indah untukku. Tiba-tiba matanya terbuka, dan menoleh menatapku. “Kelak kau ingin menjadi apa?”

“Aku ingin bekerja di balik layar. Entah menjadi sutradara, atau apapun, yang penting aku ingin bekerja di balik layar,” sahutku. Ia hanya tersenyum.

“Aku senang kau punya cita-cita,” ujarnya. “Hei, kau ingat saat kencan pertama kita?”

#Flashback#

“Apa yang akan kita lakukan di sini?” tanyaku saat Taemin mengajakku ke sebuah taman hiburan pada suatu hari Minggu.

“Kita akan kencan,” jawabnya tenang sambil tetap menggenggam tanganku.

“Mwo? Kencan?” tanyaku kaget. Ia mengangguk semangat.

“Ne, setiap orang yang berpacaran harus berkencan, kan?” jawabnya. Aku tersenyum kecil.

“Tentu saja,” balasku singat.

“Karena itu, ayo kencan!” serunya sambil menarik tanganku. Aku hanya melangkah mengikutinya saja. Tapi sebuah stand tenyata merebut perhatianku.

“Taemin-ah, tunggu sebentar ya, aku ingin ke sana,” pintaku padanya. Ia mengangguk dan tersenyum. Aku pun segera melangkah ke stand yang ternyata menjual berbagai macam perhiasan itu.

Mataku menjelajah melihat-lihat puluha kalung yang berjejer di dalam etalase. Hanya satu yang menrik perhatianku. Kalung perak dengan liontin mahkota mungil.

“Ahjumma, aku ingin lihat yang ini,” pintaku pada ahjumma yang sedang menjaga stand ini. Ia mengangguk lalu mengeluarkan kalung itu dari etalase. Aku meraihnya sambil berdecak kagum.

“Kau mau beli itu?” tiba-tiba Taemin berkata tepat di sampingku. Aku menoleh cepat kepadanya dan mengangguk yakin.

“Ne, ini pertama kalinya aku membeli kalung, hehehe… Aku bayar dulu ya!” balasku sambil meronggoh mencari dompet.”Ini berapa harganya ahjumma?”

“Sebenarnya harganya 12 ribu won, tapi karena kalian pasangan yang serasi, kuberi 10 ribu won saja,” balas ahjumma itu yang membuatku tersipu. Baru saja aku hendak mengambil dua lembaran 5 ribu won di dalam dompet, tangan Taemin sudah terulur membayar kalung itu.

“Ini, ahjumma,” katanya dan bungkusan berisi kalung yang kuinginkan sudah ada di tanganku.

“Hey… Kenapa jadi kau yang bayar?” pekikku tidak terima. Ia hanya nyengir dan menggandeng tanganku.

“Anggap saja itu hadiah hari jadi kita,” sahutnya yang membuatku melongo.

“Tapi…”

“Kkaja! Aku sudah memikirkan wahana yang akan kita naiki,” ajaknya sambil menarik tanganku.

#Flashback end#

“Kau mengingatnya?” tanya Taemin sambil menggenggam tanganku. Aku menerawang sebentar, lalu mengangguk.

“Aku bahkan masih memakai kalung ini,” ujarku sambil menunjuk kalung berliontin mahkota yang menggantung di leherku. Ia tersenyum senang.

“Gomawo Sohwa-yah…”

“Tentu saja, apalagi karena kau yang membelikannya, tentu saja akan terus kupakai,” sahutku sambil tersenyum lebar.

“Sohwa-yah.. Mendekatlah…” pintanya sambil mengulurkan tangannya yang kurus. Aku menurut. Senyumnya mengembang begitu jemarinya menyentuh wajahku.

“Ne?”

“Ingatlah, kalau aku sudah tiada di sini, aku pasti akan ada mengawasimu dari sana,” ujarnya sambil menunjuk langit sore. “Bila malam, aku akan menjadi bintang paling terang untukmu. Arraseo?” lanjutnya yang membuat air mataku menetes.

“Ne,” jawabku sekenanya.

“Uljimayo, aku sedih bila melihatmu seperti ini. Tersenyumlah,” aku memaksakan sebuah senyum tulus untuknya. Ia tersenyum juga. “Inilah yang kumau,”

“Kita harus kembali ke kamar, Taemin-ah,” ujarku tiba-tiba begitu melirik jam. Taemin hanya menggeleng.

“Aniyo, aku masih ingin di sini,”

“Geundae…” sahutku lagi sedikit memaksa. Namun ia menarik pergelangan tanganku dengan tatapan memohon.

“Aku akan baik-baik saja,”

“Geuraeyo,” jawabku pasrah. Ia tersenyum, lalu menjulurkan jarinya menarik daguku mendekat ke wajahnya. Semakin dekat dan dekat lagi, akhirnya ia mengecup bibirku lembut. Aku meneteskan air mata begitu ia tak kunjung melepaskan kecupannya. Setelah ia melepaskannya, aku menatap matanya lalu tercengang. Wajahnya sangat pucat sekali, Tuhan!

“Aku berikan first kiss-ku untukmu, ne? Setelah ini, carilah kebahagiaanmu, saranghaeyo…” ujarnya lemah.

“Nado saranghae, Taemin-ah…” sahutku yang disambut dengan senyuman manisnya. Tiba-tiba matanya menjadi sayu, dan…

Bruukk…

Kepalanya langsung ambruk di bahuku. Nafasku tercekat, langsung aku memeriksa denyut nadinya. Tidak ada.

“Taemin-ah?” panggilku dengan suara bergetar. Aku mengguncang-guncangkan bahunya. “Taemin-ah?” panggilku semakin keras. Airmataku mulai berjatuhan lagi, sementara kulitnya mulai mendingin. “TAEMIN-AH!! BANGUNLAH!” jeritku. “Suster! Suster!”

Tangisku menjadi semakin keras begitu segerombolan orang berbaju putih membawa Taemin masuk ke ruangannya. Aku ingin berada di sampingnya, kumohon! Namun salah seorang suster mencegahku.

“Agashi, mianhamnida anda tidak bisa masuk, tunggulah diluar,”

“Apa yang terjadi padanya?” suara seseorang samar terdengar oleh telingaku. Mataku sudah memburam, sementara tangisanku semakin keras. Yang kutahu itu adalah suara Jinki oppa, kakak dari Taemin.

Tuhan, aku tidak kuat bila harus kehilangannya sekarang…

Cklek…

Tiba-tiba pintu terbuka. Aku sudah lemas, aku tak bisa melangkah mendekati uisa ataupun menerobos masuk ke dalam ruangan itu.

“Mianhamnida, ini di luar dugaan,” uisa berkata kepada Jinki oppa yang siaga di depan ruangan. “Siapa keluarganya?” jinki oppa langsung mengangkat tangannya, tapi aku tahu, wajahnya sudah basah oleh air mata.

“Aku hyungnya,”

“Bisa kita bicara sebentar?”

#Flashback#

Aku kembali melepaskan ponsel dari telingaku. Sudah seminggu terahkir ini Taemin tidak pernah menghubungiku. Telponku tak pernah diangkat, boro-boro diangkat, ponselnya tidak aktif sama sekali. SMSku selalu diabaikannya. Sosoknya juga tak pernah nampak di kampus. Aku mulai khawatir tentangnya, apakah ia baik-baik saja?

“Apakah Taemin tak kunjung menghubungimu?” tanya chinguku yang membuatku menoleh. Aku menggeleng pelan.

“Han Sohwa!” suara seseorang menyerukan namaku. aku merenyit, lalu membalikkan tubuh. Dan aku semakin bingung lagi ketika seorang namja melangkah menghampiriku. “Kau Han Sohwa?”

“Ne, kau siapa?” tanyaku balik.

“Naega Lee Jinki imnida, hyungnya Taemin,” ujarnya yang membuatku terkaget setengah mampus.

“Mwoya?”

“Ne, dan kau pasti bingung kenapa akhir-akhir ini Taemin tidak pernah menghubungimu,” katanya lagi dengan sorot mata kesedihan. Tunggu, firasatku mengatakan sesuatu yang buruk telah menimpanya. Semoga saja ini tidak menjadi kenyataan.

__

“Ia mengidap leukimia stadium empat,” ujarnya pelan yang membuatku tersedak liurku.

“MWOYA?!?!” pekikku keras. Kalian tahu, begitu mendengarnya tubuhku seperti disetrum listrik.

“Dan ia tidak memberitahumu tentang penyakitnya karena takut kau akan khawatir,” ujarnya lagi. Mataku mulai memburam.

“Stadium… 4? Kini dimana ia sekarang?” tanyaku berusaha menahan air mata yang sudah ada diujung kelopak mataku.

“Di Rumah Sakit XXX, nomor 879,”

“Kau mau mengantarku ke sana?” pintaku pada Jinki oppa. Jinki oppa hanya tersenyum.

“Karena itulah aku memberitahumu tentang ini. Awalnya ia berusaha keras agar tidak memberitahukan masalah ini padamu, namun kondisinya akhir-akhir ini membuatku tak tahan,”

“Baiklah, oppa, tolong antar aku sekarang juga!”

__

Brakkk

“LEE TAEMIN!” seruku ketika sudah membuka gagang pintu ruangan nomor 879, alias kamar rawat Taemin. Aku menerobos masuk, lalu menadapati Taemin yang tengah duduk memandang keluar jendela menoleh menatapku. “Beraninya kau tidak memberitahuku!” seruku. Ia hanya tersenyum lemah.

“Mianhae,” jawabnya serak. Aku langsung mengambil tempat duduk di sebelahnya.

“Kau tahu betapa khawatirnya aku begitu kau tidak pernah menghubungiku?” sahutku hampir menangis. Aku tidak percaya dengan pemandangan di depanku ini. Ya Tuhan, kenapa sekarang ia nampak kurus sekali?

“Mianhae,” dan kini aku benar-benar menangis sekarang. “Mianhae,” tiba-tiba ia melingkarkan lengannya ke pundakku, lalu menuntun kepalaku untuk bersandar di dadanya. Sesuatu menetes di pipiku. Astaga, ia menangis! “Sohwa-yah, kurasa, hubungan kita cukup sampai di sini saja,” ucapnya dengan suara bergetar yang membuatku bagai tersambar petir. aku melepaskan diri dari pelukannya.

“Mwoya?”

“Aku juga tidak ingin melakukannya, tapi…”

“Tolong ulangi ucapanmu tadi, Lee Taemin?!” pekikku keras.

“Aku tidak dapat membahagiakanmu, Sohwa-yah, kurasa kita berpisah saja,”

“Andwae!” seruku. “Kau akan selalu mebuatku bahagia, Taemin-ah. Tidak peduli kau sedang sakit atau apa, aku akan tetap di sampingmu, kau mengerti?!”

“Tapi… umurku tidak akan lama lagi, Sohwa-yah,” jawabnya pelan.

“Biarkan aku ada di sampingmu sampai akhir hidupmu. Kumohon,” pintaku. “Aku tidak peduli kau sakit apa, yang penting biarkan aku berada di sampingmu semampuku,” lanjutku. Taemin langsung menarikku ke dalam pelukannya lagi.

“Gomawo Sohwa-yah, jongmal gomawoyo,” bisiknya lirih di telingaku.

#Flashback end#

__

Katanya, saat itu ia seharusnya melakukan cuci darah. Namun ia tidak melakukannya. Itulah penyebab dari kematiannya. Seharusnya aku menyuruhnya kembali ke kamar waktu itu, seharusnya aku memaksanya…

“Sudahlah, kau jangan menyalahkan diri sendiri. Taemin yang tidak ingin kembali ke ruangannya,” seseorang berkata kepadaku. Yang kutahu, itu suara Jinki oppa. Aku tetap mematung.

Aku menatap batu nisan yang terbuat dari marmer hitam di hadapanku. Aku sudah tidak dapat menangis lagi sekarang, air mataku sudah habis. Tenggorokanku sudah kering, tapi yang kurasakan sekarang masih sama, ada lubang menganga besar di hatiku. Memberikan rasa perih dan sakit yang tak kunjung hilang.

“Sohwa-yah, aku tahu kau pasti kuat,” Jinki oppa berujar dari balik bahuku. Tangannya menepuk bahuku, lalu melangkah menjauh.

“Taemin-ah, aku tahu kau akan selalu mengawasiku. Saranghaeyo…” entah apa yang kukatakan ini. Yang pasti aku sudah tidak kuat menangis lagi sekarang.

Author POV

5 years later…

Han Sohwa, ia adalah seorang yang penuh tanggung jawab dan pekerja keras. Ia telah menyelesaikan kuliahnya 3 tahun lalu dan langsung terjun ke dunia di balik layar hiburan musik Korea. Tugasnya memanageri seorang penyanyi telah berhasil dan kontraknya selesai bulan lalu. Pekerjaan lain telah menantinya, karena ada lagi seorang penyanyi yang hendak debut di agensinya, SM Entertaiment.

Kini ia tengah terduduk di ruangannya, sendirian dengan MP3 Player yang mengalunkan lagu-lagu klasik. Pandangannya kosong, sementara kedua tangannya menggenggam sebuah kalung dengan liontin mahkota kecil berkilauan. Sebentar ia nampak tersenyum, lalu kembali menerawang. Itulah yang terkadang suka dilakukanya, ketika ia rindu dengan mantan kekasihnya, Lee Taemin. Namun, ia percaya bahwa selama 4 tahun ini, mantan kekasihnya, Lee Taemin selalu menjaganya. Hanya setahun masa-masa terburuknya saat itu, dan ia berusaha bangkit untuk kehidupannya selanjutnya.

“Aku akan baik-baik saja…”

Kata-kata Taemin terus mengiang di telinganya. Dan ternyata kata-kata itulah yang selama ini menjadi sumber kekuatannya. Bila Taemin akan baik-baik saja di sana, kenapa ia tidak? Setidaknya Taemin bisa tersenyum di atas sana ketika melihat hidupnya kembali normal seperti ini.

“Miss Han, ia telah datang dan menunggu di ruangan Mr. Lee,” suara sekretarisnya membuyarkan lamunannya. Cepat-cepat ia memang kembali kalungnya, lalu mengambil beberapa berkas yang ada di atas mejanya.

“Oke, gamsahamnida,”

Sohwa melangkah menuju ke ruangan yang dimaksudkan, dengan penampilan yang seharusnya bagi seorang manager. Senyumnya mengembang begitu telah sampai di depan ruangan yang dituju.

Knock

Knock

“Ne, silahkan masuk,” suara di dalam menyahut begitu Sohwa menyentuh gagang pintu.

Cklekk..

“Annyeonghaseyo,” sapa Sohwa ramah. Pandangannya langsung disambut dengan kehadiran tiga orang yang menatapnya. “Joneun Han Sohwa imnida”

“Ne, Miss Han, aku telah menemukan kontrak selanjutnya untukmu. Ia besar di Amerika, keahliannya adalah menyanyi dan menari,” kata direkturnya. Sohwa menoleh menatap calon ‘artis’nya, dan napasnya langsung tercekat. Namja yang duduk di bagian luar sofa itu, meski rambutnya panjang pirang sebahu namun wajahnya sungguh membuat Sohwa seperti tersetrum listrik. Apalagi senyum itu.

“Annyeonghaseyo, joneun Lee Taemin imnida. Banggapseumnida,”

“Jadi, Miss Han, dia yang akan kau manageri (?) dan kontrak kalian di atas surat telah tertulis selama 6 tahun. Bagaimana? Kau setuju?”

END

Ottheyo? Gaje? Aneh? Alur ga jelas? Bahasa berantakan? Kependekan? Feel gak dapet?*padahal aku bikinnya sampe berucucuran air mata hiks* Huaaaa mianhae…. T^T Kurasa ini endingnya sedikit menggantung, mau sequel?? XDD Tapi gak janjiya, tergantung berapa banyak yang pengen sequel. Di atas 5, aku kasih deh!! XD

Mianhae for typo, alur gaje, aneh, dan kesalahan-kesalahan lainnya. Komen nya ditungguu.. XD

[FF] Your Love Is Too High – PART 4

 

 

Title : Your Love Is Too High

Author : ReeneReenePott

Maincast : Choi Minho, Lee Son Hee(reader: dasar author narsis!! Author : *tutupkuping* aku ingin beginiii aku ingin begituuu.. aku ingin ini itu banyak sekaliiii~~)

Supportercast : Lee Taemin, Kim Kibum/Key, Kang Minchan (a.k.a Mahita), Kim Sung Ran (a.k.a Charismagirl), Lee Donghae, Lee Gikwang, Cho Kyuhyun, Kim Jonghyun, Yong Junhyung, Goo Hara, Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Hwang Tiffany, Choi Sooyoung

Genre : Romance, Comedy, Fluff, School Life

Length : Sequel

Rating : Teen

A/N : Part 4… lumayan panjang hoho XD Warning yah, ini hampir kayak HHJJF(Happy Happy Joy Joy Fiction) So, gak ada konflik yang menjurus, apalagi sampe bikin reader sebel sama karakternya atau adegan yang mellow ampun-ampunan hoho XD Cuma dibuat berdasarkan mood author yang lagi kacau #plakkk

 

Author POV

“Ya! Son Hee! Jangan melamun terus!” seorang yeoja dengan pakaian persis seperti dirinya berseru dari balik meja kasir. Son Hee yang tengah memegang lap dan semprotan (?) langsung tersentak.

“Eh? Mianhae..” jawabnya lalu membungkuk dan meneruskan kembali pekerjaannya.

“Kau masih SMA, kan?” tanya yeoja itu. Son Hee hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela kaca yang besar itu.

“Nde, waeyo eonni?” tanya Son Hee balik.

“Aniyo, terkadang aku hanya rindu masa-masa sekolah,” ujar yeoja itu, yang bernama Tiffany sambil bertopang dagu. “Aku sudah kuliah, namun tetap saja rasanya berbeda dengan sekolah,”

“Tentu saja eonni, oh ya, namjachingu eonni mana? Bukankah jam segini ia suka datang dan memesan sesuatu?” tanya Son Hee. Ya, Tiffany sudah mempunyai namja chingu bernama Ryeowook.

“Ah, Wookie? Sepertinya ia memiliki sedikit urusan dengan dosennya jadi kemungkinan agak telat,” balasnya dengan nada merenung. “Son Hee, kau sudah punya namja chingu?”

“Ah, aniyo, aku tidak punya,” jawab Son Hee tenang. Tiffany membulatkan matanya tak percaya.

“Jinchayo? Bukankah anak sekarang sukanya pacaran?”

“Hahaha, aniyo eonni, bukan begitu. Hanya saja, di sekolah belum ada yang…”

“Menarik perhatianmu?” tanya Tiffany sambil mengangkat sebelah alisnya. Son Hee menggeleng.

“Aku sudah mempunyai namja yang aku suka eonni,” tukas Son Hee riang. “Tapi, aku merasa sulit untuk meraihnya. Dia namja populer di sekolah,”

“Ah, namja populer. Pastilah jadi idola, iya kan?”

