[FF] Your Love Is Too High – PART 4

 

 

Title : Your Love Is Too High

Author : ReeneReenePott

Maincast : Choi Minho, Lee Son Hee(reader: dasar author narsis!! Author : *tutupkuping* aku ingin beginiii aku ingin begituuu.. aku ingin ini itu banyak sekaliiii~~)

Supportercast : Lee Taemin, Kim Kibum/Key, Kang Minchan (a.k.a Mahita), Kim Sung Ran (a.k.a Charismagirl), Lee Donghae, Lee Gikwang, Cho Kyuhyun, Kim Jonghyun, Yong Junhyung, Goo Hara, Jo Kwangmin, Jo Youngmin, Hwang Tiffany, Choi Sooyoung

Genre : Romance, Comedy, Fluff, School Life

Length : Sequel

Rating : Teen

A/N : Part 4… lumayan panjang hoho XD Warning yah, ini hampir kayak HHJJF(Happy Happy Joy Joy Fiction) So, gak ada konflik yang menjurus, apalagi sampe bikin reader sebel sama karakternya atau adegan yang mellow ampun-ampunan hoho XD Cuma dibuat berdasarkan mood author yang lagi kacau #plakkk

 

Author POV

“Ya! Son Hee! Jangan melamun terus!” seorang yeoja dengan pakaian persis seperti dirinya berseru dari balik meja kasir. Son Hee yang tengah memegang lap dan semprotan (?) langsung tersentak.

“Eh? Mianhae..” jawabnya lalu membungkuk dan meneruskan kembali pekerjaannya.

“Kau masih SMA, kan?” tanya yeoja itu. Son Hee hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela kaca yang besar itu.

“Nde, waeyo eonni?” tanya Son Hee balik.

“Aniyo, terkadang aku hanya rindu masa-masa sekolah,” ujar yeoja itu, yang bernama Tiffany sambil bertopang dagu. “Aku sudah kuliah, namun tetap saja rasanya berbeda dengan sekolah,”

“Tentu saja eonni, oh ya, namjachingu eonni mana? Bukankah jam segini ia suka datang dan memesan sesuatu?” tanya Son Hee. Ya, Tiffany sudah mempunyai namja chingu bernama Ryeowook.

“Ah, Wookie? Sepertinya ia memiliki sedikit urusan dengan dosennya jadi kemungkinan agak telat,” balasnya dengan nada merenung. “Son Hee, kau sudah punya namja chingu?”

“Ah, aniyo, aku tidak punya,” jawab Son Hee tenang. Tiffany membulatkan matanya tak percaya.

“Jinchayo? Bukankah anak sekarang sukanya pacaran?”

“Hahaha, aniyo eonni, bukan begitu. Hanya saja, di sekolah belum ada yang…”

“Menarik perhatianmu?” tanya Tiffany sambil mengangkat sebelah alisnya. Son Hee menggeleng.

“Aku sudah mempunyai namja yang aku suka eonni,” tukas Son Hee riang. “Tapi, aku merasa sulit untuk meraihnya. Dia namja populer di sekolah,”

“Ah, namja populer. Pastilah jadi idola, iya kan?”

“Namanya Choi Minho,” gumam Son Hee. Kedua mata Tiffany membulat.

“Mwoya? Choi Minho? Adiknya Choi Sooyoung?” Son Hee hanya mengangguk polos menanggapi ucapan Tiffany.

“Aku menyukainya sejak MOS. Dan aku tidak tahu kalau ia lumayan dekat degan oppaku,” cerita Son Hee singkat, “Seingatku ia orang yang ramah, baik kepada semua orang dan tidak sombong. Benar-benar tipe impian yeoja deh!”

“Ya, Sooyoung memang memiliki adik yang sangat manis,” Tiffany menimpali, “Dia bahkan populer di kalangan mahasiswa,”

“Mwoo?”

“Nde, mahasiswa jurusan komputer, Kwon Yuri jelas-jelas mengincarnya. Hah, aku tak tahu seleranya benar-benar berondong seperti itu,” Son Hee terbahak.

“Aigoo jinchayo? Sekarang memang jamannya couple dongsaeng-noona sih,” gumam Son Hee dan kembali melanjutkan tugasnya mengelap kaca. Dalam hatinya terbesit rasa khawatir, secantik apa sih Yuri sunbae itu?

__

“Aigoo, Kyuhyun oppa, kau benar-benar gila memberiku soal sebanyak ini,” keluh Son Hee saat seratus lima puluh soal esai matematika tersaji tepat di hadapannya, siap untuk disantap.