“Namanya Choi Minho,” gumam Son Hee. Kedua mata Tiffany membulat.

“Mwoya? Choi Minho? Adiknya Choi Sooyoung?” Son Hee hanya mengangguk polos menanggapi ucapan Tiffany.

“Aku menyukainya sejak MOS. Dan aku tidak tahu kalau ia lumayan dekat degan oppaku,” cerita Son Hee singkat, “Seingatku ia orang yang ramah, baik kepada semua orang dan tidak sombong. Benar-benar tipe impian yeoja deh!”

“Ya, Sooyoung memang memiliki adik yang sangat manis,” Tiffany menimpali, “Dia bahkan populer di kalangan mahasiswa,”

“Mwoo?”

“Nde, mahasiswa jurusan komputer, Kwon Yuri jelas-jelas mengincarnya. Hah, aku tak tahu seleranya benar-benar berondong seperti itu,” Son Hee terbahak.

“Aigoo jinchayo? Sekarang memang jamannya couple dongsaeng-noona sih,” gumam Son Hee dan kembali melanjutkan tugasnya mengelap kaca. Dalam hatinya terbesit rasa khawatir, secantik apa sih Yuri sunbae itu?

__

“Aigoo, Kyuhyun oppa, kau benar-benar gila memberiku soal sebanyak ini,” keluh Son Hee saat seratus lima puluh soal esai matematika tersaji tepat di hadapannya, siap untuk disantap.

“Kau benar-benar manja. Olimpiade ini berlangsung tidak lama lagi tahu, jadi kau memang harus dilatih ekstra-keras,” jelas Kyuhyun tanpa perasaan. Ia mulai bejalan mondar-mandir di depan kelas bak sonsaengnim.

“Hish, arasseo,”

“Ohya, target menngerjakan seluruh soal ini adalah… 60 menit saja. Di mulai dari… sekarang!”

“Argh oppa!” erang Son Hee frustasi sambil menyambar penanya.

__

“MWO?” seru Son Hee kaget. Ditangannya sudah ada sepucuk surat undangan berwarna putih dengan garis biru muda. Ia kembali mendongak cepat, menatap ke seorang yeoja berambut panjang dengan wajah secantik boneka.

“Ne, aku ingin kau datang,” ujar Hara tegas sambil menatap mata Son Hee lurus-lurus.

“Nan?” ujar Son He sekali lagi sambil menunjuk dirinya sendiri. Hara mengangguk yakin. “Aku pikir kau salah orang, sunbae,”

“Ani, aku sama sekali tidak salah,” balasnya.

“Ini pesta ulang tahun Choi Minho? Astaga, ia seperti yeoja saja pakai undangan segala,” gumam Son Hee. Hara yang mendengarnya langsung terbahak.

“Masalahnya, di pesta ulangtahunnya nanti ia harus memutuskan untuk memiliki yeojachingu. Karena itu, ahjumma ingi megundang sebanyak-banyaknya yeoja,”

“Konsepnya… mwo? Pesta topeng?” gumam Son Hee lagi saat meneliti cover undangan itu. Hara kembali mengangguk.

“Nde, pesta topeng. Minho harus mencari yeojanya di pesta topeng. Unik ya? Itu ideku dan Junhyung oppa. Kemarin Minho langsung memprotes karena terkesan seperti cerita Cinderella. Tapi menurutku itu sama sekali tidak. Ya kan?”

“Geundae sunbae, sunbae tidak mengundang yeoja yang lain?” tanya Son Hee bingung. Ia menggeleng.

“Ani. Yeoja yang membuatku tertarik hanya kau. Mereka terkadang membuatku kesal dengan gaya mereka,” balas Hara cuek.

“Aku punya chingu yang tidak terlalu lebay kok..”

“Tapi mereka sudah punya namjachingu, kan?” potong Hara yakin. Son Hee memngangguk.“Itulah masalahnya. Harus yeoja single,”

“Astaga, ini seperti acara pencarian jodoh deh,” ungkap Son Hee takut-takut. Hara hanya tersenyum.

“Geurom, halmoeninya ingin agar ia cepat menikah dan memberikan cucu,” perkataan Hara membuat Son Hee tersedak liurnya sendiri.

“Mwoya? Halmoeninya? Menikah? Punya cucu?”

“Aish, itu tidak penting. Yang pasti, kau akan datang ke pesta itu, kan?” pinta Hara memelas. Son Hee mengigit bibirnya.

“Masalahnya sunbae, ini pertama kalinya aku ikut pesta-pesta seperti ini. Pesta topeng pula,” gumam Son Hee lemah. Hara mengibaskan tangannya.

“Ah, soal itu mah gampang. Yang pasti, kau akan ikut, kan?” akhirnya Son Hee mengangguk juga. “Gomawo!”

“Ne, aku akan mencoba deh,”

“Hey, aku dengar kau akan mengikuti olimpiade matematika ya? Hwaiting!” seru Hara sambil mengepalkan tangannya. Son Hee hanya bisa tersenyum menanggapinya.

“Ne, 3 minggu lagi. Gomawo sunbae,”

Son Hee POV

3 weeks later

Di sinilah aku sekarang. Di sebuah ruangan yang ada di Seoul International University,dengan berlembar-lembar soal matematika. Dengan mengerjakan soal-soal ini, aku tengah membawa nama sekolahku sebagai satu-satunya siswa yang mengikuti olimpiade matematika kelas X tingkat nasional (emang ada?#plakk)

Aku kembali mendongak menatap pengawas yang memasang tampang seram dengan datar. Menunggu aba-aba mulai darinya. Kurasa aku sudah mengerjakan soal macam ini ratusan kali dengan Kyuhyun sunbae—dia terus merecokiku dengan soal seperti itu—jadi kurasa soal-soal ini tidak akan terlalu sulit bagiku.

“Baiklah, kalian bisa mulai mengerjakan soal-soal ini,” ujar pengawas tenang.

__

“HIYAAAAHHH akhirnya selesai juga!!” pekikku girang setelah kurang lebih satu setengah jam berkutat dengan matematika tadi. Aku sudah ngibrit ke bawah, ke taman yang ada di pinggir lapangan basket outdoor.

Kutemukan sosok Kyuhyun oppa yang tengah berjalan sambil berbincang dengan sonsaengnim. Aku melambaikan tanganku ke arahnya. Ia menoleh lalu melangkah mendekatiku.

“Ottheyo? Kau bisa mengerjakannya tidak?” tanya Kyuhyun oppa. Aku mengacungkan kedua jempolku.

“Aku sudah berlatih berkali-kali dengan oppa, jadi aku lancar saja mengerjakannya,” jawabku sambil mengecek ponselku. Wah! Chinguku semuanya mengirimiku pesan!

From : Kim Sung-Ran~

Son Hee-yah, hwaiting!

From : Kang Minchan~

Kerjakan dengan baik, ne? Fighting!

From : Donghae oppa~

Saenggg~~ selamat berjuang! Doa oppa menyertaimu!!

From : Gikwang oppa~

Saeng, kerjakan dengan benar, ne?! Kau membawa nama sekolah, arra!!

From : xxxxxxxxx

Son Hee-ssi, hwaiting! Semoga sukses!

Aku merenyitkan kening. Nuguni? Ah, mungkin Taemin sunbae atau Key sunbae atau Hara sunbae. Minho sunbae? Yah, meskipun aku berharap tapi aku tak berani mengira. Aku membalas pesan-pesan mereka satu-persatu, kerajinan kah? Hehehe.

“Mereka mengirimu pesan?” tanya Kyuhyun oppa yang ada di hadapanku. Aku hanya mengangguk.

“Nde,” jawabku sambil memasukkan ponsel kembali ke dalam saku, “Kita kembali, oppa?”

“Ani, kita menunggu yang ikut olimpiade IPS dan beberapa yang ikut Fisika. Tunggulah sebentar lagi,” jawabnya sambil mengecek jam. “Kau lapar? Ingin makan?” aku menggeleng.

“Ani. Oppa saja kalau mau. Aku sudah sarapan di rumah,” tolakku sambil tersenyum.

Author POV

“Minchan-ah!” panggil Sung Ran tiba-tiba. Minchan yang sedang makan siang bersama Key di kelas mereka hanya bisa menoleh bingung.

“Wae?” jawabnya cuek.

“Ani, kurasa ada sesuatu yang janggal deh,” ujarnya pada Minchan yang duduk di seberang. Minchan mengangkat alisnya sambil menyuapkan telur gulung ke mulut Key.

“Janggal apanya?”

“Triple date!” seru Sung Ran semangat. Minchan menghentikan aktifitasnya, demikian pula Key.

“Ah iya! Kita lupa! Kita belum menentukan tanggal dan jamnya, kan?” ujar Key ikut-ikutan. Sung Ran hanya mengangguk polos. “Mana Taemin-mu?”

“Ah, dia sedang ada urusan,” kilah Sung Ran. Key mengangkat sebelah alisnya.

“Hati-hati, Sulli mengincarnya,” ujarnya hati-hati. Sung Ran Cuma nyengir.

“Soal itu aku juga tahu,” balasnya. “Aku percaya padanya, lagipula perhatiannya padaku sama sekali tak berkurang kok,”

“Ya, Taemin pernah bilang padaku seperti itu,” ujar Key pada akhirnya. “Jagi, kau mau ikut jadi pasanganku tidak?” tiba-tiba Key beralih berkata pada Minchan.

“Mwoya? Pasangan apa?” tanya Minchan kaget. Key hanya tersenyum simpul.

“Di pesta ulang tahun Minho, akan ada pesta topeng. Kau mau ikut kan? Jadi pasanganku?” pinta Key. Sung Ran mendengus melihat kemesraan itu. Tentu saja, ia sekarang Cuma sendirian dan hanya di temani dengan pensil dan buku kimia. Bagaimana tidak panas?

“Haish, kalian berhentilah membuatku panas, arasseo?!” seru Sung Ran ketika kedua mahkluk itu mulai saling menggelayut manja.

“Tentu saja aku mau, gomawo oppa!” balas Minchan senang. Key mengacak rambutnya. Sung Ran mendengus karena dia dikacangin.

“Hish, kacang seribu won lima bungkus deh,” desahnya lemah.

“Sung Ran-ahhh~~!” seru seorang namja dari balik pintu kelas. Sung Ran mendongak, dan mendapati Taemin tengah tersenyum kepadanya. “Apa kabar?”

Sung Ran hanya terdiam sambil menatap Taemin. Taemin yang bingung karena Sung Ran tak kunjung menjawab sapaannya hanya menggaruk-garuk kepalanya bingung. “Jadi kau menyapa yeojachingu-mu dengan ‘Apa kabar’? Neo neomu jincha!”

“Ah, mianhae Sung Ran-ahhh.. jangan marah dong jagiiii~~” Taemin menggelembungkan pipinya. Sung Ran hampir saja melupakan bahwa ia sedang kesal dengan namja satu itu ketika ia hendak menjerit ketika melihat namjachingunya yang memang Prince of Aegyo.

“Ya! Kau merayuku lagi!” Sung Ran menjaga gengsinya setinggi langit dengan menatap Taemin tajam walahpun hatinya meleleh melihat tingkah Taemin seperti itu.

“Geurom, wajahmu lucu kalau di rayu, hehehe..”

“YA!!! Lee Taemin!!”

“Sekarang kalian yang merasa dunia milik berdua,” gumam Key kesal. Minchan hanya cekikian melihat Key. “Ya! Lee Taemin! Kita harus membicarakan triple date yang sebelumnya kita lupakan begitu saja!”

“Oh iya! Triple date! Kenapa aku bisa lupa?” gumam Taemin bingung. “Memangnya kita mau kemana?”

“Ku usulkan ke tepi sungai Han saja, sepi dan romantis… hehehe…” timpal Sung Ran tiba-tiba. Minchan mengangguk setuju.

“Daripada Lotte World? Di sana ramai sekali,”

“Arasseo, kita bisa ke Sungai Han. Kapan?” kata Key pada akhirnya setelah berpikir cukup lama. Minchan mengembangkan senyumnya, sementara Key hanya mengacak rambutnya sayang. Sementara Taemin hanya melirik yeoja chingunya yang seakan tak peduli dengan pembicaraan itu.

“Ya.. Kang Sung Ran…” Taemin menyenggol bahu yeojanya itu. Sung Ran tetap membuang muka. “Ashh, kau benar-benar tidak asik… masa begitu saja marah sih jagi aegi yeobokuuu~~”

Blush

“YAA!!! KAU JANGAN MEMBUATKU MALU LEE TAEMIN!!” Sung Ran memukul bahu Taemin dengan wajah yang semerah kepiting rebus. Taemin tergelak melihat tingkah yeoja chingunya.

“Iyyaah, jagi, kau mau jadi pasanganku ke pesta ulang tahun Minho tidak?” tanya Taemin to the point setelah meredakan tawanya. Sung Ran membulatkan matanya.

“Mwo? Pesta ulang tahun Minho?” Sung Ran berpikir sejenak, sepertinya tadi Key sudah sedikit menyinggung tentang pesta itu.

“Ne,”

“Pesta topeng itu kah?” tanyanya.

“Kau tahu?”

“Ne, tadi dua manusia itu terus bercengkrama tentang pesta itu,” ujar Sung Ran sambil menunjuk Key dan Minchan yang sudah tak mengindahkan siapapun lagi. Serasa dunia milik berdua yey..

“Kau mau jadi pasanganku?” tanya Taemin sambil menatap mata Sung Ran dalam. Sung Ran tersenyum dan mengangguk.

“Geurae,”

“AAAAA GOMAWO YEOBOOO~~”

“YAAA KANG MINCHAN KITA MAU TRIPLE DATENYA KAPAN?” seru Sung Ran menghindar dari pelukan Taemin yang mungkin bisa mengundang gosip tak sedap diantara mereka (author ngaco._.V)

“Kita urus masalah itu sesudah pesta ulang tahun Minho, oke?” ujar Key. Minchan mengerutkan keningnya.

“Mwoya?” gumamnya kaget. “Tidak akan bisa oppa, Minho pasti sudah punya yeojachingu,”

“Bagaimana bisa?” tanya Key bingung. Minchan memutarkan kedua bola matanya kesal.

“Kan oppa yang cerita kalau pesta itu untuk mencarikan Minho sunbae seorang jodoh?” Minchan sedikit berjengit ketika ia mengucapkan sebaris kalimat itu. “Sementara tujuan kita mengadakan triple date ini kan untuk mendekatkan Son Hee dan Minho…”

“Oh iya ya..” Key menepuk jidat mulusnya. “Bagaimana kalau besok? Jam… sekitar jam 4 sore?”

Son Hee POV

Aku mendengus saat menunggu di halte bus. Mereka benar-benar… argh! Aku pikir rencana mereka untuk mengajakku triple date itu hanya bohongan. Ternyata beneran! Dan aku harus ikut karena tidak sengaja menyetujuinya. Haish! Kenapa dunia makin sulit sih?

Brumm…

Aku merenyitkan kening ketika sebuah motor berhenti di hadapanku. Si pengendara membuka helmnya, dan ternyata itu Minho sunbae! Omo!

“Cepat naik,” katanya singkat. Aku hanya mengangguk singkat dan menuruti perintahnya. Kalian merasa aneh kenapa aku menurutinya? Aku saja bingung apalagi kalian! (woy, orang authornya juga bingung kok)

Kami berdua akhirnya berboncengan*ehem* sampai ke tempat tujuan, yang gak lain gak bukan adalah Sungai Han. Aku heran pada Minchan dan Sung Ran, kenapa mereka memilih tempat ini ya? Apakah karena mereka bosan dengan keramaian? Atau ingin berduaan dengan lebih syahdu? Aaku turun dari boncengan, dan 2 pasangan sudah muncul di hadapanku sambil nyengir lebar.

“Kita mau ngapain sih?” tanyaku bingung. Sung Ran memutar kedua bola matanya kesal.

“Triple date lah, Lee Son Hee. Kau ini bolot atau bagaimana?” tukasnya enteng. Aku melongo. Triple date? Di tempat sesepi ini? Triple date versi baru atau apa nih? Oke, tidak sepi sih, cuma ada beberapa orang atau pasangan yang sedang menyelesaikan atau baru memulai piknik di sore ini.

“Kau yakin? Kupikir bila di Lotte World akan lebih seru untuk triple date,” gumamku.

“Tapi di sini lebih romantis, Son Hee-yah..” Minchan mendesah. Aku membulatkan bibirku.

“Tapi kalian kan bisa pergi double date saja? Kenapa aku harus di ajak?” balasku lagi. Sung Ran tampak salah tingkah, sementara Minchan memasang ekspresi aku-tidak-dengar-apa-yang-kau-katakan.

“Sudahlah, kkaja!” Key sunbae meraih tangan Minchan dan mengajaknya pergi. Demikian pula dengan Taemin dan Sung Ran.

Aku melirik menatap Minho sunbae, yang juga sama melirikku.

__

“Ah.. es krim…” gumamku saat sebuah gerobak tertangkap oleh indra penglihatanku. Minho sunbae yang sedang berjalan di sampingu ikut menoleh.

“Kau mau es krim?” tanyanya. aku berpikir sejenak lalu mengangguk. “Baiklah. Tunggu di sini ya,”

Aku menggigit bibirku. Astaga, tingkahku tadi sangat memalukan! Padahal aku kan bisa beli sendiri… heish!

Gusrakk…

Gusrakk..

Duak…

Aku menoleh cepat ke belakang. Kurasa aku barusan mendengar suara-suara aneh, tapi aku bingung suara apa itu.

“Yaiks! Oppa! Jangan dorong-dorong punggungku!” lho? Itu kan suara Sung Ran? Aku merenyitkan kening dan mengedarkan pandangan. Tak ada yang bisa di jadikan tempat persembunyian, kurasa. Selain semak belukar yang luar biasa besarnya itu. Apa? Semak belukar?

“Kalian?!” pekikku kaget saat empat orang manusia duduk berjongkok di belakang semak ini. “Apa yang kalain lakukan? Bukannya kencan, ini kan keinginan kalian!”

“Hehehe… kan kami penasaran dengan apa yang akan terjadi padamu dan Minho sunbae…” Sung Ran menggaruk-garuk kepalanya yang.. kurasa sama sekali tidak gatal. Aku mengerutkan kening dan menatapnya sedikit kesal.

“Tidak ada apa-apa diantara kami. Kami berdua hanya akan menunggu kalian selesai kencan, arra?! Sekarang bubar! Kencan sana!” aku mencak-mencak tak jelas. Benar-benar kekanakan(?)

“Son Hee-ssi, ada apa?” suara Minho sunbae mengagetkanku yang masih memperhatikan kedua pasangan yang melangkah menjauh dengan malas itu. Aku menoleh, lalu tersenyum tipis.

“Aniyo,” ia menyodorkan cone yang berisi 2 scoop eskrim vanilla.