“Kau benar-benar manja. Olimpiade ini berlangsung tidak lama lagi tahu, jadi kau memang harus dilatih ekstra-keras,” jelas Kyuhyun tanpa perasaan. Ia mulai bejalan mondar-mandir di depan kelas bak sonsaengnim.

“Hish, arasseo,”

“Ohya, target menngerjakan seluruh soal ini adalah… 60 menit saja. Di mulai dari… sekarang!”

“Argh oppa!” erang Son Hee frustasi sambil menyambar penanya.

__

“MWO?” seru Son Hee kaget. Ditangannya sudah ada sepucuk surat undangan berwarna putih dengan garis biru muda. Ia kembali mendongak cepat, menatap ke seorang yeoja berambut panjang dengan wajah secantik boneka.

“Ne, aku ingin kau datang,” ujar Hara tegas sambil menatap mata Son Hee lurus-lurus.

“Nan?” ujar Son He sekali lagi sambil menunjuk dirinya sendiri. Hara mengangguk yakin. “Aku pikir kau salah orang, sunbae,”

“Ani, aku sama sekali tidak salah,” balasnya.

“Ini pesta ulang tahun Choi Minho? Astaga, ia seperti yeoja saja pakai undangan segala,” gumam Son Hee. Hara yang mendengarnya langsung terbahak.

“Masalahnya, di pesta ulangtahunnya nanti ia harus memutuskan untuk memiliki yeojachingu. Karena itu, ahjumma ingi megundang sebanyak-banyaknya yeoja,”

“Konsepnya… mwo? Pesta topeng?” gumam Son Hee lagi saat meneliti cover undangan itu. Hara kembali mengangguk.

“Nde, pesta topeng. Minho harus mencari yeojanya di pesta topeng. Unik ya? Itu ideku dan Junhyung oppa. Kemarin Minho langsung memprotes karena terkesan seperti cerita Cinderella. Tapi menurutku itu sama sekali tidak. Ya kan?”

“Geundae sunbae, sunbae tidak mengundang yeoja yang lain?” tanya Son Hee bingung. Ia menggeleng.

“Ani. Yeoja yang membuatku tertarik hanya kau. Mereka terkadang membuatku kesal dengan gaya mereka,” balas Hara cuek.

“Aku punya chingu yang tidak terlalu lebay kok..”

“Tapi mereka sudah punya namjachingu, kan?” potong Hara yakin. Son Hee memngangguk.“Itulah masalahnya. Harus yeoja single,”

“Astaga, ini seperti acara pencarian jodoh deh,” ungkap Son Hee takut-takut. Hara hanya tersenyum.

“Geurom, halmoeninya ingin agar ia cepat menikah dan memberikan cucu,” perkataan Hara membuat Son Hee tersedak liurnya sendiri.

“Mwoya? Halmoeninya? Menikah? Punya cucu?”

“Aish, itu tidak penting. Yang pasti, kau akan datang ke pesta itu, kan?” pinta Hara memelas. Son Hee mengigit bibirnya.

“Masalahnya sunbae, ini pertama kalinya aku ikut pesta-pesta seperti ini. Pesta topeng pula,” gumam Son Hee lemah. Hara mengibaskan tangannya.

“Ah, soal itu mah gampang. Yang pasti, kau akan ikut, kan?” akhirnya Son Hee mengangguk juga. “Gomawo!”

“Ne, aku akan mencoba deh,”

“Hey, aku dengar kau akan mengikuti olimpiade matematika ya? Hwaiting!” seru Hara sambil mengepalkan tangannya. Son Hee hanya bisa tersenyum menanggapinya.

“Ne, 3 minggu lagi. Gomawo sunbae,”

Son Hee POV

3 weeks later

Di sinilah aku sekarang. Di sebuah ruangan yang ada di Seoul International University,dengan berlembar-lembar soal matematika. Dengan mengerjakan soal-soal ini, aku tengah membawa nama sekolahku sebagai satu-satunya siswa yang mengikuti olimpiade matematika kelas X tingkat nasional (emang ada?#plakk)

Aku kembali mendongak menatap pengawas yang memasang tampang seram dengan datar. Menunggu aba-aba mulai darinya. Kurasa aku sudah mengerjakan soal macam ini ratusan kali dengan Kyuhyun sunbae—dia terus merecokiku dengan soal seperti itu—jadi kurasa soal-soal ini tidak akan terlalu sulit bagiku.

“Baiklah, kalian bisa mulai mengerjakan soal-soal ini,” ujar pengawas tenang.