“Igeo, katanya kau ingin es krim, kan? Bagaimana kalau kita makannya di batang tumbang itu?” usulnya sambil menunjuk ke sebuah batang pohon yang sangat besar di tepi sungai.

“Geurae,”

Author POV

“Sunbae, gomawo sudah menemaniku hari ini,” ujar Son Hee tulus saat ia sudah diturunkan di depan rumahnya. Minho tersenyum tipis.

“Ne, cheonma,”

“Oh ya… pesta ulang tahun sunbae…”

“Pesta norak itu? Haish, jangan bahas itu. Aku kesal dengan Hara dan Junhyung hyung karena mereka merencanakannya tanpa meminta persetujuan dariku,” potong Minho sedikit kesal. Son Hee langsung mengunci mulutnya. “Ah, kau masuklah, ini sudah sore. Jaljayo..”

“Ne, jalja…”

__

“Ya! Saengi-ya!” Donghae menghempaskan tubuhnya di samping tubuh adiknya yang berbaring di atas ranjang.

“Ne?”

“Tadi kau kemana?” tanya Donghae pelan. Son Hee mendesah.

“Triple date… bersama chinguku…” jawabnya lemah lalu menoleh menatap oppanya. “Waeyo?”

“Tak apa,” Donghae terdiam beberapa saat. “Lalu… kau…. berpasangan dengan?”

“Minho sunbae,” jawabnya lagi. Donghae membulatkan matanya.

“Namja?!?!”

“Ya iyalah oppa, masa aku mau nge-date sama yeoja? Aku kan bukan lesbi, oppa,” Son Hee tertawa kecil. Donghae mengerucutkan bibirnya.

“Lebih tampan siapa? Aku atau dia?” tanya Donghae manja. Son Hee menaikkan sebelah alisnya.

“Bagiku? Eum…. Minho sunbae,”

“YAAA! Kenapa bisa dia lebih tampan dariku? Aku ini oppa paling tampan sedunia, kau tahu?!” Donghae mencubit kedua pipi Son Hee.

“Adaw… oppa! Arra, arra, oppa yang paling tampan deh!” Son Hee akhirnya mengalah. Donghae tersenyum senang.

“Kau menyukainya?” tanyanya lagi. Senyum Son Hee menghilang seketika, lalu berdeham kecil.

“Ne, kurasa begitu,”

“Hiyaaaa!! Mana sih yang bernama Minho itu? Kenapa dia membuat adikku berpaling padanya hah?!?!” Donghae merutuk kesal. Son Hee terbahak melihat tingkah oppanya.

“Oppa ada-ada saja deh. Oppa juga sudah punya Sicca eonni, kan?” Son Hee mengadu bahunya dengan bahu oppanya.

“Hish! Kau ini! Tapi awas kalau dia membuatmu menangis, arra?! Kubejek-bejek(?) dia!!” Donghae mengepalkan tangannya, mungkin sedikit… dendam?

“Ya! Oppa! Aku belum jadian dengannya, tahu!”

“Iyakah? Ah.. syukurlah…”

“Dasar oppa aneh!”

“Apa kau bilang?!?!” Donghae membulatkan matanya, sementara Son Hee terkikik geli.

__

Seorang yeoja yang berumur sekitar awal dua puluh-an, melangkah memasuki gerbang sekolah yang sepi itu. B’Goss International High Shcool, yeoja itu tersenyum samar begitu membaca tulisan besar yang tertulis di gedung mewah di hadapannya. Ya, gerbang dan suasana sekolah nampak sepi karena jam pulang masih sebentar lagi.

Ia melangkah pelan, menelusuri setiap koridornya. Mengundang tatapan terpesona dari setiap haksaeng namja yang tak sengaja memandangnya dari balik jendela kelas. Namun yeoja itu seakan tak peduli, terus menelusuri koridor hingga sampailah ia di kantin sekolah. Yeoja itu anak kuliahan, tentu saja. Nampak seumuran dengan putri pemilik sekolah itu, Choi Sooyoung. Dan nama yeoja itu adalah Kwon Yuri.

Ia memastikan datang ke sekolah itu untuk mendapatkan namja incarannya. Yah, ini sih baru permulaan. Bila nasib baik datang padanya, keinginannyaa pasti akan terwujud.

Kriiinggg

Kriingg

Baru saja ia selesai menyeruput jus jeruknya sampai habis, bel sekolah berdering. Ia bangkit dan berjalan ke depan koridor kelas XII. Banyak haaksaeng yang sudah keluar kelas. Sebagian besar namja menatap terpesona padanya. Namun ia hanya fokus mencari satu namja. Maatanya menemukan sosok namja itu yang baru saja melangkah keluar kelas. Ia mengembangkan senyumnya, dan melambaikan tangan.

“Minho-ah!!”

Minho menoleh ketika mendengar namanya dipanggil. Seulas senyum juga terlukis di bibirnya. Ia melangkah cepat ke arah yeoja itu. “Annyeong Yuri noona,”

“Minho-ah, aku disuruh noonamu untuk menjemputmu dan membawamu ke rumah. Kkaja!”

“Ndee??” Minho membelakakkan kedua matanya. “Untuk apa noona? Aku bisa pulang sendiri,” lanjutnya.

“Kau lupa hari ini hari apa, heuh?” Yuri menjitak kepalanya.

“Auch! Appoyo, noona,” keluk Minho. Ia berpikir sejenak, lalu mendengus pelan. “Arrayo! Tapi aku kan pasti pulang, noona,”

“Sooyoung sudah takut kalau kau tidak akan pulang. Pestamu sudah direncanakan dengan matang, dan ia bisa marah besar kalau kau tidak ada,” ujar Yuri. Minho mendengus kesal. Tangannya langsung tiarik oleh Yuri, mau-tak mau ia ikut berlari, mengikuti Yuri ke mobilnya.

Seorang yeoja berkucir satu baru saja menginjakkan kakinya di tengah lapangan sambil menyelempangkan tasnya. Pandangannya tak lepas dari yeoja dewasa yang menggandeng tangan Minho itu. Ia mengerang.

“Ah, itu mungkin yang bernama Yuri. Benar-benar cocok untuknya, YAAA apa yang kau pikirkan Lee Son Hee??” tiba-tiba ponsel di sakunya berdering. Dengan cepat ia mengangkatnya, “Yoboseyo?”

“…”

“Ah, ne, uisa (:dokter), jadi siang ini kawat gigiku sudah bisa dilepas?”

__

“Kau mau membunuhku, Kim Sung Ran?!” seru Son Hee membulatkan matanya. Sebuah ponsel menempel di telinganya. Ia sudah ada di rumahnya, baru saja ia mengganti seragam sekolahnya dan tiduran di ranjang. “Aku kurang yakin benar-benar pergi ke pesta itu atau tidak,”

“Astaga, Lee Son Hee, Hara sunbae secara eksklusif mengundangmu, bagaimana bisa kau tidak datang?! Aku akan datang ke rumahmu nanti sekitar jam 3. Kau harus mandi, keramas, dan pakailah pakaian santaimu dulu. Aku dan Minchan akan mendandanimu,” jelas Sung Ran panjang lebar dari telepon.

“Bagaimana dengan kalian?” tanya Son Hee sambil mengerutkan keningnya. “Pasti Key dan Taemin sunbae mengundang kalian, kan?”

“Ah, kami mah gampang. Sekarang, cepat mandi dan keramas, yang bersih, arra?!” klik.

“Errgghhh…” erang Son Hee malas. Ia menyambar handuknya, menoleh ke lemari bajunya sebentar, mengambil sepotong levis pedek dan kaus putih, dan melesat menuju ke kamar mandinya.

Sekitar setengah jam kemudian—dia sengaja berlama-lama saat mandi—ia baru keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang masih ia keringkan dengan handuk. Matanya melirik jam. Baru jam 2 lewat. Ia mendengus, menyambar buku novel fantasynya, lalu duduk di atas ranjang. Itulah caranya mengahbiskan waktu, benar kan?

Baru saja ia mau memasuki 3 bab terakhir, bel rumah berbunyi nyaring. Berpikir bahwa oppanya, Gikwang yang membukakan pintu, ia hanya mendongak sekilas dan melaanjutkan aktifitasnya. Benar saja, suara canda 2 yeoja yang familier di telinganya terdengar makin keras.

Cklek…

“Son Hee-yah, ah ternyata kau sudah mandi. Good job!” Minchan mengeluarkan jempolnya. Yang membuat Son Hee takjub adalah, tas besar yang mereka bawa.

“Apa… yang kalian bawa itu?” tanya Son Hee polos. Minchan dan Sung ran saling pandang, lalu menatap Son Hee sambil tersenyum.

“Gaunmu, gaun kami, dan sepatu. Oh ya, kami juga membawa make up. Aku dan Minchan sudah make up duluan, tinggal me’mermak’mu,” ujar Sung Ran. Son Hee membulatkan matanya.

“Mwoya??”

“Sekarang, duduk di sini!”

“Hey!! Jangan anarkis dong!!” seru Son Hee ketika kedua temannya itu sudah memenjarakan dirinya di depan meja rias.

“Well, Lee Son Hee, akhirnya kau menyingkirkan behelmu yang mengganggu pemandangan itu,” gumam Minchan saat ia mengambil hair dryer dari dalam tasnya, dan disambut kekehan dari Son Hee.

Beberapa jam kemudian…

“Tada!!! Selesai deh!!” pekik Minchan dan Sung Ran girang. Mereka nampak puas dengan hasil karya mereka, benar-benar sempurna.

“Sekarang, khusus untukmu, aku menyediakan sepatu dengan heel cuma 5 cm. Kalau tinggi-tinggi, bisa rugi,” ujar Minchan nyablak sambil meraih sepasang sepatu berwarna putih gading dari dalam tas. “Apalagi kalau yang memakai seorang Lee Son Hee… pulang-pulang bisa sudah mendarat di tong sampah karena heelnya copot semua!” lanjutnya.

Son Hee memonyongkan bibirnya yang hanya dipolesi lip gloss pink. Kenapa? Dia membenci lipgloss yang berbau dan apalagi berasa seperti rasa strawberry! Tubuhnya sudah dibalut simple short dress warna krem yang bagian bawahnya mengembang dengan ikat pinggang putih. Rambutnya dikelabang hingga setengah kepala (??) dan diberi jepit kupu-kupi putih. Make up simple untuk mencerahkan wajahnya. Dan heel sudah terpasang di kedua kakinya. Sederhana, tapi ia nampak cantik.

“Tampangmu aneh, Son Hee-yah,” Minchan bergumam kepada Son Hee yang sedari tadi memonyongkan bibirnya.

“Lip glossnya bau…”*ternyata dia menuruni sifat author hokakaka* namun perhatiannya tersita oleh penampilan kedua chingunya. Sung Ran, memakai mini dress off-shoulder berwarna violet muda, dengan rambut yang digelung antik namun tetap menyisakan anak rambutnya tergerai dan jepit berbentuk pita dengan warna senada di sisipkan ke gelungan rambutnya itu. Riasan wajahnya minimalis, benar-benar keren. Kali ini heel yang ia gunakan setinggi 7 cm, menakjubkan menurut Son Hee. Sementara Minchan menggunakan dress tanpa lengan berwarna sky blue. Rambut panjangnya di kelabang ke samping, dan heel setinggi milik Sung Ran. Make upnya yang bernuansa biru dengan sedikit glitter membuatnya tampak berbeda dari biasanya.

“Siap semuanya?” tanya Minchan kepada Son Hee yang masih melongo menatap kedua chingunya.

“Kalian.. yeoppo…” gumamnya. Sung Ran langsung terbahak.

“Kau juga. Ini topengnya. Kalau di pesta topeng, harusnya kau tidak boleh dikenali siapapun,”

“Arra…”

Cklek…

“Wohoo.. ladies, ada apa kalian berdandan se’heboh’ ini?” tiba-tiba Gikwang muncul dari balik pintu kamar Son Hee. Son Hee hanya nyengir.

“Kami diundang ke pesta ulang tahun Minho sunbae…” Gikwang nampak terkejut dengan penuturan Son Hee.

“Aku tidak dia ajak? Ah, ya, dia sudah bercerita. Hanya yeoja single yang boleh ikut,” sindir Gikwang dengan tampang jahilnya. Kedua alis Son Hee terangkat, menandakan ia tak setuju dengan gagasan itu.

“Aku boleh ikut kan, oppa?” tanya Son Hee. Gikwang hanya mengangguk menyeteujui.

“Tentu saja, mengapa tidak?”

“Wait…. sepertinya aku mendengar ada yang menyebut ‘pesta’ dan ‘Minho’,” Donghae tiba-tiba keluar dari tempat persebunyiannya. “Oh my…”

“Kenapa hyung? Son Hee cantik banget ya hyung?” Gikwang terkikik geli. Donghae menatap saenginya takjub.

“Ya! Kau tidak boleh keluar rumah!!” pekiknya dan menyeret Son Hee masuk kembali ke dalam kamar.

“OPPA!!! AKU HARUS PERGI!” jerit Son Hee bingung. “Ish, oppa, aku diundang loh oppa, kan tidak sopan kalau mengabaikan undangannya begitu saja…”

Donghae menghentikan langkahnya dan menatap Son Hee kesal. “Ya sudah deh. Ingat, kalau kau bertemu namja bilang ke oppa, ne?!”

“Ne, arrayo!”

TBC

GYAAAAA Ottheyo?? Rada aneh kah kencannya? Bukan kencan kan itu? *ini orang ngomong apa sih* #plakkk Next udah kelar. Yeeahh.. #plakk Gamsahayoo yang udah baca.. dimohon komen, kritik dan sarannyaa ^^

 

credit by : whiteee13

[FF] Your Love Is Too High – PART 3

Title : Your Love Is Too High

Author : ReeneReenePott

Maincast : Choi Minho, Lee Son Hee(reader: dasar author narsis!! Author : *tutupkuping* aku ingin beginiii aku ingin begituuu.. aku ingin ini itu banyak sekaliiii~~)

Supportercast : Lee Taemin, Kim Kibum/Key, Kang Minchan (a.k.a Mahita), Kim Sung Ran (a.k.a Charismagirl), Lee Donghae, Lee Gikwang, Cho Kyuhyun, Kim Jonghyun, Yong Junhyung, Goo Hara, Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Hwang Tiffany, Choi Sooyoung

Genre : Romance, Comedy, Fluff, School Life

Length : Sequel

Rating : Teen

A/N : ANNYEONG ^o^ kali ini aku membawakan FF jadulku, yang dibuat pasca Go away ._.V hanya sedikit yang kupoles, Cuma konflik dan beberapa bagian. Kubuat ringan supaya akunya gak bingung sendiri ^^V Mian kalo baahasanya masih rada-rada kasar, hehe ^^

Part 3

Son Hee POV

Sepertinya ada yang mengikutiku sejak tadi deh. Atau hanya perasaanku saja ya? Akh molla. Yang penting selama pekerjaanku tak terganggu sepertinya akan baik-baik saja. Eh?? Entah deh.

Aku melangkah ke loker karyawan, hendak mengambil pakaian gantiku. Setelah mendapatkannya, aku pun mengganti seragam sekolahku dengan pakaian itu. Selesai mengganti baju, aku langsung melakukan instruksi tadi. Aku mengambil krim vanilla dan serbuk mocca yang ada di ruang penyimpanan, lalu melangkah ke dapur.

“Chef, ada yang bisa kubantu?” tanyaku sambil mencuci kedua tanganku, tentu saja. Saat memasuki dapur, keadaan harus steril, bukankah begitu?

“Ne, tolong, keluarkan cheescake itu dari oven, lalu oles bagian atasnya dengan selai stroberi dan krim vanilla,” sahut chef yang tengah sibuk dengan adonan dan beberapa wajan yang sesekali dikontrolnya.

“Nee.. Nanti mau dibawa ke meja mana chef?” tanyaku lagi sambil mengoleskan selai stroberi dengan kuas yang sudah tersedia.

“Ada 2 porsi untuk meja 6. Dan 1 porsi untuk meja 2,” sahutnya lagi. Aku mengangguk meski ia tak dapat melihatnya.

“Oh nee…” Aku menyiapkannya dan bergegas mengantarnya. Namun begitu aku mengantarkan ke meja 2…

“Sunbae?” sapaku ragu. Benar atau tidak, sunbae di depanku ini, Choi Minho? Benarkah?

“Kau.. Bekerja disni?” tanyanya langsung. Aku tersentak dan mengangguk.

“Ne,” jawabku singkat.

“Wae?”

“Aku hanya ingin belajar mandiri. Haha,” balasku sambil tertawa garing.

“Dengan bekerja seperti ini?” sergahnya lagi. Kok aku serasa diwawancara ya?

“Ne. Oppadeul juga begitu,” jawabku sekenanya, mengingat Gikwang dan Donghae oppa yang juga bekerja sepertiku, hanya saja pekerjaan mereka sudah lebih ‘berkelas’ dibanding pekerjaanku.

“Oh. Sekarang duduk,” katanya tiba-tiba. Aku melongo.

“Mwoya??”

“Temani aku makan,” katanya lagi yang membuatku mulai grogi.

“A.. Aniyo.. Aku ga bisa. Aku karyawan..”

“Sudahlah.. Dibolehin kok sama bos. Lagian sepi sekarang, pengunjungnya cuma sedikit,” ujarnya lagi, yang membuatku terpaku.

“Tetap saja aku tidak boleh,”

“Boleh..” tegasnya yang membuatku langsung merinding.

“Ya sudah,”akhirnya aku pun duduk di hadapannya ketika bosku tersenyum ke arahku. “Cepat habiskan! Ottheyo? Massitayo?” tanyaku ketika ia mulai menyuap strawberry cheesecakenya itu.

“Sabar sihh… Neomu massita!” sahutnya sambil tersenyum. Ya Tuhan… andai saja aku terkena serangan jantung, aku bisa stroke duluan!

“Kalau begitu sering-sering datang ke sini ya!” sahutku. Yah, tak apa deh. Mumpung nambahin pelanggan, hehe…

“Pastinya. Begitu tahu kau kerja di sini..” katanya lagi yang membuatku langsung tercekat. Ya, aku memang bukan tipe yeoja peka tapi aku juga bisa salah tingkah kalau dalam situasi seperti ini.

Mwoya?? Apa katanya?? Jangan geer dulu.. Jangan geer dulu….

“Silahkan saja..”

“Hei.. Nih..” serunya sambil memberikan garpu yang sedang dipakainya padaku. Aku menatapnya bingung. Apakah garpunya terjatuh? Jadi kotor, begitu?

“Mwoya??

“Suapi aku,” ujarnya tiba-tiba. Aku mendleik menatapnya sambil menganga.

“Kau gak punya tangankah??”

“Yee.. Ngeyel. Cepetan ah!” idih, ini orang kok maksa sih ==

“Kaga maoo!!” seruku. Ia menelan ludahnya dan menyenggol lenganku. Maunya apa sih? Kalau dia seperti ini terus bisa-bisa jantungku tak bisa dikontrol lagi XD

“Ck, ah nih anak. Cepetan ah!!” ia menyenggol lenganku lagi.

“Sirreo!! Aku masih banyak kerjaan!!” sahutku dan kabur kembali ke dapur.

__

Pekerjaanku sudah selesai. Yeah, aku capek sekali, pengunjung hari ini lumayan banyak, padahal biasanya tidak ada setengahnya dari ini. Aku bergegas mengganti bajuku lalu melangkah keluar cafe. Dan.. Aku menemukan…

“Saengi-yaaaa~” sebuah suara berat yang sangat kurindukan terdengar dari arah luar. Aku menoleh cepat.

“Oppa!! Kapan datang?” tuh kan, dugaanku benar. Oppaku, Lee Donghae, ada di sini sekarang. Aku berlari kecil menghampirinya dan langsung memeluknya erat.

“Barusan beristirahat sepulang dari bandara. Dan.. Kau….” ujarnya sambil memeprhatikan tubuhku dengan seksama. Baiklah, aku hanya bisa menelan ludah khawatir sekarang ”Ya!! Kau tambah kurus!! Kau sangat kurus!! Kau menyiksa dirimu hah??” bentaknya tiba-tiba tepat didepan wajahku.

“Enggak oppa, aku sama sekali gak nyiksa diri kali. Ga tau deh kok jadi gini. Yang penting setiap hari aku makan kok!” sungutu pelan. Yah, meski terkadang nafsu makanku sering overload…

“Jinchayo?” aish oppa ini percaya pada adiknya tidak sih?

“Iyaa!! “ balasku juga.

“Hahaha, asik deh. Kau jadi lebih manis kalau begini…” hadeh, ini lah sifat asli oppaku. Dihadapan orang lain sih pendiam, tapi begitu jiwa aslinya keluar.. SUKA GOMBAL!

“Aihh, oppa mah bisanya gombal doang! Bagaimana keadaan Sicca eonni?” tanyaku mengalihkan topik sembari melangkah keluar dari café.

“Aku akan melamarnya segera,” desahnya sambil menerawang. Mataku membulat senang. Kuharap ini bukan sebuah candaan.

“Jinchayo?? Yeeey!!! Akhirnya aku dapat kakak ipar jugaa…” seruku senang. Donghae oppa hanya tersenyum.

“Haiishh.. Kenapa sih kau begitu lucu heumm? Kalau begini lama-kelamaan lebih baik aku melamarmu daripada melamar Sicca,” ujarnya tiba-tiba sambil mencubit kedua pipiku gemas. Kayaknya bukan gemas lagi deh, sampai sakit banget begini, huhu…

“Yaikkss oppa! Sakit!” seruku sambil memukul pelan lengannya. “Oppa aneh ih, kita kan saudara sedarah oppa, mana mungkin menikah!” ia mengacak rambutku lembut.

“Hehehe.. Sudahlah, kkaja, ayo kita pulang!” dan kami tengah berhadapan dengan motor sport oppa yang super duper keren. Tidak hanya motornya, yang punya juga keren banget! Kena jampi-jampi apa yah aku, kok bisa punya oppa sekeren Donghae oppa?

Sesampainya dirumah, kami langsung disambut oleh eomma dan Gikwang oppa. Omo, ia begitu keren dengan rambutnya yang masih basah itu. Kenapa yah, oppadeulku kok keren semua? Sedangkan aku tidak? Heu.. Nyakiit!!!

“Eomma!! Oppa!!” seruku sambil menerobos masuk ke dalam rumah.

“Kau mandi dulu sana! Bau tau!” eommaku berseru sambil menepuk pundakku. Aku mengerucutkan bibir. Namanya baru pulang ya pasti bau lah eomma!

“Nee..” sahutku menurut. Gikwang oppa yang berdiri di samping eomma nampak berusaha menahan tawanya. “Apa yang kau tertawakan hah?”

“Aniyo… Hahaha…”bukannya mereda, tawanya malah mengeras. Haish..

“Ya! Oppa! Belum sikat gigi ya? Mulutmu bau!”

“Ehh.. saengi durhaka. Aku sudah sikat gigi tahu!” balasnya sambil menjitak kepalaku.

“Haish aku mandi dulu!” aku melangkah ke belakang tempat jemuran handuk.

“Mandi yang bersih ya!” samar-samar kudengar suara Gikwang oppa cekikian di belakangku.

“Atau mau kumandikan, Heenie-ahh?” Kini suara Donghae oppa yang berkicau. Hya… mereka suka sekali menggodaku!

“Ya! Oppa! Aku sudah besar tahu!” sahut ku kesal, tapi kedua oppaku malah ngakak. Ckckck…

Dan akhirnya aku masuk ke kamar dan bergegas mandi. Setelah selesai mandi, aku menggunakan handukku untuk mengeringkan rambut. Lalu melangkah keluar kamar.

“Ya!! Saengi-yaa… Kenapa kau begitu kurus??” Donghae oppa berseru tak terima padaku. Aku membulatkan mataku kaget.

“Mwo??”

“Tak apalah, donghae, lagipula lebih baik seperti ini, ya kan Son Hee?” ujar eomma bijak. Aku hanya nyengir tanpa berkata apapun.

“Sudah.. Sudah.. Lupakan soal kurus atau enggak. Sekarang kita makaan!!” dengan semangat ia langsung menyendokkan sesuap besar kimbap hingga mulutnya menggelembung. Astaga… oppaku brutal sekali…

“Oppa, kau sangat bersemangat. Sebenarnya berapa lama kau tidak makan kimbimbap heuu?” ledekku yang masih memegang sumpit bersih, belum tersentuh makanan apapun. Donnghae oppa mengangkat kepalanya sejenak, lalu nyengir dengan mulut penuh makanan.

“Sudah setahun saeng… Dan tidak ada apa-apa disana…” jawabnya dengan tampang memelas. Hah, aku malah ingin tertawa melihatnya.

“Hah? Tidak ada kehidupankah disana?” tanya Gikwang oppa polos. Aku Cuma bisa ngakak sambil mencomot udang goreng dan menyuapkan kimbap ke dalam mulutku.

“Hahh.. Dongsaengku yang ini kok pabonya sama sih kayak Sicca. Maksudku tuh kaga ada masakan korea yang benar-benar enak disana.. Apalagi.. Masakan eomma kan selalu khas.. Ehehehehe….” jawab Donghae oppa sambil terus nyengir.

“Merajuk tuh eomma!” seruku dan Gikwang oppa serempak.

Author POV

Son Hee sedang berkutat dengan berbagai macam soal matematika yang ada di hadapannya ketika jarum pendek jarum jam sudah menujuk ke angka 3, menandakan ia mulai mempersiapkan olimpiadenya bersama parternya, Cho Kyuhyun. Kepalanya mulai terasa panas saat mengerjakan soal ke-lima puluh.

“Hyahhh aku tidak kuat lagi! Hanya segini kemampuanku! Aku harus mengistirahatkan pikiranku,” pekik Son Hee sambil membanting penanya. Kyuhyun menatapnya sambil mencibir.

“Dasar. Kau ini memang kurang latihan ternyata. Ya sudah, berapa soal yang kau selesaikan?” tanya Kyuhyun pada Son Hee yang sedang memijit keningnya.

“Lima puluh dari tujuh puluh lima soal. Heuu…” desahnya sambil merilekskan otot tengkuknya yang hampir kram karena selama satu setengah jam terakhir ia terus menunduk dan berkutat dengan soal-soal itu.

“Hm, tidak buruk untuk hoobae sepertimu,” gumam Kyuhyun dan mulai memeriksa jawaban Son Hee.

“Otte? Kuharap tidak banyak yang salah,” gumam Son Hee sedikit harap-harap cemas. Kyuhyun menyipitkan matanya beberapat saat, lalu menggoreskan pensilnya di atas jawaban Son Hee.

Cklekk..

“Hey, Cho Kyuhyun!” sebuah suara menyambut dari luar pintu. Son Hee menoleh dan mendengus. Sementara yang disapa menyambutnya dengan senyum lebar.

“Kenapa oppa ke sini?” tanya Sopn Hee sedikit jutek. Namaj yang baru masuk itu, Gikwang, menoleh menatap saenginya sambil nyengor lebar.

“Tugasku melatih di bidang fisika sudah selesai. Ya, kau belum selesai juga?” tanya Gikwang dengan nada sedikit mengejek. Son Hee memeletkan lidahnya sejenak lalu meraih penanya.

“Tentu saja belum. Aku hampir gila di beri soal sebanyak 75 oleh chingu evil oppa satu ini!” tunjuk Son Hee sedikit kesal. Kyuhyun menurunkan lembar jawaban yangs sedang di periksanya dan menatap Son Hee garang.

“Apa katamu barusan?” desisnya. Son Hee hanya nyengir kuda.

“Animnida,” sahutnya singkat. “Oh, ayolah, sudah selesai belum? Aku sangat keroncongan belum makan siang,”

“MWO? Belum makan siang? Pabo!” seru Gikwang. Son Hee hanya nyengir kuda, sementara Gikwang menatapnya tajam.

“Hehe, mianhae, habis aku masih ada urusan dengan…” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Gikwang sudah menyeretnya keluar.

“Ya! Kyuhyun-ah! Aku bawa saengiku ini makan dulu, bisa diomeli habis-habisan aku oleh hyungku kalau sampai dia telat makan,”

“Ya! Oppa! Apa-apaan! Tadi aku sempat mengganjal perutku dengan roti kok!” sela Son Hee tak terima.

“Ah, pokoknya sekarang kau makan dulu, oke? Oppa yang traktir,” Son Hee mengangkat sebelah alisnya ketika oppanya mengatakan sebaris kalimat itu.

“Tumben oppa mau mentraktirku,”

“Ya, jangan berpikir yang macam-macam,” ancam Gikwang. Son Hee hanya menahan tawanya.

“Ya, anggap saja kalau aku berpikir kalau oppa hendak menyogokku untuk meminta nomor telpon dan alamat e-mail Hyosung, hahaha,” Son Hee terkekeh sendiri. Gikwang hanya berdecak kesal.

“Kau benar-benar usil! Sudahlah, kau mau pesan apa?” tanya Gikwang. Son Hee berpikir sejenak, sebelum akhirnya memutuskan.

“Ramen dan kimchi soup!” seru Son Hee semangat.

Son Hee POV

“Ya, Lee Son Hee pabo. Sedari tadi kau dipanggil tapi tidak menyahut,” tiba-tiba Sung Ran sudah berdiri di hadapanku yang sedang duduk manis bersama novel kesayanganku. Sunshine Becomes You.

“Waeyo? Aku tidak mendengarmu Sung Ran-ah, kau tahu sendiri kan kalau aku sudah baca novel,” sahutku sambil nyengir. Sung Ran hanya memutarkan bola matanya kesal.

“Aniyo, hanya ingin memberitahumu, mau triple date tidak?”

“Mwoya?” seruku kaget. “Triple date?”

“Ne, aku dengan Taemin oppa, Minchan dengan Key sunbae, kau…” ia menimbang-nimbang sejenak. Aku langsung menyilangkan kedua tanganku di depan dada.

“Andwae. Kalau pasangannya Gikwang oppa aku tidak akan mau,” sahutku keras. Sung Ran langsung terbahak.

“Tentu saja bukan pabo! Aku akan memasangkanmu dengan Minho sunbae,” ujarnya lagi. Aku menghembuskan napas lega. Tapi aku baru mencerna kata di akhir kalimatnya tadi. Aku menerjapkan mataku.

“Mwoya? Minho sunbae?”

Author POV

“Nde? Triple date?” Minho berseru keras saat Key dan Taemin menceritakan rencana mereka.

“Ne, kalau double date itu sudah biasa, makanya lebih baik mencoba triple date, aduh! Sakit Taemin!” maki Key ketika kakinya diinjak oleh Taemin. Taemin hanya menatapnya sambil mengerutkan keningnya kesal.

“Kapan memangnya?” tanya Minho pada akhirnya. Taemin dan Key sama sama membulatkan mata mereka.

“Kau menyetujuinya?” tanya Taemin ragu. Minho mengangguk yakin.

“Ne, tentu saja,” jawab Minho tegas. Tiba-tiba Kwangmin dan Youngmin berlarian memasuki kelas, membuat ketiga namja itu menoleh heran.

“Ya! Kalian itu kenapa?” Tanya Taemin bingung. Kwangmin dan Youngmin hanya mengatur napas mereka yang masih satu-satu.

“Hh.. ada rumor… hhh.. kalau… hh..” Youngmin berusaha memberitahu apa yang ada di pikirannya, karena wajahnya nampak panik sekali.

“Rumor? Rumor apaaan?” sergah Key bingung. Ia mengguncang-guncang bahu Youngmin. “Ya! Pabo! Cepat katakan!”

“Kyuhyun sudah punya pacar anak kelas X. Namanya Lee Son Hee,” jelas Kwangmin saat napasnya sudah teratur. Youngmin hanya mengangguk membenarkan ucapan Kwangmin.

“MWOYAAA??” seru Minho, Taemin dan Key serempak.

“Bagaimana bisa?” Minho menetralkan suaranya lagi, merasa masih gengsi mendengar berita itu.

“Kemarin, mereka berdua berjalan berdua di koridor sekolah,” jawab Youngmin polos. Key menjitak kepalanya. “Adawww..”

“Bagaimana bisa disimpulkan kalau mereka berdua pacaran hanya karena ‘berjalan-berdua-di-koridor-sekolah’ hah??” pekik Key kesal.

“Masalahnya, mereka berjalan berduaan lama sesudah jam pulang sekolah,” gumam Kwangmin. Minho mengerutkan keningnya. Pulang sekolah?

__

“Hahahahahaha…” Son Hee tertawa ngakak saat kedua temannya menatapnya penuh tanda tanya. “Kalian salah pahamnya terlalu sekali sih!”

“Lah, kalian berdua hanya berduaan, di koridor sepi, ngobrol akrab, lama sesudah pulang sekolah pula! Apalagi kalau bukan pacaran coba,” cerocos Minchan tidak terima. Son Hee memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

“Kalian benar-benar lucu. Untuk apa aku pacaraan dengannya? Ia hanya melatihku untuk mengikuti olimpiade matematika, hahahaha…” Sung Ran dan Minchan saling pandang.

“Tapi…”

“Sudahlah, kalau kalian mau bukti, kalian bisa membuntutiku sepulang sekolah,” ujar Son Hee santai.

“Baiklah, baiklah, kami percaya padamu,” Sung Ran dan Minchan akhirnya menyerah.

“Hei, ada yang mau ikut aku ke perpustakaan?” ujar Son Hee. Keduanya menggeleng tanpa berpikir lagi. Son Hee mengulum senyum tipis lalu melangkah keluar kelas.

Ia melangkah dengan tenang, sangat tenang. Tapi banyak sekali haksaeng-haksaeng yang memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ia memang merasa sedikit risih, tapi ia mencoba untuk tidak memperhatikannya. Tiba-tiba matanya menangkap sosok Key , Taemin dan Minho menuju ke arah kelasnya.

“Annyeong haseyo sunbae,” sapanya ramah yang membuat ketiga namja itu melongo. Tiba-tiba Key ingat dengan apa yang dikatakan si Kembar itu dan langsung mengacungkan jari telunjuknya ke depan wajah Son Hee.

“Ya! Kau! Apa kau benar-benar pacaran dengan Kyuhyun?” serunya keras. Son Hee hanya membulatkan matanya polos.

“Nde? Mwoya?” tanyanya bingung.

“Haish, apa kau benar-benar pacaran dengan Kyuhyun?” cerocos Key lagi.

“Hahaha, aniyo sunbaenim,kami tidak pacaran kok, selera humor kalian tinggi sekali hahaha…” balas Son Hee yang tawanya langsung meledak seketika.

“Geundae, kalian jalan berdua di koridor itu?” tanya Minho penasaran. Son Hee berusaha meredakan tawanya, lalu menatap Minho lurus.

“Ia membantuku menyiapkan olimpiade matematika,” sahutnya kalem. Ketiga sunbaenya hanya ber-oh ria. “Geurom, aku ke perpustakaan dulu ya, annyeong,” lanjutnya dan meneruskan langkah ke arah perpustakaan. Minho tercenung, sementara Taemin dan Key sudah melangkah meninggalkannya.

“Ya! Choi Minho! Kau ngapain di situ?” tanya Taemin seraya berseru. Minho menoleh, lalu bergegas mengikuti mereka.

“Eh, mian mian..”

“Kkaja!!”

TBC

OTTHEYOO?? #plakkk Bahsanya sedikit, berubah, nah besok udah berubah semuaa!! #pletaksss Semoga feelnya masih dapet yaa XDD

Gomawo yang sudah baca, komen , kritik dan saran ditampung semuaa XDD

 

credit by : whiteee13

FF] Your Love Is Too High – PART 2

Title : Your Love Is Too High

Author : ReeneReenePott

Maincast : Choi Minho, Lee Son Hee(reader: dasar author narsis!! Author : *tutupkuping* aku ingin beginiii aku ingin begituuu.. aku ingin ini itu banyak sekaliiii~~)

Supportercast : Lee Taemin, Kim Kibum/Key, Kang Minchan (a.k.a Mahita), Kim Sung Ran (a.k.a Charismagirl), Lee Donghae, Lee Gikwang, Cho Kyuhyun, Kim Jonghyun, Yong Junhyung, Goo Hara, Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Hwang Tiffany, Choi Sooyoung

Genre : Romance, Comedy, Fluff, School Life

Length : Sequel

Rating : Teen

A/N : ANNYEONG ^o^ kali ini aku membawakan FF jadulku, yang dibuat pasca Go away ._.V hanya sedikit yang kupoles, Cuma konflik dan beberapa bagian. Kubuat ringan supaya akunya gak bingung sendiri ^^V Mian kalo baahasanya masih rada-rada kasar, hehe ^^

Part 2

Son Hee POV

Hari ini pelajaran olahraga. Gak masalah sih kalo senam lantai atau apalah. Tapi? Ini? Basket? Haduh coach, walaupun aku tahu tekniknya dan berusaha keras supaya dengan benar bolanya masuk ke tempat yang seharusnya, maaf aja kalo badanku tidak bisa di ajak kompromi jadi bolanya melayang ke kepala coach bukan ke ringnya.

“Ya! Sekarang kalian akan dibantu oleh sunbae kalian dari kelas 3… Kita bagi jadi 5 kelompok… bla.. bla… bla..” sudahlah coach, kau ngomong apa pun aku tak mengerti. Kepalaku sudah mau pecah bayangin muka coach yang marah kalau bola basket melayang ke kepalanya.

“Ya! Kau! Lee Son Hee!! Ngapain bengong hah?? Masuk ke kelompok sana!!” seru coach menyadarkanku dari lamunanku yang gak jelas pada tempatnya itu.

“Hee?? Eh… ne coach!!” seruku dan langsung beranjak ke kelompok yang ditunjuk coach.

“Ppali! Sunbaemu sudah mulai mengajar!” pekiknya lagi.