__

“HIYAAAAHHH akhirnya selesai juga!!” pekikku girang setelah kurang lebih satu setengah jam berkutat dengan matematika tadi. Aku sudah ngibrit ke bawah, ke taman yang ada di pinggir lapangan basket outdoor.

Kutemukan sosok Kyuhyun oppa yang tengah berjalan sambil berbincang dengan sonsaengnim. Aku melambaikan tanganku ke arahnya. Ia menoleh lalu melangkah mendekatiku.

“Ottheyo? Kau bisa mengerjakannya tidak?” tanya Kyuhyun oppa. Aku mengacungkan kedua jempolku.

“Aku sudah berlatih berkali-kali dengan oppa, jadi aku lancar saja mengerjakannya,” jawabku sambil mengecek ponselku. Wah! Chinguku semuanya mengirimiku pesan!

From : Kim Sung-Ran~

Son Hee-yah, hwaiting!

From : Kang Minchan~

Kerjakan dengan baik, ne? Fighting!

From : Donghae oppa~

Saenggg~~ selamat berjuang! Doa oppa menyertaimu!!

From : Gikwang oppa~

Saeng, kerjakan dengan benar, ne?! Kau membawa nama sekolah, arra!!

From : xxxxxxxxx

Son Hee-ssi, hwaiting! Semoga sukses!

Aku merenyitkan kening. Nuguni? Ah, mungkin Taemin sunbae atau Key sunbae atau Hara sunbae. Minho sunbae? Yah, meskipun aku berharap tapi aku tak berani mengira. Aku membalas pesan-pesan mereka satu-persatu, kerajinan kah? Hehehe.

“Mereka mengirimu pesan?” tanya Kyuhyun oppa yang ada di hadapanku. Aku hanya mengangguk.

“Nde,” jawabku sambil memasukkan ponsel kembali ke dalam saku, “Kita kembali, oppa?”

“Ani, kita menunggu yang ikut olimpiade IPS dan beberapa yang ikut Fisika. Tunggulah sebentar lagi,” jawabnya sambil mengecek jam. “Kau lapar? Ingin makan?” aku menggeleng.

“Ani. Oppa saja kalau mau. Aku sudah sarapan di rumah,” tolakku sambil tersenyum.

Author POV

“Minchan-ah!” panggil Sung Ran tiba-tiba. Minchan yang sedang makan siang bersama Key di kelas mereka hanya bisa menoleh bingung.

“Wae?” jawabnya cuek.

“Ani, kurasa ada sesuatu yang janggal deh,” ujarnya pada Minchan yang duduk di seberang. Minchan mengangkat alisnya sambil menyuapkan telur gulung ke mulut Key.

“Janggal apanya?”

“Triple date!” seru Sung Ran semangat. Minchan menghentikan aktifitasnya, demikian pula Key.

“Ah iya! Kita lupa! Kita belum menentukan tanggal dan jamnya, kan?” ujar Key ikut-ikutan. Sung Ran hanya mengangguk polos. “Mana Taemin-mu?”

“Ah, dia sedang ada urusan,” kilah Sung Ran. Key mengangkat sebelah alisnya.

“Hati-hati, Sulli mengincarnya,” ujarnya hati-hati. Sung Ran Cuma nyengir.

“Soal itu aku juga tahu,” balasnya. “Aku percaya padanya, lagipula perhatiannya padaku sama sekali tak berkurang kok,”

“Ya, Taemin pernah bilang padaku seperti itu,” ujar Key pada akhirnya. “Jagi, kau mau ikut jadi pasanganku tidak?” tiba-tiba Key beralih berkata pada Minchan.

“Mwoya? Pasangan apa?” tanya Minchan kaget. Key hanya tersenyum simpul.

“Di pesta ulang tahun Minho, akan ada pesta topeng. Kau mau ikut kan? Jadi pasanganku?” pinta Key. Sung Ran mendengus melihat kemesraan itu. Tentu saja, ia sekarang Cuma sendirian dan hanya di temani dengan pensil dan buku kimia. Bagaimana tidak panas?

“Haish, kalian berhentilah membuatku panas, arasseo?!” seru Sung Ran ketika kedua mahkluk itu mulai saling menggelayut manja.

“Tentu saja aku mau, gomawo oppa!” balas Minchan senang. Key mengacak rambutnya. Sung Ran mendengus karena dia dikacangin.

“Hish, kacang seribu won lima bungkus deh,” desahnya lemah.

“Sung Ran-ahhh~~!” seru seorang namja dari balik pintu kelas. Sung Ran mendongak, dan mendapati Taemin tengah tersenyum kepadanya. “Apa kabar?”