“Nee!!” seruku malas. Heuu~

“Ppali!! Son Hee-yah!! Kyaaa~” pekik Soo Jung tak jelas. Aku merenyit sambil mendekatinya.

“Kau kenapa sih teriak-teriak begitu?” tanyaku penasaran.

“Igeoo.. Minho sunbae!! Kyaa~ keren!!” pekiknya lagi.

“Mwoya??” gumamku sambil melotot pada sunbae yang baru tadi kutabrak. Hohoho.. mianhae sunbae… kalau nanti dengan terpaksa aku memberikan sesuatu di jidat sunbae…

“Waeyo?? Apa kau tak menyukainya?” Tanya Soo Jung bingung dengan tingkahku.

“Aniyo! Aku bukan fansnya!” ujarku. Jujur lho, aku kan bukan fansnya, tapi aku menyukainya, ekkkee~~

“Halah, nanti juga naksir!” seru Soo Jung lagi.

“Huh! Memangnya si Minho sunbae itu yang mengajarkan kita?” tanyaku yang disambut dengan anggukan semangat dari Soojung.

“Ne, kalau Minchan kelompoknya Kibum sunbae, kalau Sung Ran kelompoknya Taemin sunbae. Kyaaa mereka jodoh sekalii..” pekik Soo Jung lagi. Akupun mengedarkan pandangan ke sekelilingku.

“Bahkan Youngmin mengajar Caerin..” gumamku saat melihat Youngmin memegang tangan Caerin, mengajarkan cara memegang bola yang baik dan benar. Romantis sekali.

“Geurae… Caerin itu yeojachingunya!” seru Soo Jung lagi. Aku mendelik.

“Hoaa? Jinchayoo? Kok aku gak tahu?” kataku tertahan. Soo Jung hanya memutarkan kedua bola matanya.

“Kau kerjaannya melamun di kelas mulu sih.. belajaaar mulu. Gak capek tah?” Tanya Soo Jung lagi. Aku memiringkan kepalaku.

“Gak juga. Lagipula tugasku memang banyak kok,” kataku membela diri.

“oh..” katanya pada akhirnya. “Ehh.. sekarang giliranmu!” katanya sambil menepuk pundakku. Aku menoleh bingung.

“Mwo? Aku harus ngapain?” kataku gugup ketika dengan ajaib sebuah benda bundar-takbersudut-oranye-garishitam sudah ada di tanganku.

“Lay up!! Lay up!!” bisik Soojung. Aku hanya mengangguk.

“Silahkan coba lay up, Son Hee-ssi,” kata Minho sunbae sambil bersiap memperhatikanku. Err.. tepatnya memperhatikan gerakanku.

Well, lebih baik lakukan saja deh daripada di paksa T^T

Tap..

Tap..

Syuuut…

Tuing….

Jeduaaakkk…

“Akh!! Mianhae sunbae!” pekikku ketika melihat Minho sunbae sudah tepar karena benda-bulat-oranye-garishitam itu mencium jidatnya yang mulus itu dengan sukses, sempurna, dan di tempat yang strategis. Aku melongo, bingung harus melakukan apa. Sekarang, kalian coba pikirkan, apa yang harus kalian lakukan bila kalian di kelilingi dengan tatapan menghina seakan mau membunuhku dalam sekejap ini?

“Kau harus tanggung jawab Son Hee!!” kata Soo Jung memperingatiku. Aku langsung lemas seketika.

“Haduhh, gimana dong?” ujarku pasrah.

“Siapa yang melempar bolanya?” suara coach yang menggelegar membuat bulu kudukku berdiri.

“Sa.. saya coach..” jawabku jujur. Udah, jujur ajadah, daripada gak jujur, sangsinya lebih mantep daripada yang jujur. Lagi pula, jaman sekarang jujur itu mahal, kecuali jujur kacang ijo (??)

“Huh. Kau lagi. Dari pertama masuk sini memang tak pernah bisa basket. Ya sudah, bawa sunbaemu ke UKS,” kata coach tak berperasaan.

“Ne.. coach,” kataku pasrah. “Eh.. coach..” kataku lagi karena mengingat sesuatu. Coach hanya menoleh malas.

“Apa lagi?”

“Gimana saya bawanya coach? Bayangin deh coach, bandan dia seberapa, badan saya seberapa..” kataku sambil membandingkan besar-kecilnya badanku dengan badan Minho sunbae.

“Ah, kau ini. Ya sudah, minta Jong Hyun untuk membawanya. Dan ingat, kau yang harus menungguinya!” kata coach lagi dengan kejamnya.

“Ne.. coach,” kataku kalem lalu mengikuti Jong Hyun sunbae yang sudah mulai mengangkat tubuh Minho sunbae.

“Heu. Jadi kau hoobae yang payah basket itu yah? Hahh.. merepotkan saja..” katanya yang membuatku ciut.

“Ne, sunbae. Mianhamnida sudah merepotkanmu,” kataku takut-takut.

“Sudahlah. Sekarang ikut aku ke UKS,” katanya singkat.

Heuu.. aku telah mencelakai Minho sunbae. Akh, aku harus bagaimana sekarang? Aku memang tak berguna. Dan aku harus menungguinya? Hah. Ini lebih baik daripada harus mengikuti pelajaran coach yang pastinya membuatku mati kutu. Demi jjajangmyun eomma!!

Aku mengekor Jong Hyun sunbae sambil menunduk.

“Sekarang, kau kutinggal. Jaga dia, kompres benjolannya itu.” Katanya setelah membaringkan Minho sunbae di ranjang UKS. Aku mengangguk.

“Ne, sunbaenim. Gamsahamnida,” kataku sambil membungkuk. Lalu Jong Hyun sunbae tersenyum tipis dan berlalu.

Heu. Aku melangkah mengambil kain dan baskom berisi air es. Perlahan kudekati Minho sunbae yang tergeletak di ranjang UKS dengan benjolan segede telor di jidatnya, yang merupakan hasil karyaku. Minhamnida sunbae…

“Gila, ini benjolannya gede amat yak? Sekeras apa sih lemparanku?? Huaa.. kalo Hara sunbaenim sampe tahuu.. bakalan digorok aku, telah merusak wajah namjachingunya..” gumamku sambil mengkompres benjolan itu.

“Siapa yang namja chingunya siapa hah??” tiba-tiba suara Minho sunbae mengagetkanku.

“Omo.. sunbaenim! Kau sudah sadar?” tanyaku walaupun matanya masih terpejam.

“Katamu tadi, siapa yang namjachingunya siapa?” katanya lagi menghiraukan pertanyaanku.

“Err.. anu.. Minho sunbae namjachingunya Hara sunbae..hehehe..” kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Matanya terbuka seketika.

“Kata siapa?” tanyanya lagi, lebih tajam daripada peniti.

“Kataku tadi barusan, hehehe..”

“Kau suka banget ketawa gaje begitu sih?” tanya Minho sunbae lagi yang membuatku menghentikan tawaku yang rada-rada itu.

“Ga tau ya? Keturunan kali!” jawabku asal.

“Denger ya.. aku ga pacaran sama Hara. Dia itu..”

“Sahabat sunbae?” potongku.

“Ish, jangan dipotong dulu kenapa, dia itu.. sepupuku,” katanya yang denagn sukses membuatku melongo.

“Oh. Oh… OHHHHH???” pekikku kaget.

“Hahahahahahaha..” ia hanya tertawa nyaring. DISITUASI SEPERTI INI MASIH SEMPATNYA AKU TERPESONA OLEHNYA?? Aigoo…

“Baru tahu.. kupikir sunbae pacaran sama Hara sunbae,” kataku kalem.

“Jangan pernah berpikir seperti itu,” katanya tajam aku terlonjak.

“Tapi sudah terlanjur tuh..” kataku lagi.

Author POV

Minho memandang Son Hee yang tengah menyahuti perkataannya seenak udel. Ia memiringkan kepalanya, memikirkan kata-kata yang pas untuk mengunci Son Hee.

“Berarti… Aku harus mengubah pemikiranmu itu…” sahutnya juga seenak jidat. Minho bangkit dari posisi tidurnya, dan langsung menarik kepala Son Hee ke arahnya lalu mencium Son Hee tepat di bibirnya.

Karena tak ada respon apapun dari Son Hee, minho pun menghentikan ciumannya, takut bila nyatanya Son Hee menangis menerima perlakuannya yang pasti melanggar HAM#plakk. Namun nyatanya, Son Hee hanya memandangnya dengan mata terbelalak. Sekejap kemudian, Son Hee langsung ngibrit ke luar uks, meninggalkan Minho yang masih kaget dengan apa yang barusan dilakukan Son Hee.

Son Hee berlari ke kamar mandi perempuan yang jaraknya 3 lantai dari UKS. Ia langsung masuk ke salah satu biliknya, menguncinya dan berjongkok di situ. Ia menyentuh tengkuknya, bekas sentuhan tangan Minho, terasa hangat. Dan ia juga menyentuh bibirnya yang masih basah, berpikir apa yang telah tejadi pada dirinya. Jantungnya masih berdegup dengan sangat cepat, membuah seluruh tubuhnya terasa panas.

Son Hee terus berdiam di situ hingga terdengar bunyi bel tanda bergantinya pelajaran. Ia baru mau melangkah ke luar toilet dan dengan langkah hati-hati ia kembali ke kelasnya, duduk di bangkunya dan menelungkupkan kepalanya.

Minho POV

Aigoo, apa yang telah kulakukan? Apakah aku telah kehilangan akal sehatku? Bagaimana kalau nanti dia membenciku? Bagaimana kalau nanti dia melapor ke oppanya… Bagaimana kalau nanti dia… Arrgghh!!! Kenapa aku tidak dapat mengendalikan diri tadi?? Dia itu hanya yeoja aegyo yang gak tahu apa-apa!! Aigoo… Minho pabo!! Kalau dia minta tanggung jawab bagaimana? Haish, dan pasti dia langsung lari entah kemana. Aigoo… Choi Minho.. Kau benar-benar paboo!!!!

Akh… Eotthoke? Padahal dengen baik hati dia sudah mengompres hasil karyanya di keningku. Heu~ ya sudahlah. Aku pun melangkah kembali ke kelas dengan perasaan gamang. Akh.. Aku menodai hoobaeku sendiri!! Andwaee!!!

Chingudeulku sudah kembali ke dalam kelas semua ternyata.

“Minho-ya!” seru Kwangmin yang membuatku menoleh malas.

“Ne?”

“Gwaenchanna?” tanyta Taemin polos dengan nada khawatir. Tentu saja polos, kan aku kena bola, bagaimana bisa aku baik-baik saja?!

“Kau.. Hahahahaha.. Melas sekali kau.. Hahahahahaha…” seru Key, si namja setengah botak yang cerewet sekali, mirip ummaku. Aku hanya meliriknya sinis, tak menanggapi ucapannya. Tidak ditanggapi saja sudah berkicau terus, bagaimana kalau ditanggapi lagi?(Author dirajam lockets)

“Jangan meledeknya deh Key…” sahut Jjong, nama sebenarnya sih Jong Hyun tapi panjang sekali namanya jadi disingkat saja. Lagipula orangnya juga tidak keberatan kok, hehehe.

“Gomapta Jjong…” cetusku pelan. Jjong hanya menyambutnya dengan senyuman.

“Ah.. Dia sedang malas bicara rupanya.. Wae? Apa kau.. Dan hoobae itu…” Youngmin menggantungkan kata-katanya, membuat kumpulan ini menoleh bingung ke arahnya. Ya, haksaeng yang lebih mirip dengan hoobae itu suka sekali memprovokator sesuatu.

“Mwo?” tanyaku heran, begitu semua tatapan menuju ke arahku dengan cengiran khas setan.

“Ah.. Kau pasti tahu maksudku…” lanjut Youngmin lagi lalu menatapku seakan mengerti sesuatu. Hei? Kenapa sepertinya aku jadi bulan-bulanan mereka sekarang?

“Mwoya? Jincha Choi Minho? Neo?” seru Jjong tiba-tiba. Grr.. anak ini.. aku menyesal sudah berterima kasih padanya!

“Waee? Aku tak melakukan apapun padanya!!” tukasku tajam. Sepertinya aku tahu akan kemana arah pembicaraan ini berjalan…

“Jangan mengelak, wajahmu sudah cemberut begitu. Ada sesuatu yang telah tejadi,” Ck, si magnae ikut-ikutan.

“Hahahahahaha… Uri Minho sudah besar…” kini si mak lampir (Author dicincang lockets) tertawa terbahak-bahak diatas penderiataan Arjuna (??)

“Apa maksudmu hahh?”Sahutku sambil menjitak kepala setengah botak milik Key.

“Yak~” protes Key sambil mengelus kepalanya itu.

“Hei, beritahu aku bagaimana rasanya,” tiba-tiba Jjong merangsek mendekatiku yang kebingungan.

“Apaan sih?!”

“Lah, bukannya kau sudah ada apa-apa dengan hoobae itu?” cetus Kwangmin yang sedari tadi diam memperhatikan kami berdisikusi dengan mesra (??)

Author POV

“Ya!! Ya!! Apa berita yang barusan ku dengar? Neo?? Dengan seorang hoobae?? Ahahahaha.. Aku lega.. Mana hoobae itu?? Pokoknya aku harus melihatnya…” cerca Hara semangat, tanpa meperdulikan wajah Minho yang sudah ijo-merah-biru-kuning.

“Yaa!! Apa maksudmu hahh???” bentak Minho kesal, membuat Hara cekikikan yang mengundang tatapan terpesona dari Kwangmin.

“Aku sudah mendengarnya dari radius 5 meter dari sini.. Hahahahaha…” sahutnya sambil memegangi perutnya yang mulai sakit.

“Wah, kau mendukungnya dengan hoobae itu ya?? Toss… Hahahahaha..” seru JongHyun sambil ber-high five dengan Hara.

“Jinchayo kalian ini.. Haishh!!!” racau Minho sambil mengacak rambutnya sendiri.

“Kenapa sih Ho?? Sewot amat.. Ahahaha.. Aku balik dulu ya??” kata Hara tiba-tiba, yang disambut dengan anggukan dari kerumunan itu. Kecuali Minho, yang kini tengah menutupi wajahnya kesal.

“Psst.. Beritahu aku, sudah sejauh mana hubunganmu dengan hoobae itu haa???” godanya sambil menyenggol-nyenggol lengan Minho.

“Mwoo???” seru Minho hingga terlonjak dari tempat duduknya.

“Dia.. Maksudmu Jjong?? Hoobae yang melemparkan bola basket ke kepala Minho itu??” tanya Key tiba-tiba, baru nyambung dengan percakapan aneh mereka itu.

“Nee…”

“Itu kan…” Key bergumam pelan sambil menatap Taemin.

“Son Hee?? Temannya Sung Ran??” katanya pelan.

“Temannya Minchan juga kale!” balas Key sedikit sebal.

“Ya iya!!!”

“Manis gak menurut kalian anaknya???” tanya JongHyun semangat tiba-tiba.

“Kau mau apakan dia, Kim Jong Hyun??” suara Minho terdengar dingin, membuat Jonghyun bergidik ngeri.

“Hahahaha.. Minho marah..” celetuk Kwangmin, membuat sepasang mata kodok besar itu (author ditimpuk) berpindah memelototinya.

“Eh.. Mianhae Ho.. Aku ga tau.. Hehehehehe… Pikirku, kalo kau ga mau dia buatku saja…” ungkap JongHyun jujur, sejujur-jujurnya.

“Haish.. Jincha… Kalau kau mau mendapatkannya, lawan dulu si Gikwang…” balas Minho lemas.

“Mwoo?? Itu yeojanya Gikwang???” seru Kwangmin sambil membulatkan matanya.

“Aniyo… Dia itu dongsaengnya!!” balas Minho sambil mengibaskan tangannya. Serentak Key dan Taemin menoleh.

“Jincha??? Kenapa dia tak pernah bilang?? Yaikks,..” rintih Taemin ketika jitakan Key dengan sukses mendarat di kepalanya. “Ya! Apa-apaan kau hah?”

“Kau pikir, dengan orang seperti itu kita bisa mengorek informasi pribadinya heu??” balas Key sok tahu yang membuat Taemin langsung cemberut. Pikiran mereka langsung melayang ke setiap reaksi dan tingkah laku Son Hee yang menurut mereka lebih-baik-dia-jadi-seorang-mesin-saja. Bagaimana tidak? Orangnya sangat kalem, sampai karena kalemnya keterlaluan, ia tidak akan bicara bila tidak ada yang mengajaknya bicara.

“Iya juga sih..” tiba-tiba sebuah suara yang familiar terdengar. Minho dengan cepat menoleh ke asal suara itu, demikian pula Key dan temin. Merasa tertarik juga, JongHyun beserta Youngmin dan Kwangmin juga ikut-ikutan.

“Ne sunbae.. Aku bisa latihan sore ini. Habisnya oppa mengajar yang kelas 11, sedangkan aku belum ada tutornya, gamshamnida sunbae…” kedua mata Minho melebar. Taemin dan Key membulatkan mulutnya, dan bergaya sok dramatis#plakkk

“Bukankah itu hoobaenya? Kenapa ia bersama Kyuhyun??” celetuk Youngmin yang memang-tidak-peka-akan-suasana. Yang lain hanya meliriknya sinis, membuatnya kembali membungkam mulutnya, sambil terus menikmati adegan itu dari balik jendela kelas.

“Gwaenchanna, Son Hee-ssi, aku senang bisa membantumu… Eum.. Bolehkan aku memanggilmu saengi??” suara Kyuhyun yang berat tersebut membuat mata Minho semakin terbelalak lebar.

“Mwoya?? Eh?? Ehm.. Boleh sunbae..” jawab Son Hee ragu dan gugup. Key merenyitkan keningnya, sambil menatap Minho prihatin. Sementara Taemin tampak serius mendengarkan kelanjutan percakapan itu.

“Dan kau memanggilku oppa..” sahut Kyuhyun lagi.

“Ne oppa!!” balas Son Hee lantang. Walaupun tak terlihat, jelas gadis itu sedang tersenyum.

“Hm.. Daebak. Kau kembali ke kelas saja saengi-ya.. Sudah hampir bel…”

“Nee.. Annyeong oppa!!”

“Wah.. Kau kalah 1 langkah minho….” gumam JongHyun sambil menepuk-nepuk bahu Minho. Minho hanya meliriknya sinis.

Minho POV

Sesak. Aku memandangi sosok Son Hee yang masih tersenyum pada Kyuhyun. Sedetik kemudian pandangannya beradu pandang denganku, namun ia langsung membuang mukanya dan berlari menjauh. Akh… Pasti gara-gara itu.

“Arrrrggghhh!!!!” aku meracau frustasi. Tapi tak kusangka ternyata tindak-tandukku itu mengundang tatapan mencurigakan dari chingudeulku ini.

“Wae??? Jangan bilang kalau kau..” seru Youngmin sambil menggantungkan kalimatnya. Aku menatapnya tanpa ekspresi.