Sung Ran hanya terdiam sambil menatap Taemin. Taemin yang bingung karena Sung Ran tak kunjung menjawab sapaannya hanya menggaruk-garuk kepalanya bingung. “Jadi kau menyapa yeojachingu-mu dengan ‘Apa kabar’? Neo neomu jincha!”

“Ah, mianhae Sung Ran-ahhh.. jangan marah dong jagiiii~~” Taemin menggelembungkan pipinya. Sung Ran hampir saja melupakan bahwa ia sedang kesal dengan namja satu itu ketika ia hendak menjerit ketika melihat namjachingunya yang memang Prince of Aegyo.

“Ya! Kau merayuku lagi!” Sung Ran menjaga gengsinya setinggi langit dengan menatap Taemin tajam walahpun hatinya meleleh melihat tingkah Taemin seperti itu.

“Geurom, wajahmu lucu kalau di rayu, hehehe..”

“YA!!! Lee Taemin!!”

“Sekarang kalian yang merasa dunia milik berdua,” gumam Key kesal. Minchan hanya cekikian melihat Key. “Ya! Lee Taemin! Kita harus membicarakan triple date yang sebelumnya kita lupakan begitu saja!”

“Oh iya! Triple date! Kenapa aku bisa lupa?” gumam Taemin bingung. “Memangnya kita mau kemana?”

“Ku usulkan ke tepi sungai Han saja, sepi dan romantis… hehehe…” timpal Sung Ran tiba-tiba. Minchan mengangguk setuju.

“Daripada Lotte World? Di sana ramai sekali,”

“Arasseo, kita bisa ke Sungai Han. Kapan?” kata Key pada akhirnya setelah berpikir cukup lama. Minchan mengembangkan senyumnya, sementara Key hanya mengacak rambutnya sayang. Sementara Taemin hanya melirik yeoja chingunya yang seakan tak peduli dengan pembicaraan itu.

“Ya.. Kang Sung Ran…” Taemin menyenggol bahu yeojanya itu. Sung Ran tetap membuang muka. “Ashh, kau benar-benar tidak asik… masa begitu saja marah sih jagi aegi yeobokuuu~~”

Blush

“YAA!!! KAU JANGAN MEMBUATKU MALU LEE TAEMIN!!” Sung Ran memukul bahu Taemin dengan wajah yang semerah kepiting rebus. Taemin tergelak melihat tingkah yeoja chingunya.

“Iyyaah, jagi, kau mau jadi pasanganku ke pesta ulang tahun Minho tidak?” tanya Taemin to the point setelah meredakan tawanya. Sung Ran membulatkan matanya.

“Mwo? Pesta ulang tahun Minho?” Sung Ran berpikir sejenak, sepertinya tadi Key sudah sedikit menyinggung tentang pesta itu.

“Ne,”

“Pesta topeng itu kah?” tanyanya.

“Kau tahu?”

“Ne, tadi dua manusia itu terus bercengkrama tentang pesta itu,” ujar Sung Ran sambil menunjuk Key dan Minchan yang sudah tak mengindahkan siapapun lagi. Serasa dunia milik berdua yey..

“Kau mau jadi pasanganku?” tanya Taemin sambil menatap mata Sung Ran dalam. Sung Ran tersenyum dan mengangguk.

“Geurae,”

“AAAAA GOMAWO YEOBOOO~~”

“YAAA KANG MINCHAN KITA MAU TRIPLE DATENYA KAPAN?” seru Sung Ran menghindar dari pelukan Taemin yang mungkin bisa mengundang gosip tak sedap diantara mereka (author ngaco._.V)

“Kita urus masalah itu sesudah pesta ulang tahun Minho, oke?” ujar Key. Minchan mengerutkan keningnya.

“Mwoya?” gumamnya kaget. “Tidak akan bisa oppa, Minho pasti sudah punya yeojachingu,”

“Bagaimana bisa?” tanya Key bingung. Minchan memutarkan kedua bola matanya kesal.

“Kan oppa yang cerita kalau pesta itu untuk mencarikan Minho sunbae seorang jodoh?” Minchan sedikit berjengit ketika ia mengucapkan sebaris kalimat itu. “Sementara tujuan kita mengadakan triple date ini kan untuk mendekatkan Son Hee dan Minho…”

“Oh iya ya..” Key menepuk jidat mulusnya. “Bagaimana kalau besok? Jam… sekitar jam 4 sore?”

Son Hee POV

Aku mendengus saat menunggu di halte bus. Mereka benar-benar… argh! Aku pikir rencana mereka untuk mengajakku triple date itu hanya bohongan. Ternyata beneran! Dan aku harus ikut karena tidak sengaja menyetujuinya. Haish! Kenapa dunia makin sulit sih?

Brumm…

Aku merenyitkan kening ketika sebuah motor berhenti di hadapanku. Si pengendara membuka helmnya, dan ternyata itu Minho sunbae! Omo!

“Cepat naik,” katanya singkat. Aku hanya mengangguk singkat dan menuruti perintahnya. Kalian merasa aneh kenapa aku menurutinya? Aku saja bingung apalagi kalian! (woy, orang authornya juga bingung kok)

Kami berdua akhirnya berboncengan*ehem* sampai ke tempat tujuan, yang gak lain gak bukan adalah Sungai Han. Aku heran pada Minchan dan Sung Ran, kenapa mereka memilih tempat ini ya? Apakah karena mereka bosan dengan keramaian? Atau ingin berduaan dengan lebih syahdu? Aaku turun dari boncengan, dan 2 pasangan sudah muncul di hadapanku sambil nyengir lebar.

“Kita mau ngapain sih?” tanyaku bingung. Sung Ran memutar kedua bola matanya kesal.

“Triple date lah, Lee Son Hee. Kau ini bolot atau bagaimana?” tukasnya enteng. Aku melongo. Triple date? Di tempat sesepi ini? Triple date versi baru atau apa nih? Oke, tidak sepi sih, cuma ada beberapa orang atau pasangan yang sedang menyelesaikan atau baru memulai piknik di sore ini.

“Kau yakin? Kupikir bila di Lotte World akan lebih seru untuk triple date,” gumamku.

“Tapi di sini lebih romantis, Son Hee-yah..” Minchan mendesah. Aku membulatkan bibirku.

“Tapi kalian kan bisa pergi double date saja? Kenapa aku harus di ajak?” balasku lagi. Sung Ran tampak salah tingkah, sementara Minchan memasang ekspresi aku-tidak-dengar-apa-yang-kau-katakan.

“Sudahlah, kkaja!” Key sunbae meraih tangan Minchan dan mengajaknya pergi. Demikian pula dengan Taemin dan Sung Ran.

Aku melirik menatap Minho sunbae, yang juga sama melirikku.

__

“Ah.. es krim…” gumamku saat sebuah gerobak tertangkap oleh indra penglihatanku. Minho sunbae yang sedang berjalan di sampingu ikut menoleh.

“Kau mau es krim?” tanyanya. aku berpikir sejenak lalu mengangguk. “Baiklah. Tunggu di sini ya,”

Aku menggigit bibirku. Astaga, tingkahku tadi sangat memalukan! Padahal aku kan bisa beli sendiri… heish!

Gusrakk…

Gusrakk..

Duak…

Aku menoleh cepat ke belakang. Kurasa aku barusan mendengar suara-suara aneh, tapi aku bingung suara apa itu.

“Yaiks! Oppa! Jangan dorong-dorong punggungku!” lho? Itu kan suara Sung Ran? Aku merenyitkan kening dan mengedarkan pandangan. Tak ada yang bisa di jadikan tempat persembunyian, kurasa. Selain semak belukar yang luar biasa besarnya itu. Apa? Semak belukar?

“Kalian?!” pekikku kaget saat empat orang manusia duduk berjongkok di belakang semak ini. “Apa yang kalain lakukan? Bukannya kencan, ini kan keinginan kalian!”

“Hehehe… kan kami penasaran dengan apa yang akan terjadi padamu dan Minho sunbae…” Sung Ran menggaruk-garuk kepalanya yang.. kurasa sama sekali tidak gatal. Aku mengerutkan kening dan menatapnya sedikit kesal.

“Tidak ada apa-apa diantara kami. Kami berdua hanya akan menunggu kalian selesai kencan, arra?! Sekarang bubar! Kencan sana!” aku mencak-mencak tak jelas. Benar-benar kekanakan(?)

“Son Hee-ssi, ada apa?” suara Minho sunbae mengagetkanku yang masih memperhatikan kedua pasangan yang melangkah menjauh dengan malas itu. Aku menoleh, lalu tersenyum tipis.

“Aniyo,” ia menyodorkan cone yang berisi 2 scoop eskrim vanilla.

“Igeo, katanya kau ingin es krim, kan? Bagaimana kalau kita makannya di batang tumbang itu?” usulnya sambil menunjuk ke sebuah batang pohon yang sangat besar di tepi sungai.

“Geurae,”

Author POV

“Sunbae, gomawo sudah menemaniku hari ini,” ujar Son Hee tulus saat ia sudah diturunkan di depan rumahnya. Minho tersenyum tipis.