“Cemburu pada Kyuhyun??” lanjut Jjong yang sangat-sangat tepat sasaran di jantungku. JLEB.

“Hah… Jincha molla…” kataku sambil mengacak rambuit frustasi. Kuingat lagi pertemuan awalku dengannya. Ia memang sepertinya… kurang suka denganku? Ia sangat terburu-buru waktu itu. Tapi itu lebih baik dari pada dicueki olehnya seperti tadi!

Ya.. Aku harus melakukan sesuatu agar segalanya kembali normal..

Sepulang sekolah, aku mengekori Son Hee yang pulang naik bus sendirian. Heu.. Anak ini. Apa ia tidak khawatir ada yang mau menculik yeoja sepertinya hah? Namun sepertinya ia tenang-tenang saja. Haishhh kenapa malah aku yang sewot sendiri??

Tiba-tiba ia turun di depan sebuah cafe kecil. Tempat ini jauh dari sekolah, terletak di tepian kota. Untuk apa yeoja sepertinya ke tempat sepi—er..Mungkin sedikit ramai—seperti ini? Biarlah. Yang penting sekarang aku harus tahu apa yang akan dilakukannya.

“Annyeong agashi! Apakah aku terlambat??” sapanya semangat ketika ia sudah masuk ke dalam café itu. Terlambat? Apa maksudnya? Memangnya dia rutin datang kesini, begitu? Kalau tidak salah sih, karena otakku yang berkata seperti itu#plakk.

“Aniyo. Kau datang tepat waktu seperti biasanya. Cepat ganti pakaianmu, gunakan celemeknya dan bantu chef mengeluarkan cheescake dari oven!! Lalu tolong ambilkan krim vanilla dan serbuk mocca dari ruang persediaan!!” seru ahjussi yang menjaga meja kasir. Apakah dia bekerja di sini? Astaga… kenapa otakku lelet sekali sih loadingnya?

“Sip agashi!!” balasnya semangat. Kurasa ia memang yeoja bodoh nan ceroboh, bahkan sampai sekarang ia tak mengetahui bahwa aku berada tepat di belakangnya. Ketika sosoknya sudah menghilang ke ruang karyawan, aku kembali menoleh menatap kepada ahjussi kasir itu.

“Apakah ada yang mau di pesan, agashi?”

“Sepiring cheesecake,” jawabku spontan. Ahjussi itu tersenyum.

“Baiklah, silahkan menungu di salah satu meja,”

“Gamsahamnida,”

TBC

Makin geje dan garinggg T^T Otte?? Otte?? Feel ga dapet?? ini bahasa tulisannya terus bertransformasi nihhh *lukira transformer apee* #plakk Well, gamsahayoo bagi yang udah baca… apalagi komen!! XDDD

credit by : whiteee13

[FF] Your Love Is Too High – PART 1

 Title : Your Love Is Too High

Author : ReeneReenePott

Maincast : Choi Minho, Lee Son Hee(reader: dasar author narsis!! Author : *tutupkuping* aku ingin beginiii aku ingin begituuu.. aku ingin ini itu banyak sekaliiii~~)

Supportercast : Lee Taemin, Kim Kibum/Key, Kang Minchan (a.k.a Mahita), Kim Sung Ran (a.k.a Charismagirl), Lee Donghae, Lee Gikwang, Cho Kyuhyun, Kim Jonghyun, Yong Junhyung, Goo Hara, Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Hwang Tiffany, Choi Sooyoung

Genre : Romance, Comedy, Fluff, School Life

Length : Sequel

Rating : Teen

A/N : ANNYEONG ^o^  akhirnya aku post sesuatu jugaaak XDDD silahkan dinikmatiii XDD

PART 1

Son Hee POV

Aku mendesah ketika bel sudah berbunyi lagi. Anak-anak semrawutan berebut keluar kelas, ke sebuah tempat yang mutlak harus dikunjungi bila istirahat yang terletak di lantai basement. Apalagi kalau bukan kantin?

Kenapa aku tidak ikut? Well, kalau aku tidak mau mencekik leherku sendiri, lebih baik tidak usah kesana. Kenapa? Yah, makanan disana memang setaraf hotel bintang lima. Namun harganya! Ekkh.. cukup membuatku menahan napas mengingat uang jajanku yang hanya cukup untuk membayar bus pulang-pergi dan membeli beberapa permen.

Jika kalian berpikir sekolahku mewah, yah, itu memang betul. Namun apakah aku kaya? Jawabannya tidak, walaupun aku hidup sangat berkecukupan. Eomma hanya memiliki usaha gathering disamping pekerjaanya yaitu seorang karyawan. Kedua oppaku, Gikwang dan Donghae sudah dapat menghidupi diri sendiri. Oppaku Gikwang masih satu sekolah denganku, sementara Donghae oppa sudah kuliah dan mendapat beasiswa di luar negri. Sedangkan aku? Yah, aku kerja part time di sebuah café kecil di pinggiran kota Seoul. Memang seharusnya eomma bisa menggidupi kami berempat—setalah appa meninggal sewaktu aku SMP—namun apa salahnya jika aku belajar bertanggung jawab sendiri.

Jadi kenapa aku bisa bersekolah di sekolah yang ‘waw’ ini? Well, mungkin kalian mengetahuinya. The B’Goss Korean International High School. Aku melongo saat eomma mengabarkan bahwa aku bersekolah di sini. Well, aku cukup jelas juga ketika tahu teman appa yang membiayai sekolahku, karena… eum.. aku kurang jelas dengan itu. Apakah karena prestasiku?

Hah. Prestasi. Peraih juara umum selama 3 tahun berturut-turut memang patut dibanggakan. Namun nyatanya? Aku tidak bangga dengan diriku sendiri. Apanya yang menarik dari dirku? Tubuh yang harus bermasalah dengan berat badan—well, tubuhku tak selangsing Choi Sooyoung, putri pertama pemilik sekolahan ini—behel atas-bawah, jerawat bertebaran disekujur kening dan pipi, aku tak pernah menganggap diriku spesial. Namun dapat kuakui bahwa badanku sedikit mengurus semenjak aku masuk SMA dan kerja part time. Ingat. Sedikit.

“Ya! Lee Son hee! Berapa banyak berat badan yang kau hilangkan kali ini?” suara Sung Ran yang cempreng langsung menyerang gendang telingaku ketika aku masih asyik berkutat dengan buku Sejarah.

“Mollayo, aku tahu tahu.” jawabku cuek yang ditanggapi dengan tatapan heran Sung Ran.

“Kau tampak sangat kurus,” katanya ulang. Aku menatapnya tak percaya.

“Jinja?? Huufft.. Sekurus-kurusnya aku, tetap saja gemuk,” tukasku lagi.

“Kau.. Kau jadi kurus sekarang! Beritahu aku, berapa kali kau makan dalam sehari??” Aku tahu, Sung Ran, mungkin kau ingin menyenangkanku, tapi kurasa tak ada yang berubah dari tubuhku ini.

“Tentu saja 3 kali. Kau pikir aku apa hingga makan kurang dari 3 kari sehali?” jawabku sambil menatap Sung Ran heran.

“Yaa! Kau tahu ada acara di sekolah ini???” tiba-tiba Minchan datang entah dari mana dan langsung mengoceh tak jelas.

“Mollayo,” sesuai pribadiku, aku menjawab dengan padat, singkat, dan jelas.

“Ah, kau ini. Kuper banget sih??” cerca Minchan yang menusuk hati#apadeuh. Ya, ya, ya, aku memang kuper, dari dulu malah. Masa dia baru sadar sekarang sih?

“Aku.. Memang kuper kan dari dulu??” tanyaku memastikan. Kedua temanku hanya memutar-mutarkan bola mata mereka.

“Tapi ini sudah terlalu PARAH!!” pekiknya keras.

“Sudahlah Minchan-ah, kau yang sabar, dia kan memang begitu…” kata Sung Ran sambil menepuk-nepuk bahu Minchan. Hei.. Apa maksudmu hah, Kim Sung Ran?

Ya.. Ya… Ya. Aku kuper, apalah, segala macem. Bla bla bla cuihh. Aku menatap kedua temanku ini. Kim Sung Ran dan Kang Minchan. Yang satu anak pengusaha sukses, yang satu anak komposer hebat. Aku jadi canggung sendiri. Apalagi mereka sering memaksa untuk mentraktirku. Aku sungguh tak enak pada mereka.

“Minchan-ah, kau lebih berisi ya?” kataku sambil memperhatikan Minchan dari atas sampai bawah.

“Jinjaa??? Hehehe.. Key oppa sukanya yang tembem-tembem sih.. Kke~ lagipula ia suka memberiku makan…” jawabnya malu-malu.

“Hee? Iya yah. Ck ck. Key harus kuberitahu, kalau ia tak mau punya istri seperti balon, sebaiknya ia memberitahumu untuk diet,” kata Sung Ran menyetujui ucapanku sambil menghindar dari jitakan Minchan.

“Ya!! Kau pikir aku apa huh??” seru Minchan tak terima.

“Hahaha…” tawaku dan Sung Ran menggema. Minchan memeletkan lidahnya.

“Kau juga. Taemin? Hah. Diajak makan lolipop mulu. Ga bosen?” sindirnya. Sung Ran hanya mengerucutkan bibirnya tak paduli.

“Tidak hanya lolipop kok. Ia mengajariku main gitar dan popping dance,” kilah Sung Ran sambil memainkan dasinya.

Heuh. Sungguh iri aku dengan teman-temanku ini. Cantik, berasal dari keluarga kaya, berbakat, punya pacar yang perfect Pula. Sedangkan aku? Hah. Boro-boro pacar. Teman dekat saja tidak ada.

“Son Hee, sebaiknya kau cari pacar juga,” ujar Minchan yang membuatku kaget.

“Mwoo? Jangan bercanda Minchan. Mana ada yang mau denganku?? Gadis kutu buku dan jerawatan begini??” kataku ketus sambil menunjuk-nunjuk jerawat yang bertengger di pipiku.

“Itu karena kau sering tidur malam dan lupa mencuci muka!!” bentak Sung Ran persis salesgirl sebuah nama kosmetika.

“Hehehe…” Aku hanya bisa nyengir tiga jari menjawabnya.

“Berubahlah untuk orang yang kau sukai!” tukas Minchan tiba-tiba setelah beberapa saat berpikir. Aku mendelik menatapnya tak percaya.

“Nee? Aku tak mengerti.”

“Ahh.. Masa ga ngerti??” seru Sung Ran berbinar setelah menyadari kata-kata Minchan yang bagai teka-teki silang.

“Iya. Padahal jelas telihat di raut wajahmu,”sahut Minchan mengiyakan.

“Wae???” tanyaku masih tak mengerti.

“CHOI MINHO!!!” pekik keduanya bersamaan yang bisa membuat gendang telingaku pecah. Mwo? Apa kata mereka? Choi Minho? Choi Minho yang ituu?? Astaga…

“MWOOO!!!!???? ANDWAE!!! NAN NAEGA JOAHE ANIYAA!!!”

“Ck. Jinjaa?? Geurom, kau selalu mengamatinya dari jauh. Kau pikir aku tak sadar??” cerca Minchan menusuk hidung#plakkk maksudnya menusuk hati.

“Dan kau selalu memperhatikannya. Jongmal??” Timpal Sung Ran semangat. Gini deh. Apa mereka sekarang sedang berkomplot?

“Aniyaaa!!! Aku hanya mengagguminya saja. Tidak boleh?” kataku keras, tapi dengan polosnya mereka menggeleng. “Yaa!! Neo micheosso?”

“Kau mau kebalap Hara?” sergah Sung Ran setengah mengancam.

“Mereka sangat dekat, tahuuu..” goda Minchan sambil memonyong-monyongkan bibirnya, membuatku mau muntah melihat ekspresinya.

“Haish. Jincha molla, kau pikir, dengan tampang sepertiku aku punya muka untuk berhadapan dengannya, huh???” tukasku sebal.

“Ck, jincha. Jerawatmu hanya tiga….” ucap Minchan sambil memperhatikan pipi kanan dan kiriku.

“Tapi besar-besar!!!” tukasku selalu masih mencari alasan.

“Haishh… Sudah 3 bulan kau di sini… Namun kau tak pernah tahu apa-apa. Paling tidak, ada satu pasangan jadian di lapangan basket itu setiap 2 minggu sekali.. ” ujarnya tenang sambil menunjuk lapangan basket yang ada di bawah lewat jendela.

“Aku mana tau begituan??” tanyaku sambil mengangkat alis.

“Jagiyaaa…” seru sebuah suara yang sepertinya kukenal. Bagaimana tidak? Salah satu temanku ini adalah sejolinya. Sung Ran menoleh, lalu mengembangkan senyumannya.

“Eh?? Nee… Annyeong… Son Hee.. Kutinggal ya???” tuhkan. Si Taemin sunbae datang. Dibawa kaburlah si Sung Ran sama dia. Heuh.

“Ho’oh…” jawabku pasrah. Kini mereka melangkah berdua sambil bergandengan tangan bagaikan sejoli paling bahagia sedunia.

“Hahaha.. Mereka lengket sekali yaa???” sergah Minchan setengah tertawa. Aku hanya membalasnya dengan senyuman miris.

“Dorrr…” seseorang menepuk bahu Minchan hingga membuatnya tersentak dan kami berduapun menoleh ke asal suara.

“Ah.. Oppa…” desah Minchan lega saat melihat sesosok namjanya berdiri di belakangnya dengan senyuman maut yang sanggup meluluhkan hati para yeoja.

“Son Hee-ssi, Minchan-nya ku pinjam ya???” kata Key sunbae memelas padaku. Hah, bukannya cute, malah aneh jadinya.

“Nee…. Gwaenchanna Minchan-ah…” kataku pada Minchan yang memasang wajah khawatir. Aku menatap Key sunbae dan tersenyum, sementara ia mengajak Minchan pergi berdua.

Jadilah aku sendirian di kelas nan sepi ini. Apa tadi mereka menyinggung soal namja bernama Choi Minho? Ah, kalau tidak salah sih iya. Ck, namja itu. Baiklah, aku memang menyukainya. Tapi aku punya cukup malu untuk tidak menyatakan perasaanku padanya. Hahaha. Tiap hari nempelnya sama Hara gituh. Memangnya aku punya kesempatan apa? Jangankan kesempatan. Kemauan saja ciut. Memang Hara cantiknya seberapa sih? Cantik banget dia itu. Cantik, pintar, tajir, baik, ramah, suaranya merdu dan tariannya lincah, pria mana yang tak jatuh cinta padanya haa??

Baiklah. Aku semakin bosan disini. Aku menyambar I-Podku yang berwarna putih—hasil dari tabunganku—dan sebuah novel fantasi, lalu melangkah keluar kelas.

Author POV

Son Hee melangkah keluar kelas, menelusuri koridor sekolah yang sepi karena para penghuninya sedang ada di kantin. Langkahnya semakin cepat menuruni tangga, lalu bergegas ke pintu keluar gedung. Ia menelusuri jalan setapak di sana, membuka sebuah pagar dengan berbagai macam tumbuhan. Ya, ia memilih kebun sekolah sebagai tempat persembunyiannya kali ini.

Setelah berkeliling sejenak, ia memilih untuk duduk di tepi sebuah pot dengan bunga bougenville warna putih. Ia duduk di rerumputan dengan bersila, tangannya langsung memasangkan headset ke telinganya setelah itu dengan cepat membuka buku novel yang dibawanya—Wolfsangel—dan memulai membaca bab pertama.

Lee Gikwang, saat ini sedang berada di kantin dengan pandangan mengedar ke seluruh pelosok ruangan itu, mencari sesosok rambut berkucir kuda dengan postur tubuh berisi yang pasti hanya duduk merenung di kantin. Namun ternyata hasilnya nihil. Ia tak berhasil menemukan yeodongsaengnya—yang terkenal pendiam—itu. Ia hanya menemukan kedua sahabat karib dongsaengnya sedang bercanda berpasang-pasangan dengan namja mereka masing-masing.Gikwang segera memutar otaknya yang terkenal dengan instingnya itu. Setelah menyadari beberapa kemungkinan dimana lokasi dongsaengnya, ia segera bergegas ke sana.

Gikwang melangkah keluar gedung, menelusuri jalan setapak ke arah kebun sekolah. Ia mengedarkan pandangan, mencari sesosok mahkluk hidup berwujud manusia disitu dan….. gotcha!! Ia menemukan dongsaengnya sedang terduduk di pinggir sebuah pot bougenville dengan novel terbuka di pangkuannya sementara matanya telah terpejam.

“Yaa… saengi-yaa.. Ireonna!!” kata Gikwang pelan mengguncang bahu Son Hee. Dengan keadaan sadar baru 0,5%, Son Hee mebalas perkataan Gikwang dengan gumaman tak jelas.

“Uhhmm??” gumamnya dengan mata mulai terbuka. “Eh.. oppa..”

“Ya! Kau suka sekali menyelinap ke tempat seperti ini! Kkaja! Ada sesuatu yang harus kubicarakan denganmu!” kata Gikwang dengan sedikit seruan untuk membangunkan arwah Son Hee yang baru 45%.

“Wae geurae??” Tanya Son Hee sambil mengucek-ucek matanya.

“Ya! Kkaja!” seru Gikwang lagi, kali ini ia menarik tangan dongsaengnya agar berjalan mengikutinya.

“Akh.. Ya! Oppa!! Apphaa!! Yaa!!” erang Son Hee sambil dengan terpaksa mengikuti langkah oppanya.

“Palli!!” seru oppanya lagi.

“Ukh, Oppa neomu jinchaa??” gerutu Son Hee.

“Aish, sudahlah tutup dulu mulutmu itu! Nanti akan kujelaskan!”

“Jinchayo..”

Gikwang menarik Son Hee untuk masuk ke ruang guru. Son Hee hanya menurut karena ia tak mau melihat oppanya marah. Ia sudah pernah mengalaminya dan tak mau mengulangnya lagi.

“Sonsaengnim! Apa dia yang saem maksudkan?” Tanya Gikwang pada seorang guru.

“Ne, dia yang kumaksud. Apa dia adikmu?” balas guru itu.

“Ne, saem.”

“Hm. Geundae, dia akan kuikutkan dalam olimpiade matematika nantinya. Menggantikanmu.” Kata guru itu singkat. Gikwang mengangguk.

“Ne, saem. Saya bisa menjamin kemampuannya.” Balas Gikwang yakin. Guru itu tersenyum puas.

“Beri ini pada adikmu. Ia akan diikuti dalam pelatihan bersama calon lainnya. Sekaligus akan dilatih olehmu dan Kyuhyun,” kata guru itu lagi. Gikwangpun menerima selembaran kertas yang diberikan sonsaengnim itu.

“Ne, saem. Gamsahamnida saem. Annyeong,”

“Ne,”Setelah membungkuk terlebih dahulu, kedua kakak-beradik itu keluar dari ruang guru sambil berjalan berdampingan.