“Ne, cheonma,”

“Oh ya… pesta ulang tahun sunbae…”

“Pesta norak itu? Haish, jangan bahas itu. Aku kesal dengan Hara dan Junhyung hyung karena mereka merencanakannya tanpa meminta persetujuan dariku,” potong Minho sedikit kesal. Son Hee langsung mengunci mulutnya. “Ah, kau masuklah, ini sudah sore. Jaljayo..”

“Ne, jalja…”

__

“Ya! Saengi-ya!” Donghae menghempaskan tubuhnya di samping tubuh adiknya yang berbaring di atas ranjang.

“Ne?”

“Tadi kau kemana?” tanya Donghae pelan. Son Hee mendesah.

“Triple date… bersama chinguku…” jawabnya lemah lalu menoleh menatap oppanya. “Waeyo?”

“Tak apa,” Donghae terdiam beberapa saat. “Lalu… kau…. berpasangan dengan?”

“Minho sunbae,” jawabnya lagi. Donghae membulatkan matanya.

“Namja?!?!”

“Ya iyalah oppa, masa aku mau nge-date sama yeoja? Aku kan bukan lesbi, oppa,” Son Hee tertawa kecil. Donghae mengerucutkan bibirnya.

“Lebih tampan siapa? Aku atau dia?” tanya Donghae manja. Son Hee menaikkan sebelah alisnya.

“Bagiku? Eum…. Minho sunbae,”

“YAAA! Kenapa bisa dia lebih tampan dariku? Aku ini oppa paling tampan sedunia, kau tahu?!” Donghae mencubit kedua pipi Son Hee.

“Adaw… oppa! Arra, arra, oppa yang paling tampan deh!” Son Hee akhirnya mengalah. Donghae tersenyum senang.

“Kau menyukainya?” tanyanya lagi. Senyum Son Hee menghilang seketika, lalu berdeham kecil.

“Ne, kurasa begitu,”

“Hiyaaaa!! Mana sih yang bernama Minho itu? Kenapa dia membuat adikku berpaling padanya hah?!?!” Donghae merutuk kesal. Son Hee terbahak melihat tingkah oppanya.

“Oppa ada-ada saja deh. Oppa juga sudah punya Sicca eonni, kan?” Son Hee mengadu bahunya dengan bahu oppanya.

“Hish! Kau ini! Tapi awas kalau dia membuatmu menangis, arra?! Kubejek-bejek(?) dia!!” Donghae mengepalkan tangannya, mungkin sedikit… dendam?

“Ya! Oppa! Aku belum jadian dengannya, tahu!”

“Iyakah? Ah.. syukurlah…”

“Dasar oppa aneh!”

“Apa kau bilang?!?!” Donghae membulatkan matanya, sementara Son Hee terkikik geli.

__

Seorang yeoja yang berumur sekitar awal dua puluh-an, melangkah memasuki gerbang sekolah yang sepi itu. B’Goss International High Shcool, yeoja itu tersenyum samar begitu membaca tulisan besar yang tertulis di gedung mewah di hadapannya. Ya, gerbang dan suasana sekolah nampak sepi karena jam pulang masih sebentar lagi.

Ia melangkah pelan, menelusuri setiap koridornya. Mengundang tatapan terpesona dari setiap haksaeng namja yang tak sengaja memandangnya dari balik jendela kelas. Namun yeoja itu seakan tak peduli, terus menelusuri koridor hingga sampailah ia di kantin sekolah. Yeoja itu anak kuliahan, tentu saja. Nampak seumuran dengan putri pemilik sekolah itu, Choi Sooyoung. Dan nama yeoja itu adalah Kwon Yuri.

Ia memastikan datang ke sekolah itu untuk mendapatkan namja incarannya. Yah, ini sih baru permulaan. Bila nasib baik datang padanya, keinginannyaa pasti akan terwujud.

Kriiinggg

Kriingg

Baru saja ia selesai menyeruput jus jeruknya sampai habis, bel sekolah berdering. Ia bangkit dan berjalan ke depan koridor kelas XII. Banyak haaksaeng yang sudah keluar kelas. Sebagian besar namja menatap terpesona padanya. Namun ia hanya fokus mencari satu namja. Maatanya menemukan sosok namja itu yang baru saja melangkah keluar kelas. Ia mengembangkan senyumnya, dan melambaikan tangan.

“Minho-ah!!”

Minho menoleh ketika mendengar namanya dipanggil. Seulas senyum juga terlukis di bibirnya. Ia melangkah cepat ke arah yeoja itu. “Annyeong Yuri noona,”

“Minho-ah, aku disuruh noonamu untuk menjemputmu dan membawamu ke rumah. Kkaja!”

“Ndee??” Minho membelakakkan kedua matanya. “Untuk apa noona? Aku bisa pulang sendiri,” lanjutnya.

“Kau lupa hari ini hari apa, heuh?” Yuri menjitak kepalanya.

“Auch! Appoyo, noona,” keluk Minho. Ia berpikir sejenak, lalu mendengus pelan. “Arrayo! Tapi aku kan pasti pulang, noona,”

“Sooyoung sudah takut kalau kau tidak akan pulang. Pestamu sudah direncanakan dengan matang, dan ia bisa marah besar kalau kau tidak ada,” ujar Yuri. Minho mendengus kesal. Tangannya langsung tiarik oleh Yuri, mau-tak mau ia ikut berlari, mengikuti Yuri ke mobilnya.

Seorang yeoja berkucir satu baru saja menginjakkan kakinya di tengah lapangan sambil menyelempangkan tasnya. Pandangannya tak lepas dari yeoja dewasa yang menggandeng tangan Minho itu. Ia mengerang.

“Ah, itu mungkin yang bernama Yuri. Benar-benar cocok untuknya, YAAA apa yang kau pikirkan Lee Son Hee??” tiba-tiba ponsel di sakunya berdering. Dengan cepat ia mengangkatnya, “Yoboseyo?”

“…”

“Ah, ne, uisa (:dokter), jadi siang ini kawat gigiku sudah bisa dilepas?”

__

“Kau mau membunuhku, Kim Sung Ran?!” seru Son Hee membulatkan matanya. Sebuah ponsel menempel di telinganya. Ia sudah ada di rumahnya, baru saja ia mengganti seragam sekolahnya dan tiduran di ranjang. “Aku kurang yakin benar-benar pergi ke pesta itu atau tidak,”

“Astaga, Lee Son Hee, Hara sunbae secara eksklusif mengundangmu, bagaimana bisa kau tidak datang?! Aku akan datang ke rumahmu nanti sekitar jam 3. Kau harus mandi, keramas, dan pakailah pakaian santaimu dulu. Aku dan Minchan akan mendandanimu,” jelas Sung Ran panjang lebar dari telepon.

“Bagaimana dengan kalian?” tanya Son Hee sambil mengerutkan keningnya. “Pasti Key dan Taemin sunbae mengundang kalian, kan?”

“Ah, kami mah gampang. Sekarang, cepat mandi dan keramas, yang bersih, arra?!” klik.

“Errgghhh…” erang Son Hee malas. Ia menyambar handuknya, menoleh ke lemari bajunya sebentar, mengambil sepotong levis pedek dan kaus putih, dan melesat menuju ke kamar mandinya.

Sekitar setengah jam kemudian—dia sengaja berlama-lama saat mandi—ia baru keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang masih ia keringkan dengan handuk. Matanya melirik jam. Baru jam 2 lewat. Ia mendengus, menyambar buku novel fantasynya, lalu duduk di atas ranjang. Itulah caranya mengahbiskan waktu, benar kan?

Baru saja ia mau memasuki 3 bab terakhir, bel rumah berbunyi nyaring. Berpikir bahwa oppanya, Gikwang yang membukakan pintu, ia hanya mendongak sekilas dan melaanjutkan aktifitasnya. Benar saja, suara canda 2 yeoja yang familier di telinganya terdengar makin keras.

Cklek…

“Son Hee-yah, ah ternyata kau sudah mandi. Good job!” Minchan mengeluarkan jempolnya. Yang membuat Son Hee takjub adalah, tas besar yang mereka bawa.

“Apa… yang kalian bawa itu?” tanya Son Hee polos. Minchan dan Sung ran saling pandang, lalu menatap Son Hee sambil tersenyum.

“Gaunmu, gaun kami, dan sepatu. Oh ya, kami juga membawa make up. Aku dan Minchan sudah make up duluan, tinggal me’mermak’mu,” ujar Sung Ran. Son Hee membulatkan matanya.

“Mwoya??”

“Sekarang, duduk di sini!”

“Hey!! Jangan anarkis dong!!” seru Son Hee ketika kedua temannya itu sudah memenjarakan dirinya di depan meja rias.

“Well, Lee Son Hee, akhirnya kau menyingkirkan behelmu yang mengganggu pemandangan itu,” gumam Minchan saat ia mengambil hair dryer dari dalam tasnya, dan disambut kekehan dari Son Hee.