“IGE MWOYA?? Ya oppa!!” pekik Son Hee, tak bisa menyembunyikan kekagetan dari dalam dirinya lagi.

“Kau itu harusnya bangga karena otakmu itu bisa dipakai,” balas Gikwang kalem.

“Tapi oppa bilang-bilang dulu geh, jadi akunya ga terlalu kaget gini…” sergah Son Hee sambil cemberut.

“Hehe.. Mianhae saengi~” ujar Gikwang sambil mengacak pelan rambut Son Hee.

“Ngomong-ngomong, Kyuhyun itu siapa oppa? Teman oppa?” Tanya Son Hee penasaran.

“Ne, dia sangat pintar sains terutama matematika. Kau beruntung dapat dilatih olehnya,” kata Gikwang. Son hee mencibir sambil terus membaca selembaran kertas yang diberi oppanya dengan teliti, hingga ia tak sadar apa yang ada di hadapannya.

Bruakk…

“Akh.. mianhae..”seru Son Hee pada orang yang ditubruknya. Tiba-tiba ada sapu tangan terjatuh. Son Hee dengan sigap mengambilnya dan mengembalikannya. “Igeo..”

“Ne… gwaenchanna…” jawab orang tersebut. Son Hee terbelalak melihat siapa yang ditabraknya. Namja jangkung yang barusan dibicarakan teman-temannya, siapalagi kalau bukan Minho!

“Eh.. sunbaenim.. eh.. annyeong,” ujar Son Hee gugup dan hendak melanjutkan langkahnya. Namun..

“Minho-ya..” sapa Gikwang ramah.

Son Hee POV

Rasanya jantungku akan meledak se-ka-rang!! Omo.. omo.. gyaaaaa~

“Minho-ya..” haisshhh oppa!! Kenapa malah mengajaknya bicara?? Aku-ingin-segera-angkat-kaki-dari-sini!!!!

“Eh.. Gikwang-ssi! Lama gak lihat” seru Minho sunbae pada oppaku yang disambut pelukan khas namja dari oppaku. Cih. Aku mulai jadi kambing congek di sini.

“Gak lihat.. Gak lihat.. masa selama 3 bulan kau gak lihat aku? Huh? Matamu kemana?”

“Hehe.. mian.. igeo..” ujar Minho sunbae lagi sambil menatapku heran. Dan iapun menunjukku!! Siapapun, tolong cubit aku SE-KA-RANG!!!

“Naega dongsaeng,hahaha…” kata Gikwang oppa dengan pede selangit sambil merangkulku. Akupun menepisnya.

“Apa kau oppa maen rangkul-rangkul!! Ganjen!!” kataku pelan.

“Sepertinya dongsaengmu galak..” gumam Minho sunbae namun gumamannya itu terlalu keras jadi aku bahkan oppaku mendengarnya dengan sangat jelas.

“Ne, geurae. Kau punya dongsaeng?” haduhh oppa banyak amat sih topiknya…

“Aniyo, aku hanya punya seorang noona,” jawab Minho sunbae.

“Choi Sooyoung..” gumamku tanpa sadar. Minho sunbae berpaling ke arahku.

“Darimana kau tahu?” tanyanya bingung. Sumpah, lebih baik bunuh aku daripada harus menatap matanya!!!

“Ehh?? A… Ani…”

“Nugu imnika?” tanyanya lagi. Aku kaget. Dia bertanya pada siapa??? Atauu??

“Hee… Heeeehhh??? Nan?” kataku kaget sambil menunjuk diriku sendiri. Sedangkan ia hanya menahan tawa melihatku. Tawanya itu.. aduh Tuhann….

“Geurom,”

“Nan.. Lee Son Hee imnida.. bangaseupnida…” kataku sambil membungkuk.

“Choi Minho imnida… senang berkenalan denganmu Son Hee-ssi!!”

“Nee..” jawabku lemas. Kyaa~ wajahku pasti sudah memerah sekarang. Lebih baik… aku pergi dari sini, dari pada harus tinggal, pasti aku dikira masuk oven.

“Oppa, aku kebelet!! Annyeong!!” seruku spontan lalu ngabur.

“Nee!! Hati-hati!! Jangan sampai kepleset!!” suara oppa masih jelas terdengar beberapa langkah setelah aku beranjak dari situ.

Drap.. drap.. drap..

Syuutt..

Gubrakk…

Oppa….. TERIMAKASIH SUDAH MEPERMALUKANKU SEKARANG!!!!

“Akh…. YAAA!!! OPPAA!! Akh.. apphaa..” rintihku. KENAPA PERKATAAN OPPAKU SELALU MENJADI KENYATAAN HUH???

“Hahaha.. dongsaeng ceroboh…” katanya kejam. Tiba-tiba…

“Gwaenchanna??” Tanya Minho sunbae sambil menyodorkan tangannya. Aku tersentak dan langsung berdiri.

“Ne, gwaenchanna. Gamsahamnida…”

“Lain kali hati-hati..” katanya lembut. Tatapannya mengunciku. Namuan ini bukan waktu yang tepat untuk terpesona padanya, Lee Son Hee!!

“Ne.. annyeong!!”

Gikwang POV

Aku melirik ke arah chinguku. Ia terus memandang punggung dongsaengku walaupun ia sudah tak terlihat. Yah, aku tahu apa yang dirasakannya. Dan aku memakluminya, karena terkadang aku sendiri mengalami sister complex. Yah, semua orang tahu, dongsaengku itu anak polos tapi brilian, ceroboh tapi manis, dan galak tapi baik hati. Apalagi Donghae Hyung, dia sangat menyayangi yeodongsaengnya itu daripada aku. Yah, dia menyayangiku juga sih, tapi yaa… Sepertinya ia sister complex akut deh… Hehehehe…

Namuan kekurangannya adalah, ia sedikit jerawatan, dan badannya lebih berisi daripada kebanyakan haksaeng yeoja di sini yang singset-singset. Tapi, sepertinya badannya mulai mengecil? Apa efek dari pekerjaannyakah? Jangan sampai Donghae hyung memarahiku karena Son Hee sudah seperti anak kurang gizi.

“Yaa!! Lee Gikwang!!” suara berat Minho mengagetkanku. Aku pun menoleh.

“Ne?” tanyaku bingung.

“Ck, kkaja!” katanya singkat sambil mendorong punggungku ke arah kelas. Namun aku menarik tangannya hingga langkahnya terhenti.

“Ada Hara..” kataku kalem sambil menatap yeoja yang tengah berjalan ke arah kami.

“Hah?? Ck..” dengus Minho sebal. Aku hanya memandangnya prihatin.

“Annyeong Minho-yahh!!” seru Hara nyaring.

“Nee.. waee?” balas Minho malas.

“Heyy!! Jangan ketus-ketus!! Nanti jodoh pada kabur lhoo..” sergah Hara cuek. Minho mendengus lagi.

“Ne.. ne.. ne… wae geurae?” Tanya Minho lagi. Raut wajah Hara langsung bersemangat.

“Eommamu bilang, aku harus mengawasimu, katanya kalau sampai nanti lulus kau tak dapat yeojachingu, kau akan dimasukkan ke pesantren, dan pendapat itu disetujui 100% oleh noonamu, Sooyoung eonni, huakakakakakaka..”

“Haissh!! Andwae!! Aku harus memilih sendiri soal itu!!” balas Minho kecut. Hara kembali nyengir.

“Hara-yah, bagaimana denganmu dan Junhyung hyung?” tanyaku basa-basi.

“Ne? Junghyung oppa?? Ne… kami baik-baik saja,” jawabnya smabil tersenyum.

“Semoga langgeng ya..”

“Gomawo Gikwang-ssi..”

“Ya!! Kau sok pamer gitu? Mentang-mentang sudah punya namjachingu..” sergah Minho sebal. Aku hanya menatapnya sambil tertawa tanpa suara.

“Huu.. sirik aja.. suruh siapa lelet buat nyari yeojachingu begitu?” balas Hara santai.

“Heii.. sudah-sudah!! Ini sudah bel!! Masuk kelas sono!” potongku mengingatkan tujuan utama kami, yaitu kembali ke kelas.

Sumpah lama-lama aku stress melihat kedua sepupu ini beranteeeem terus. Yah, banyak orang yang tidak tahu kalau mereka itu sebenarnya sepupuan, bukan pacaran. Coba saja kalo mereka pacaran, bakalan marah kayak apa tuh Junhyung hyung…

“Nee.. annyeong.. awas kau Minho kalau kau belum punya gebetan akan kulaporkan ke eomma..” kata Hara lagi sambil menunjukkan bogemnya.

“Dasar.. hush sana pergi ah!!” usir Minho kejam.

“Idii…” kata Hara sambil melirik jijik pada Minho. “Annyeong Gikwang-ssi,” katanya lagi sambil tersenyum padaku. Akupun membalas senyumnya.

“Nee..” untung saja aku belum benar-benar terpikat dengannya sejak dulu. Coba kalau sudah naksir duluan, bisa kena bunuh sama Junhyung hyung nanti! Sekarang, secara gituh, Hara itu perfect abis. Udah cantik, keren, baik pula. Cuma sayangnya yaa.. agak galak sama cerewet gitu. Hahahahaha…

“Gikwang-ah.. Apa Son Hee sedang suka sama seseorang?” pertanyaan Minho mengagetkanku.

“Ndee? Jinchayo?” tanyaku balik dengan gak jelasnya.

“Yaa aku kan cuma yanya.” Jawab Minho kalem.

“Hemmm.. sepertinya iya. Tapi nggak tahu juga sih. Soalnya, biasanya ia suka ngalahan,” kataku. Minho mendelik.

“Heh??”

“Iya. Jadi kalo misalkan, dia suka sama Kyu, terus si Seohyun juga suka. Nah, dia bakalan nyomblangin Kyu sama Seohyun gitu. Makanya, mesti mastiin dulu perasaan ke dia itu beneran ato cuma naksir doang.. tumben nanya kayak gini, kau suka dengannya yaa?? Hayoo..” godaku.

“A… Aniyoo… geunyang… ia membuatku penasaran.. hahahah..”

“Hahahaha.. hyungku sister complex terhadapnya.” Balasku kalem.

“Nde??” pekiknya yang membuat matanya yang belo itu semakin keluar.

TBC

Otte?? Geje?? Aneh?? Well, menyimpan FF sampe lumutan di komputer itu gak baik #PLAKKK sebenernya dai dulu pengen ku post, tapi ragu terus DX Jadi.. gimana menurut kalian?? Ini.. sudah selesai di tulis.. jadi gak bakal lama postnya. Tenangggg~~~ #PLAKKK (FF LU YANG LAIN GIMANE WOY)–>labil kumat

Okehh.. yang sudah baca gomawoo.. tapi jincha jincha gomawoyooo kalo kalian meninggalkan komen. Mau komen, kritik atau saran.. silahkann!! XDD

credit by : whiteee13

[FF] Cinta Itu… Ehm!

Title : Cinta Itu… Ehm!

Author : Reenereenepott

Maincast : All SHINee member

Supporter cast : Amber Liu – F(x), Park Jiyeon – T-ARA, Han Seungyeon – KARA, Bae Suzy – Miss A, Lee Donghae – Super Junior, So Eun Soo

Genre : Romance, Humor, Garing, Geje, Shcool Life

Length : Ficlet

Rating : Apa yah? Ah.. General aja dehhh..

A/N : Mungkin kalian akan shock begitu baca ini. Ini adalah FF humor yang acakadut, baik penulisannya maupun kata-katanya. Aku gak pake narasi yang panjang-panjang di sini hohoho…. masing-masing member puunya ceritanya sendiri. Dimohon setelah baca ini siapkan tong sampah di dekat anda, karena saya yakin anda pasti ingin muntah membacca FF gaje nan amburadul berikut ini..

Love Start~!

1. Cinta itu… Berjutaaaaaaa rasanya!!! XD

Key, adalah seorang namja setengah botak yang kini sedang merenung di kelasnya. Sangking menikmati renungannya, orang manggil dia gak di sahut. Ditereakin di kuping dia pun kagak. Serasa ngomong sama si Buta dari Goa Hantu!

Jjong : Woyy!! KEYYY!!!!! *tereak dengan suara 5 oktaf sekarat*

Key : *diem*

Onew : Key, Key….. *noel-noel bahu Key* Key… Key… woy, ada orang gak sih? *ngeluarin suara cowoknya*

Jjong : Oh, aku tahu gimana cara sadarin dia. Cepetan hyung, gergaji panci Saladmaster dia yang nomer 5, yakin dia nangis marpaung-paung, *ngehasut*

Key : *langsung sadar denger Saladmaster* WHAT?? Tadi aku denger ada kata Salad master. MAU KALIAN APAKAN PANCI-PANCI KU HEUUUU????? MAU KALIAN APAKAN?!?!?!

Onew : Woy, nyante aja napeh coy, ini sekolah coy bukan hutan. SEKOLAH COY! Sapa juga yang mau nyentuh panci terkutukmu itu, orang gak ada di sini kok! *makjlebbbb banget huehehe*

Key : Ck, iya iya, aku juga tau. Kenapa sih kalian mesti ngewanti-wanti aku pake Saladmaster? Itukan set panci kesayangankuuu… yang terbuat dari Titanium yang pasti gak bakal…

Jjong : Wettzzzz stop stop stop! *nenangin key yang mulai anarkis ngejelasin panci dia*

Onew : Lagipula Key, dari tadi elu tuh ye, bengoooooooong mulu kayak ayam kerasukan. Mending muka elu ganteng jadi keliatan gak begitu sengak. Kalo muka lu kayak Jjong jadinya berabe! Bisa-bisa penjaga sekolah ngira dia hasil seni pahat si Didit lagi! Trus dibuang ke tong sampah gara-gara bikin mual gimane?

Jjong : Heh, lu ngajak betel? *narik kerah baju Onew*

Onew : a…. ampun mbahhh…..

Key : Ish! Kalian ni jangan mulai lagi laaaaa…. pusing awak liat nya!!!*megang jidat*

Jjong : Onyu nih loh! Ngenyek betol! Gini-gini aye ciptaan emak ame babe aye woy!!

Onew ; Kan perumpamaan loh…..

Jjong : tapi aku gak terima lohhhh….!!

Onew : Yasudah lohh!!!!!

Jjong : ya mau ngapain lohh!!!!!

Key : ARGGGHHHH KALIAN BISA DIAM TIDAK?!?! *ngejerit frustasi*

Onew : eh, kita lupa tujuan kita kesini. Eh Key, gue mau nanya. Lu kenapa sih dari tadi bengong mulu?

Jjong : Iye, biasanya kan elu yang suka berkoar-koar di kelas kayak orang gila…

Key : *mesem-mesem* ohh.. ituuhhh… hehehe… *gila* #PLAKKK

Jjong : Waduh, jangan-jangan dia kerasukan jin gila lagi!!

Onew : waduh Key, eh, Jjong, nomernya bapak pendeta berapa? *ngeluarin hape*

Key : Ih! Kalian nih! Aku mau cerita nih!

Onew : Yodah, mau cerita apa emangnya? *masang muka datar sengak*

Key : Jadi gini lohhh….. kalian tahu kan, si itu looohh….

Jjong : *bingung* si Itu sapah?? Kayaknya di sekolah ini gak ada yang namanya ‘Itu’ deh…

Key : emang maksud gua bukan itu!!!

Onew : Terus??

Key : Si…. tau kan, itu loh… Amber! Cewek kalem kucir kuda yang pake kacamata pantat botol kecap itu loh! Yang tiap hari makanannya soal fisika!! *mata berbinar-binar*

Doengggg

(==) (==)

Onew : Terus, ada apa dengan si Amber?

Key : hehehe.. akuu.. kayaknya suka sama dia deh….

Jjong+Onew : WHATTTT?????

Key ; Iya, disini nih.. *nunjuk-nunjuk ke dada* rasanya… gimanaaaaaaaaaa getoh!! Kayak melayang.. kupu kupu bertebaran… kayak dibelaiiii…. amboiiiii rasanya…… kayak menembus atmosfir berlapis-lapis… bersama paus akrobatis……. menuju rasi bintang yang paliiiiiiiiiiiiing manisss…… *korban iklan*

Jjong : *megang jidat key* kamu kaga demam kan???

Key : *Cuma mesem-mesem*

2. Cinta Itu… Yang pahit jadi manis, yang juelek amit-amit pasti dibilang cakep.. t*i kucing berasa coklat dahh!!!

Jjong : mana Minho? Taemin juga mana?*nanya ke anak tak dikenal*

Anak1 : Itu.. pada gelantungan di ring basket…. *nunjuk-nunjuk ring basket*

Jjong : okeh, makasih yo! *datengin 2min* Woy!!!! KALIAN YANG SEDANG BERGELANTUNGAN BAK BERUK LEKASLAH TURUN WOY!!!

Minho : ehh… abang Dino! Apa kabar bang!*masih gelantungan*

Taemin: *langsung turun* ade apa nih hyung?

Jjong : ngapain kalian di situ? *binguung ngeliat Minho yang kayaknya enaaaakkkk banget gelantungan kayak beruk di atas*

Minho : Biasalah, cari angin! *jawab tanpa dosa*

Onew : *tiba-tiba nongol* WAHAI MAHKLUK GENTER YANG BERUBAH KAYAK MONYET LAMBANG DUFAN, TURUN WOY! ELU CARI ANGIN DI ATAS, DI SINI YANG KENA ANGIN DARI ELU WOY! KETEK LO BAU TAU! GAK DICUKUR LAGI!! *tereak pake toa*

Minho : *langsung turun* hyung kau ngenyek aku banget sih, kan cukuran ketek di rumahku lagi dipinjem Siwon hyung lohhh….

Taemin: Ih, Minho hyung kaga tau yah, kemaren author tuh kesel banget tauk gara-gara ngeliat ketek hyung…

Author : *keluar dari backstage* MANA MAHKLUK YANG BERNAMA LEE TAEMIN?! KENAPA NAMA SAYA DISEBUT-SEBUT?! INGAT SKRIP KALIAN WOY! GAK SAYA GAJI NANTI!*author digampar*

RETAKE!

Taemin: Ih, Onew hyung gak tau yah, dia nih lagi stres tauk hyung….. *noel-noel bahu Onew sama Jjong dengan gaya misterius*

Jjong : hah? Stress kenape??

Taemin: ih, hyung ketinggalan berita banget sih, nonton inpotemen dong!

Onew : yang serius Taemmmm!!!*nyiapin takkbamnya*

Taemin: EEE iya iya ampun hyung!*ngehindar* jadi gini loh hyung, hyung tau gak, si Jiyeon anak yang lebih mirip tukang palak Pasar Senen dari pada murid itu?

Onew : Eh? Itu anak? Tau lah! Itu tuh ye, udah ribuan masuk kantor BK tapi teteup bandel tau! Kerjaannya malakin orang emang!