Beberapa jam kemudian…

“Tada!!! Selesai deh!!” pekik Minchan dan Sung Ran girang. Mereka nampak puas dengan hasil karya mereka, benar-benar sempurna.

“Sekarang, khusus untukmu, aku menyediakan sepatu dengan heel cuma 5 cm. Kalau tinggi-tinggi, bisa rugi,” ujar Minchan nyablak sambil meraih sepasang sepatu berwarna putih gading dari dalam tas. “Apalagi kalau yang memakai seorang Lee Son Hee… pulang-pulang bisa sudah mendarat di tong sampah karena heelnya copot semua!” lanjutnya.

Son Hee memonyongkan bibirnya yang hanya dipolesi lip gloss pink. Kenapa? Dia membenci lipgloss yang berbau dan apalagi berasa seperti rasa strawberry! Tubuhnya sudah dibalut simple short dress warna krem yang bagian bawahnya mengembang dengan ikat pinggang putih. Rambutnya dikelabang hingga setengah kepala (??) dan diberi jepit kupu-kupi putih. Make up simple untuk mencerahkan wajahnya. Dan heel sudah terpasang di kedua kakinya. Sederhana, tapi ia nampak cantik.

“Tampangmu aneh, Son Hee-yah,” Minchan bergumam kepada Son Hee yang sedari tadi memonyongkan bibirnya.

“Lip glossnya bau…”*ternyata dia menuruni sifat author hokakaka* namun perhatiannya tersita oleh penampilan kedua chingunya. Sung Ran, memakai mini dress off-shoulder berwarna violet muda, dengan rambut yang digelung antik namun tetap menyisakan anak rambutnya tergerai dan jepit berbentuk pita dengan warna senada di sisipkan ke gelungan rambutnya itu. Riasan wajahnya minimalis, benar-benar keren. Kali ini heel yang ia gunakan setinggi 7 cm, menakjubkan menurut Son Hee. Sementara Minchan menggunakan dress tanpa lengan berwarna sky blue. Rambut panjangnya di kelabang ke samping, dan heel setinggi milik Sung Ran. Make upnya yang bernuansa biru dengan sedikit glitter membuatnya tampak berbeda dari biasanya.

“Siap semuanya?” tanya Minchan kepada Son Hee yang masih melongo menatap kedua chingunya.

“Kalian.. yeoppo…” gumamnya. Sung Ran langsung terbahak.

“Kau juga. Ini topengnya. Kalau di pesta topeng, harusnya kau tidak boleh dikenali siapapun,”

“Arra…”

Cklek…

“Wohoo.. ladies, ada apa kalian berdandan se’heboh’ ini?” tiba-tiba Gikwang muncul dari balik pintu kamar Son Hee. Son Hee hanya nyengir.

“Kami diundang ke pesta ulang tahun Minho sunbae…” Gikwang nampak terkejut dengan penuturan Son Hee.

“Aku tidak dia ajak? Ah, ya, dia sudah bercerita. Hanya yeoja single yang boleh ikut,” sindir Gikwang dengan tampang jahilnya. Kedua alis Son Hee terangkat, menandakan ia tak setuju dengan gagasan itu.

“Aku boleh ikut kan, oppa?” tanya Son Hee. Gikwang hanya mengangguk menyeteujui.

“Tentu saja, mengapa tidak?”

“Wait…. sepertinya aku mendengar ada yang menyebut ‘pesta’ dan ‘Minho’,” Donghae tiba-tiba keluar dari tempat persebunyiannya. “Oh my…”

“Kenapa hyung? Son Hee cantik banget ya hyung?” Gikwang terkikik geli. Donghae menatap saenginya takjub.

“Ya! Kau tidak boleh keluar rumah!!” pekiknya dan menyeret Son Hee masuk kembali ke dalam kamar.

“OPPA!!! AKU HARUS PERGI!” jerit Son Hee bingung. “Ish, oppa, aku diundang loh oppa, kan tidak sopan kalau mengabaikan undangannya begitu saja…”

Donghae menghentikan langkahnya dan menatap Son Hee kesal. “Ya sudah deh. Ingat, kalau kau bertemu namja bilang ke oppa, ne?!”

“Ne, arrayo!”

TBC

GYAAAAA Ottheyo?? Rada aneh kah kencannya? Bukan kencan kan itu? *ini orang ngomong apa sih* #plakkk Next udah kelar. Yeeahh.. #plakk Gamsahayoo yang udah baca.. dimohon komen, kritik dan sarannyaa ^^

 

credit by : whiteee13

Leave a comment