Jjong : trus, apa hubungannya sama Minho? Masa gara-gara dia malakin Minho, si Minho jadi stress kayak gitu sih? *ngelirik Minho yang lagi megangin pipi sambil bengong sendiri*

Taemin: hah.. kalo kenapanya sih tanya sendiri dah hyung!!!

Minho : *noleh dengan gaya slow motion* karena dia sudah memalak hatikuuuu…… *bergaya Cherrybelle*

Onew : HAH? CHOI MINHO?? SUKA?? SAMA?? JIYEON?? Bukannya kriteriamu itu yang…

Jjong : satu! Rambut panjang,

Taemin: dua! Feminim,

Onew : tiga! Ikut organisasi sekolah. Nah… jiyeon ini Hooo… rambut panjang sih panjang. Tapi di uwel-uwel gitu, dan dia ikut organisasi preman Ho! Bukan sekolah!! Feminim? Enggakkk banget geto loooo….

Minho : Kau kok ngenyek dia banget sih hyung? Dia itu yah, udah manis, cakep, pinter, wahhh.. bahagiaaaa banget kalo aku bisa milikin dia!!! *meluk tiang*

Taemin: iya hyung, dia emang pinter NYONTEK!!

Jjong : gaawat.. seorang Choi Minho getoh, dibutakan hanya karena seorang JIYEON! Busuttt~~

3. Cinta itu… Harus siap-siap cemburu!!!!

Minho : Eh, Jjong, tumben banget si Onew hyung ke ruang musik? Biasanya kan dia semedi di perpus?

Jjong : Hih, elu belon tau yah, diakan mau ngaapelin ceweknya!

Minho : HAAA?? SERIUS LOO?? ONEW HYUNG PUNYA CEWEK?? *kamera zoom in* Bukannya nanti ceweknya jadi iri sama ayam karena Onew lebih sayang sama ayam dari pada sama dia???

Pletakk dziiengg

Jjong : Woohohoho, jangan menghina kau Ho, dia gitu-gitu pejantan tangguh! #PLAKKK

Key : Weeehhh ada apa nih rame-rame di sini? Ada gosip baru yah??? Hihh… cucok banget deh!! Eike juga ada berita hottthhh!!! *gaya Dorce* (author ditimpuk reader)

Minho : Pliss deh yahh booo….. jangan sok banciii…. *ikutan gaya banci* *ditimpuk Jjong*

Jjong : Lah elunya juga jadi banci Ho!!

Minho : Eh.. iya… hehe.. khilap khilap… maap sihh.. udah khilap lohh!!! *malah ngajak betel*

Key : Haish, anak kini kita jeburin ke got yok??

Jjong : Haiyah.. pusing aku liat kalian. Eh, ikut aku buntutin Onew hyung yok? Ntar kita poto trus sebar di blog Sungmin hyung!!

Pletakkk

Dziienggg

Duakkkk

Key : Bego kau! Reputasi SHINee gimana woy??? REPUTASI KITA WOYYY??? BISA-BISA MVP PADA MENGHILANG SEMUA WOYY!!!

Minho : MVP kan fanbasenya Onew hyung, kok kau yang tensi sih Key?

Key : hehehe… maap khilap….

Author : *nongol lagi* WOY!!! SKRIP KALIAN DISINI JADI ANAK SMA WOY!!!

Minho : Eh, lama-lama authornya ngotak yak??? Heh author!! Lu ngebacot banget sih!! Gue cipok, hamil lu!!!

Key : BAHASAMU HO!! GUNAKAN BAHASA YANG SOPAN DAN SANTUN!! *lo kira ini pelajaran budi pekerti ape*

Sutradara : Udah WOY!!! RETAKE!!!

Jjong : Jadi gimana woy?? Pada mau ikutan gak woy??

Minho : Gimana yah woy, masalahnya aku belom beli pulsa woy….

Key : APA HUBUNGANNYA IKUTAN BUNTUTIN ONEW AMA BELI PULSA WOY???

Minho : Ya ada-ada aja woy.. kan suka-suka gua woyy….

Jjong : HEH!! WAY WOY WAY WOY!! Jadi kaga nih!! *mulai ngamuk*

Key : Iya jadi-jadi…. lets goo!!!

Akhirnya mereka bertiga berjalan berjingkat-jingkat bagai maling yang takut ketahuan. Emang mereka mau kemana? Ya ke ruang musik lah!! *author digorok*

Jjong : Tuhh.. itu tuh ceweknya Onew hyung. Cakep yah??*sembunyi di balik pintu*

Key : Woahh.. lumayan juga. Tapi bagiku cakepan Amber teteup….

Minho : Hahh.. cakepan juga Jiyeon…

=Beberapa hari kemudian=

Taemin: Hoy! *manggil JongKeyHo yang lagi lewat*

Jjong : Eh, ada apa Taem?

Taemin: Gak pa-pe, Cuma mau nanyak. Onew hyung akhir-akhir ini kayaknya berbunga bungaaaa gituh. Kenapa yah??

Minho : Ohh.. itu..

Key : Ya iya dong berbunga-bunga. Orang tiap pulang sekolah dia mojok sama ceweknya di ruang musik hempppp…..

Jjong : Jangan keras-keras woy ngomongnya! Onew tuh ketua OSIS, dia ketahuan pacaran bisa dipecat jadi manusia sama Pembina OSISnya!!

Key : *ngelepasin bekepan Jjong* kau pikir ini SMP yang gak bole pacaran? Gak ada kali yeee larangan buat SMA pacaran….

Jjong : Eh, iya deng. Itu mah kalo SMP yah. Aku pabo yah?? *baru nyadar* *author disop sama blingers*

Minho : Dari dulu kaleee…

Taemin: eh.. itu tuh Onew hyung!!! HYUNG!! *manggil Onew*

Onew : *jalan mendekat* wae? *masang muka mesem*

Key : Kau kenapa hyung, kan kemaren kau berbunga-bunga, kenapa sekarang cemberut gitu hyung? Emangnya ada yang ngerebut jatah ayammu yah hyung??

Pletakk

Onew : Bukan itu Key!!

Minho : Terus apaan hyung? Kita udah penasaran banget nih! Hyung gak pernah cerita tentang cewek hyung yang itu!!

Onew : *kaget* hah?! Cewek?!

Key : Iya, hyung udah gak usah pura-pura deh, kemaren aku, Jjong sama Minho udah liat hyung sama tuh cewek mojok di ruang musik. Iya kan?!

Onew : Hehehe…

Taemin: WOAH!! Jadi hyung bener-bener punya cewek? Astaga, aku tak menyangka.. kupikir hyung gak suka sama yeoja…

Pletakkk

Onew : Kau pikir aku ini apa Taeminnie?? *pasang tampag serem tapi gak serem sama sekali.

Taemin: Yah, hyung. Pissss hyung, janji deh gak bakal ngeledek hyung lagiii…

Jjong : Namanya sapa hyung?? *deketin Onew dengan mata berbinar*

Onew : Han Seungyeon. Kenape?? Cakep kan??

Jjong : Oh. *masang muka datar minta di tabok*

Onew : tapi begimana ini??? Tadi aku liat cewekku jalan sama Seungho…. hiks…

JongKey2Min : MWOYA??

Onew : Aku cemburuuu…. hueee…..(backsound : kau hancurkan aku dengan sikaaaap muuu.. tak sadarkah kau telah menyakitikuu.. lelah hati ini meyakinnnkanmuu.. cinta ini… membunuhkuuu..#plakk)

Jjong : Ah, hyung, sabar yah hyung.. terkadang pikiran cewek itu cepat berubah…

Onew : HUAAAAAAAAAAAAA ELU JANGAN BIKIN GUA TAMBAH NANGIS DONG!!!!!

Taemin: Hyung nangis apa ngapain sih?? Mata hyung tuh mau melek mau mejem sama aja tuh..

Onew : HUAAAAAAAAA~

4. Cinta itu… kadang negbosenin!!!

Taemin: Hueeeee hyung!!! *ngerengek sambil duduk di kursi kelas*

Onew : wae?? Wae??

Taemin: Hyung tau Suzy kan?? Cewekku ituuuuuu…..

Onew : Oh, cewek yang imut tapi sama aku itu judes amit-amit?? Tau… *masang muka polos*

Key : Haloooo Taemin! Loh, kau kenapa?? *bingung liat Taemin yang tepar di atas meja*

Taemin: Huaaa….. eotthoke??

Key : Otoka otoke otoka ottoke. Koe ki ngomong opo toh? #PLAKK

Onew : Hush! Key! Kesian loh Key! Neneknya opname!! *ngarang bebas MODE ON*

Key : AHH JINCHAYO?? Gimana keadaan nenekmu sekarang Taem??

Taemin: HUAAAA NENEKKU GAK MASUK RUMAH SAKIT…*NANGIS SAMBIL TEREAK*

Key : *masang death glare* Onew…..

Onew : PISSSS……

Taemin: Hiks… kalian memang gak peduli sama perasaanku!!! PERASAANKU!!! Kalo kalian jadi aku pasti ngerasaan gimana rasanya CINTA ITU HAMBAR!! HUAAAAA~~~~

Doenggg…

(o.o) (o.o)

Key : Cinta itu hambar?? *bingung sendiri*

Onew : *masang tampang serius*

Beberapa saat kemudian…

Onew dan Key : HUAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKAKA~~~

Taemin: AISH HYUNG KENAPA KALIAN MALAH KETAWA?????

Key : Kau itu memang pabo Lee Taemin, jelas aja cinta itu hambar, TELPON GAK PERNAH, SMS GAK PERNAH, MAUNYA APAAAAAA???? *korban iklan*

Onew : Hushh!!!! Key!! Taemin itukan gak punya pulsa!!

Pletakkk

Taemin: INI BUKAN MASALAH PUNYA PULSA ATO ENGGAK HYUNG!!! *frustasi karena hyungnya nyeleneh semua* Masalahnya… aku… gak berani mau ngajak dia jalan hyung T^T

Onew : Hah?? *pasang tampang cengo*

Key : mwoya? Huahahahahahaha….. dasar kau Taeminnie! Penakut!! Huuu….

Taemin: Ishhhh hyung ni!!! Bukannye bantuin awak lah ketawe ajeee!!! *malah berubah jadi logat Malaysia#plakkk*

Key : Kau itu juga yah Taem, kamu tuh terlalu takut! Ajak dia jalan kek, ngobrol bareng kek, berduaan di kantin kek, pasti hubungan rumah tangga kalian makin harmonis!!

Taemin : Aku masih SMA hyungggg BELOM NIKAH!!! *nunjuk-nunjuk diri sendiri* IYA HYUNG AKU JUGA TAUK, TAPI MASALAHNYA AKU GA BERANI!!!

Onew : O-ow, kau mengalami masalah yang sangat berat, Taem…

Key : Gini yah Taem, kau itu bosen kalo pacaran Cuma gitu-gitu doang. Pulang bareng, ngobrol, udah. BERARTI KAMU YANG HARUSNYA BERANI NGAJAK KENCAN!!!

Taemin: Tapi aku takut hyung!!!

Onew : Ih, kau ini cewek apa cowok sih? Yang gentle dong!!

Taemin: *cemberut*

Key : Pokoknya yah Taem, ga mau tau kamu harus ngajak Suzy jalan! Titik!

Taemin: Itu tanda seru hyung bukan titik.

Key : ZzzzzZZZZZzzzz

Onew : Kurebut semua jatah banana milk mu kalo nanti sore aku ga denger kabar kalo kau udah ngajak Suzy jalan!

Taemin: Hyuungg… aishh!! Hyuuuuunggg ah!

Key : *bersiul gajelas*

Taemin: Fine! *weehhh bisa B. Ing juga dia#plak* Aku bakal ngajak Suzy jalan nanti!!

Onew : Oookkeh. Kita tunggu kabar baiknya. Dadaaahh!!!

5. Cinta itu… BUTUH PERJUANGAN!! Tapi memang tak harus memiliki.. T^T

Key : Kenape lu Jjong? Ngeliatin Eun Soo mulu. Dia itu jatahnya Donghae hyung tauk! *mukul bahu jjong*

Jjong : Ape sih Key? Iya iya elu ga usah bilang gue juga udah tauk kok!

Minho : *tiba-tiba nongol* lu naksir dia yah?? *MAKJLEBB*

Jjong : Lu ga usah ngomong blak-blakan dong. Ntar gue ga punya muka di depan Donghae hyung. *tampang melas*

Key : ckckckck… kau ini benar-benar. Kenapa harus suka sama wanita yang telah dimiliki?? *bahasanyaaaaa.. beuhhhh mantap!*

Minho : *langsung nyanyi* Kusuka diriiinya.. mungkin aku sayangg.. namun apakah mungkin… kau menjadi milikku….

Jjong : Haish lu ga usah nyanyi dah Ho! Kuping gua soak lama-lama!! Lagunya gua banget lagi!!!

Minho : kayak suara lu bagus aje *EMANG BAGUS TAUK#plakk*

Key : Terus, mau lo gimana Jjong? Lu mau ngerebut Eun Soo dari Donghae hyung?

Jjonng : mana mungkin gua tega woy! Lu tau kan gimana deketnya kita ama Donghae hyung dan kroni-kroninya itu #plakk

Minho : trus, mau lu gimana?

Jjong : Tau dah. Kita liat ajaa kedepannya,

Singkat cerita, Jjong itu mulai sih deketin Eun Soo, meski Donghae ngerasa agak gimanaaaaa gituh. Jjong sebenernya ga mau, tapi gimana dong, dia kan ga bisa membendung perasaannya ituh *eaaa* Sementara Eun soo? Yaa.. dia fine-fine aja kok. Di deketin 2 cowok ganteng kan sesuatu banget gituh #plakk

Donghae : Jjong! Gue mau ngomong! *nyamperin Jjong yang lagi makan sendirian di kantin*

Jjong : Ye? *bingung*

Donghae : *narik kursi trus duduk* lu suka sama Eun Soo yah??

Jjong *langsung keselek* uhukk…. uhukk..

Donghae : gue bener???

Jjong : Mianhae hyung. Tapi aku gak akan merebutnya dari hyung kok…

Donghae : mwo??

Jjong : Mungkin cukup kalo dia hanya tau perasaanku hyung, aku tau dia sukanya Cuma sama hyung…

Donghae : baguslah kau nyadar juga.. *pede abis dia*

Jjong : *nyengir* jangan bikin gue kretek-kretek dong hyung…

Donghae : Hehehe.. mianhae. Jadi? Kapan kau ingin ‘membeoitahukan’ perasaanmu padanya itu?

Jjong : kalo bisa hari ini juga hyung…

Donghe : WHUATTT??

=beberapa saat kemudiannn=

Jjong : Eun Soo!

EunSoo : Ne? *tampang muka polos*

Jjong : Ehm.. gue mau ngomong sesuatu…

EunSoo : ngomong apaan? Ngomong aja kalee… *dasar muka badak#plakk*

Jjong : guee…. guee… errr.. gueee…

EunSoo : lu mau ngomon g apa??? Gua gue gua gue mulu… *pasang muka cengo*

Jjong : Gueee… suka sama lo. Taa.. Tapii..

EunSoo : maap Jjong… tapi gue lebih milih abang ikan daripada elu. Maap yeee… *astaga, kayak ga ada dosa bener ngomongnya*

Jjong : Iyeee….*backsound : aku relaa… wooooo aku relaa… bila aku hanya menjadii.. selir hatimu untuk selamanyaaa wooo aku rela.. ku relaa…* *balik ke kelas dengan tampang sedih*

Key : *menyambut kedatangan Jjong yang kayak sayur asem* Wooyyyy Dino!! Lu kenapee pasang muka kusut kayak belom di setrika gitu??

Onew : Gimana mau di setrika Key? Orang mukanya ga rata gituh, di tambah dua loboang gede di mukanya, ja gak bisa di setrika lah!! *sangtae kumat*

Key : dasar hyung gila!

Taemin: Lohh.. Jjong hyung kok??? Kayak orang kebelet sih mukanya??

Jjong : haisshhh kalian berisik!!

Key : Jangan-jangan….

Taemin: Jangan-jangan apa hyung??

Onew : elu nembak Eun Soo?? Bodoh lu Jjong!! Jelaslah dia lebih milih Donghae, cakepan dia daripada elu!! *author dibakar*

Jjong : BERISIK!! *galak*

Taemin: ckckck… makanya jangan suka ngelirik cewek hyung…

Key : apa hubungannya Taem??

Taemin: Oh, ga adaa hubungannya yah?? Hee.. *ngelawak dia*

Jjong : Iya gue juga tau kalo dia bakal nolak gue. Tapikan lebih puas kalo dia tau perasaan gue…

Onew : *nepuk-nepuk bau jjong* yang sabar yahh… anak sabar lobang hidungnya lebar….

Pletakk bakk bukkk dziienggg

Jjong : MENGHINA!!!!!! *ngamuk sama Onew*

Onew : Hehehe.. kenyataan kan??

Key : Hyung, sudahlah, jangan tindas dia, dia kan lagi patah aatee hyung!!*peluk Jjong* *JongKey moment*

Jjong : ahhhh gomawo Key kau memang couple kuu.. hiks… aku pinjem bahumu yaa…*mau nangis*

Key : apaan pinjem-pinjem?? Beli sono di toko!!!!#plakk

Jjong : Kok kau kejam ssih Key?? T^T

Taemin: cinta itu tak harus memiliki kan hyung…*tumben bijak ini anak*

Jjong : elu bener Taem.. gue lebih suka liat bahagia.. meski gue gak bahagia… hiks…

Key : sabar yahh.. fighting!! *lu kira dia mau loba apee*

Jjong : Iyee… bling bling Ojjong fighting!! *kumat narsis nya*

Onew : Wew.. itukan anak MOS kemaren.. *pandangan mata nemplok ke gerombolan anak cewe bohai*

*JongKeyTaem ikut noleh*

Taemin: weww….

Key : Lebih bohai Amber *mencibir* #plakkk

Jjong : Ceweekk….

Onew : ga tobat-toba ya lu Jjong.. lagi patah hati masih sempet-sempetnya godain cewek!!!!

Jjong : daripada nangis-nangis karena patah hati?? Lebih baik mencari mangsa baru.. rawrrr… *beranjak mendekati korban* #plakkk

KeyTaem : Nyesel fdah kita menghibur elu!! Ama cewek cantik baru dah kehibur!! Ckckck….

END

Oke…. siapa yang mau muntah?? Sudah saya siapkan tempat di pojok kiri anda masing-masing… #plakkk. Error ye?? Ya iya lahh… se-error authornya gehhh… Jelek banget?? Iyah!! Huaaa.. Mianhaeee~~~ *bow bow bow* dan gomawo sudah menyempatkan diri membaca FF ancur ini….

Kalo mau protes kenapa ini FF jadi jelek begini… anda bisa tumpahkan lewat komen.. T^T mau kritik, saran.. atau uneg-uneg kalian yang gak puas sama ini FF… silahkan!!! XDD

credit by : whiteee3